Putu Oky Astawibawa, Josephine Aurora Budi, Dewi Febriani, Ni Putu Dyah Giana Paramitha, Ni Kadek Intan Dwityanti Devi, Ade Hary Wiweka, I. W. Batan
{"title":"Kajian Pustaka: Disfagia Krikofaringealis pada Anjing","authors":"Putu Oky Astawibawa, Josephine Aurora Budi, Dewi Febriani, Ni Putu Dyah Giana Paramitha, Ni Kadek Intan Dwityanti Devi, Ade Hary Wiweka, I. W. Batan","doi":"10.19087/imv.2022.11.3.450","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Disfagia krikofaringadalah gangguan menelan yang jarang terjadi. Gejala yang tampak adalah usaha menelan berulang, tersedak, muntah, regurgitasi, dan aspirasi. Penyebab dari gangguan ini masih belum diketahui, dan dianggap sebagai kelainan neuromuskuler bawaan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengangkut bolus faring yang didorong secara normal melalui sfingter esofagus bagian atas. Anjing yang terkena memiliki prehension makanan normal dan bagian bolus ke faring, tetapi tidak dapat mengendurkan otot esofagus bagian atas, terutama otot krikofaring.Akibatnya, makanan tetap berada di bagian ekor faring daripada masuk ke kerongkongandan mengakibatkan aspirasi atau regurgitasi trakea.Gangguan ini dibedakan menjadi cricopharyngeal achalasiaatau cricopharyngeal asynchrony. Diagnosis ditegakan berdasarkan riwayat klinis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan fluoroskopi. Tanda klinis utama yang di amati pada pemeriksaan klinis, yaitu anjing susah menelan. Penanganan dapat dilakukan dengan tindakan bedah miotomi krikofaringatau miektomi tunggal maupun dikombinasikan dengan miotomi tirofaringataumiektomiunilateral dan bilateral.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesia Medicus Veterinus","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19087/imv.2022.11.3.450","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Disfagia krikofaringadalah gangguan menelan yang jarang terjadi. Gejala yang tampak adalah usaha menelan berulang, tersedak, muntah, regurgitasi, dan aspirasi. Penyebab dari gangguan ini masih belum diketahui, dan dianggap sebagai kelainan neuromuskuler bawaan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengangkut bolus faring yang didorong secara normal melalui sfingter esofagus bagian atas. Anjing yang terkena memiliki prehension makanan normal dan bagian bolus ke faring, tetapi tidak dapat mengendurkan otot esofagus bagian atas, terutama otot krikofaring.Akibatnya, makanan tetap berada di bagian ekor faring daripada masuk ke kerongkongandan mengakibatkan aspirasi atau regurgitasi trakea.Gangguan ini dibedakan menjadi cricopharyngeal achalasiaatau cricopharyngeal asynchrony. Diagnosis ditegakan berdasarkan riwayat klinis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan fluoroskopi. Tanda klinis utama yang di amati pada pemeriksaan klinis, yaitu anjing susah menelan. Penanganan dapat dilakukan dengan tindakan bedah miotomi krikofaringatau miektomi tunggal maupun dikombinasikan dengan miotomi tirofaringataumiektomiunilateral dan bilateral.