{"title":"Formulasi Serum Ekstrak Buah Malaka (Phyllanthus emblica) Sebagai Anti Aging","authors":"R. Pratiwi, N. L. Arpiwi","doi":"10.24843/metamorfosa.2021.v08.i02.p12","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Serum merupakan produk cairan sedikit kental yang diaplikasikan pada kulit wajah. Penggunaan serum di kalangan wanita sudah banyak diminati bahkan menjadi salah satu perawatan rutin. Seiring berkembangnya zaman, kini banyak orang yang tidak bertanggungjawab dalam menjual produk serum. Kandungan serum diproduksi dengan bahan kimia yang tidak sesuai dosis atau pun menambahkan bahan aktif yang dapat memicu terjadinya masalah kulit. Beberapa masalah kulit yang timbul yaitu bintik-bintik hitam, garis-garis halus dan penuaan. Mengurangi dampak masalah kulit tersebut, maka dilakukan pembuatan serum berbasis “back to nature” yang mengutamakan bahan herbal sebagai salah satu alternatif formulasi serum yang aman. Salah satu bahan alternatif tersebut yaitu buah malaka (Phyllanthus emblica). Buah malaka dipercaya memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sehingga dapat memperlambat penuaan dan dijadikan bahan serum untuk anti aging. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan uji DPPH dan uji fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah malaka tergolong antioksidan kuat dengan nilai aktivitas antioksidan 143,557%, nilai IC50 sebesar 38,649 ppm, flavonoid sebesar 4,6123%, tanin sebesar 112,21%, vitamin C 27,0625%, aktivitas antioksidan serum F1 0,0008%, F2 0,0121% dan F3 0,0103%. Uji viskositas menunjukkan nilai 15.000 mPars, pH pada serum F1 yaitu 4,79; F2 5,00; F3 5,75. Uji homogenitas serum menunjukkan kehomogenan yang baik dan uji hedonik terhadap 3 sampel serum (F1, F2 dan F3) dengan 30 probandus. Hasil yang paling optimal yaitu serum F3 dengan konsentrasi 1,5 %. \n ","PeriodicalId":30806,"journal":{"name":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2021.v08.i02.p12","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
Serum merupakan produk cairan sedikit kental yang diaplikasikan pada kulit wajah. Penggunaan serum di kalangan wanita sudah banyak diminati bahkan menjadi salah satu perawatan rutin. Seiring berkembangnya zaman, kini banyak orang yang tidak bertanggungjawab dalam menjual produk serum. Kandungan serum diproduksi dengan bahan kimia yang tidak sesuai dosis atau pun menambahkan bahan aktif yang dapat memicu terjadinya masalah kulit. Beberapa masalah kulit yang timbul yaitu bintik-bintik hitam, garis-garis halus dan penuaan. Mengurangi dampak masalah kulit tersebut, maka dilakukan pembuatan serum berbasis “back to nature” yang mengutamakan bahan herbal sebagai salah satu alternatif formulasi serum yang aman. Salah satu bahan alternatif tersebut yaitu buah malaka (Phyllanthus emblica). Buah malaka dipercaya memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sehingga dapat memperlambat penuaan dan dijadikan bahan serum untuk anti aging. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan uji DPPH dan uji fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah malaka tergolong antioksidan kuat dengan nilai aktivitas antioksidan 143,557%, nilai IC50 sebesar 38,649 ppm, flavonoid sebesar 4,6123%, tanin sebesar 112,21%, vitamin C 27,0625%, aktivitas antioksidan serum F1 0,0008%, F2 0,0121% dan F3 0,0103%. Uji viskositas menunjukkan nilai 15.000 mPars, pH pada serum F1 yaitu 4,79; F2 5,00; F3 5,75. Uji homogenitas serum menunjukkan kehomogenan yang baik dan uji hedonik terhadap 3 sampel serum (F1, F2 dan F3) dengan 30 probandus. Hasil yang paling optimal yaitu serum F3 dengan konsentrasi 1,5 %.