{"title":"Penataan Kawasan Sungai Winongo Berbasis Partisipasi Masyarakat di Pakuncen Yogyakarta","authors":"Wahidatul Rizqi Firianti","doi":"10.14421/jpm.2019.031-10","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"All major cities have slums located on the river. During this time the arrangement of slums was directly carried out by the government. But the results were often rejected because it isn't under the conditions of the community. This condition was pushed new concepts of the planning residential on the river are based on participation. The fact also made me discuss the process and implication of the arrangement residential Winongo River in Pakuncen Yogyakarta based on participation. This research is using a phenomenology approach. The data collected through the interview and observation process. The process of the arrangement River area is six steps, namely assessment, planning, lobbying, implication, monitoring, and evaluation. This study was founded that the arrangement River based on participation is implicated positively. The implication is seeking the change on environmental, attitude, and awareness of societies to kept habitation more than beautiful. In the other aspect, this activity was a growth cooperation spirit and the people of increase economic. However, the arrangement of the Winongo river area was still found by some adolescent making the location of the riverbank an unproductive gathering place. This event is considered able to disturb society because it is not following social norms. This condition needs counseling for the adolescent who are in puberty.Hampir semua kota besar mempunyai permukiman kumuh yang berada di kawasan bantaran sungai. Selama ini penataan kawasan kumuh langsung dilakukan oleh pemerintah tapi hasilnya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kondisi semacam ini mendorong konsep baru dalam penataan kawasan sungai dengan berbasis partisipasi masyarakat. Fakta ini mendorong peneliti untuk mendiskusikan proses dan implikasi penataan kawasan Sungai Winongo di Pakuncen Yogyakarta berbasis partisipasi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi. Proses penataan kawasan ini melalui enam tahap, yakni assassment (identifikasi masalah), perencanaan, lobbying, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Studi ini menemukan bahwa progam penataan kawasan sungai berbasis partisipasi mayarakat berimplikasi positif. Implikasi penataan tersebut terlihat dalam perubahan kondisi fisik (lingkungan), perubahan perilaku masyarakat, dan kesadaran masyarakat untuk menjaga permukiman yang lebih asri. Pada aspek lain, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat gotong royong dan peningkatan ekonomi masyarakat. Namun demikian, penataan kawasan sungai Winongo masih ditemukan sebagian remaja menjadikan lokasi bantaran sebagai ajang berkumpul yang tidak produktif. Ajang ini dianggap dapat meresahkan masyarakat karena tidak sesuai dengan normal sosial. Kondisi ini perlu ada pendampingan khusus kepada remaja yang berada pada masa pubertas.","PeriodicalId":34838,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/jpm.2019.031-10","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
All major cities have slums located on the river. During this time the arrangement of slums was directly carried out by the government. But the results were often rejected because it isn't under the conditions of the community. This condition was pushed new concepts of the planning residential on the river are based on participation. The fact also made me discuss the process and implication of the arrangement residential Winongo River in Pakuncen Yogyakarta based on participation. This research is using a phenomenology approach. The data collected through the interview and observation process. The process of the arrangement River area is six steps, namely assessment, planning, lobbying, implication, monitoring, and evaluation. This study was founded that the arrangement River based on participation is implicated positively. The implication is seeking the change on environmental, attitude, and awareness of societies to kept habitation more than beautiful. In the other aspect, this activity was a growth cooperation spirit and the people of increase economic. However, the arrangement of the Winongo river area was still found by some adolescent making the location of the riverbank an unproductive gathering place. This event is considered able to disturb society because it is not following social norms. This condition needs counseling for the adolescent who are in puberty.Hampir semua kota besar mempunyai permukiman kumuh yang berada di kawasan bantaran sungai. Selama ini penataan kawasan kumuh langsung dilakukan oleh pemerintah tapi hasilnya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kondisi semacam ini mendorong konsep baru dalam penataan kawasan sungai dengan berbasis partisipasi masyarakat. Fakta ini mendorong peneliti untuk mendiskusikan proses dan implikasi penataan kawasan Sungai Winongo di Pakuncen Yogyakarta berbasis partisipasi masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi. Proses penataan kawasan ini melalui enam tahap, yakni assassment (identifikasi masalah), perencanaan, lobbying, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Studi ini menemukan bahwa progam penataan kawasan sungai berbasis partisipasi mayarakat berimplikasi positif. Implikasi penataan tersebut terlihat dalam perubahan kondisi fisik (lingkungan), perubahan perilaku masyarakat, dan kesadaran masyarakat untuk menjaga permukiman yang lebih asri. Pada aspek lain, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat gotong royong dan peningkatan ekonomi masyarakat. Namun demikian, penataan kawasan sungai Winongo masih ditemukan sebagian remaja menjadikan lokasi bantaran sebagai ajang berkumpul yang tidak produktif. Ajang ini dianggap dapat meresahkan masyarakat karena tidak sesuai dengan normal sosial. Kondisi ini perlu ada pendampingan khusus kepada remaja yang berada pada masa pubertas.
所有主要城市都有位于河边的贫民窟。在此期间,贫民窟的安排是由政府直接执行的。但结果往往被拒绝,因为它不是在社区的条件下。这种情况推动了新概念的规划居住在河边是基于参与。这一事实也让我讨论了在日惹pakunen以参与为基础的住宅Winongo River安排的过程和含义。本研究采用现象学方法。通过访谈和观察过程收集的数据。规划过程分为评估、规划、游说、暗示、监测、评价6个阶段。本研究发现,以参与为基础的安排河具有积极意义。其含义是寻求环境,态度和社会意识的变化,以保持居住而不仅仅是美丽。另一方面,这次活动是一次成长合作精神和增进人民经济的活动。然而,一些青少年仍然发现威农戈河地区的安排使河岸的位置成为一个非生产性的聚集地。这一事件被认为能够扰乱社会,因为它不符合社会规范。这种情况需要对处于青春期的青少年进行咨询。汉彼尔·斯马尼亚·戈塔·孟斐尼·帕穆基曼·库姆·杨·贝拉达·卡瓦桑·班塔兰·孙盖伊。Selama ini penataan kawasan kumuh langsung dilakukan oleh pemerintah tapi hasilnya dataian kebutuhan masyarakat。康迪西semacam - i门多罗,康迪西,巴鲁,巴鲁,巴鲁,川山,sungai, dengan,在此基础上,帕西,masyarakat。Fakta ini mendoong peneliti untuk mendiskusikan proprodan implikasi penataan kawasan Sungai Winongo di pakununen日惹根据partisipasi masyarakat。Penelitian ini menggunakan pendekatan现象学。数据分析与分析。散文:penataan kawasan ini melalui enam tahap, yakni暗杀(identifikasi masalah), perencanan,游说,pelaksanaan,监测,和评估。研究menemukan bahwa计划的penataan和kawasan sungai基于partisipasi mayarakat berimplikasi阳性。翻译为:翻译为“翻译”,翻译为“翻译”,翻译为“翻译”,翻译为“翻译”。帕达说:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Namun demikian, penataan kawasan sungai Winongo masih ditemukan sebagian remaja menjadikan lokasi bantaran sebagai ajang berkumpul yang tidak产品。Ajang ini dianggap dapat meresahkan masyarakat karena tidak sesuai dengan正常社会。Kondisi ini perlu ada pendampingan和khusus kepada remaja yang berada papada masa青春期。