{"title":"Filsafat Ilmu dan Problem Metodologi Pendidikan Islam","authors":"Kholili Hasib","doi":"10.21111/AT-TADIB.V9I2.318","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini adalah model \npengajaran Filsafat Ilmu yang masih belum tampak berwarna Islam. Hal \nini bisa dipahami dari fenomena minimnya buku-buku teks Filsafat Ilmu \ndengan menggunakan perspektif pandangan hidup Islam. Di samping itu, \npendekatan pendidikan yang digunakan oleh mayoritas lembaga \npendidikan di Indonesia masih menggunakan pendekatan orientalis, yaitu \nhistoris antropologis. Dalam pendekatan tersebut ditekankan pada \npemahaman keagamaan berdasarkan sudut pandang sosial keagamaan \nyang bersifat multidisipliner. \nDalam perspektif Islam, studi keilmuan akan lebih baik apabila \ndipahami dengan merujuk pada sumber utamanya yaitu al-Qur’an dan al- \nHadits. Sebab, kedua sumber tersebut merupakan sumber utama suatu \nkonsep ilmu pengetahuan. Hal itu dapat dianalisa dari berbagai bentuk \nderivasi kata ‘ilm yang diulang sebanyak 750 kali dalam berbagai konteks. \nPada dasarnya, ilmu pengetahuan sangat terkait dengan akidah. \nSebab, hakekat ilmu bukanlah sekedar ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, \npenguasaan ilmu seharusnya berdampak secara langsung perilaku atau \nakhlak seseorang tersebut. Atas dasar inilah Imam al-Ghazali membagi \nilmu ke dalam dua klasifikasi utama yaitu ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu \nkifayah. Sebagai umat Islam yang memperhatikan hakekat ilmu pengetahuan \nmelalui dunia pendidikan tentu pemahaman tentang klasifikasi tersebut \ntidak dapat diabaikan. \nUntuk itu, dalam konteks pendidikan sekarang, diperlukan segera \ndesain kurikulum pendidikan Islam yang berasaskan dinamisasi konsep \nfardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Dinamisasi demikianlah yang akan membentuk \nkarakter secara kuat terhadap pribadi anak didik.","PeriodicalId":55739,"journal":{"name":"AtTadib","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AtTadib","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21111/AT-TADIB.V9I2.318","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini adalah model
pengajaran Filsafat Ilmu yang masih belum tampak berwarna Islam. Hal
ini bisa dipahami dari fenomena minimnya buku-buku teks Filsafat Ilmu
dengan menggunakan perspektif pandangan hidup Islam. Di samping itu,
pendekatan pendidikan yang digunakan oleh mayoritas lembaga
pendidikan di Indonesia masih menggunakan pendekatan orientalis, yaitu
historis antropologis. Dalam pendekatan tersebut ditekankan pada
pemahaman keagamaan berdasarkan sudut pandang sosial keagamaan
yang bersifat multidisipliner.
Dalam perspektif Islam, studi keilmuan akan lebih baik apabila
dipahami dengan merujuk pada sumber utamanya yaitu al-Qur’an dan al-
Hadits. Sebab, kedua sumber tersebut merupakan sumber utama suatu
konsep ilmu pengetahuan. Hal itu dapat dianalisa dari berbagai bentuk
derivasi kata ‘ilm yang diulang sebanyak 750 kali dalam berbagai konteks.
Pada dasarnya, ilmu pengetahuan sangat terkait dengan akidah.
Sebab, hakekat ilmu bukanlah sekedar ilmu itu sendiri. Lebih dari itu,
penguasaan ilmu seharusnya berdampak secara langsung perilaku atau
akhlak seseorang tersebut. Atas dasar inilah Imam al-Ghazali membagi
ilmu ke dalam dua klasifikasi utama yaitu ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu
kifayah. Sebagai umat Islam yang memperhatikan hakekat ilmu pengetahuan
melalui dunia pendidikan tentu pemahaman tentang klasifikasi tersebut
tidak dapat diabaikan.
Untuk itu, dalam konteks pendidikan sekarang, diperlukan segera
desain kurikulum pendidikan Islam yang berasaskan dinamisasi konsep
fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Dinamisasi demikianlah yang akan membentuk
karakter secara kuat terhadap pribadi anak didik.
当今教育挑战之一是一种尚未呈现伊斯兰色彩的科学哲学教学模式。利用伊斯兰教的生活观点,这可以从哲学教科书中所缺乏的现象中了解。此外,大多数印尼教育机构所使用的教育方法仍然采用东方的方法,即人类历史学家的方法。这一方法强调的是基于多学科的社会宗教观点的宗教理解。从伊斯兰教的角度来看,最好通过查阅古兰经和圣训的主要来源来理解科学。因为这两个来源都是一个科学概念的主要来源。它可以从“ilm”一词的各种形式进行分析,这种形式在不同的背景下重复了750次。从本质上说,科学与阿基达有着密切的联系。因为科学不仅仅是科学本身。不仅如此,对科学的掌握应该直接影响一个人的行为或道德。正是在这个基础上,伊玛目·加扎利将科学分为法德胡·安(fardhu’ain)和法德胡·基法达(fardhu kifdad)两大分类。作为一名关注教育知识知识的穆斯林,理解分类是不可忽视的。因此,在当前教育背景下,迫切需要立即设计具有法德胡' ain ' ain ' s和法德胡kifdad理念的伊斯兰教育课程。这样的雾化将有力地塑造对个人学习者的性格。