FAKTOR RISIKO STUNTING DI DAERAH ENDEMIK GAKI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Josefa Rosselo, Istiti Kandarina, Suryati Kumorowulan
{"title":"FAKTOR RISIKO STUNTING DI DAERAH ENDEMIK GAKI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA","authors":"Josefa Rosselo, Istiti Kandarina, Suryati Kumorowulan","doi":"10.22435/MGMI.V10I2.598","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi  serius di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor risiko stunting antara lain tinggi badan ibu, penyakit infeksi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta faktor lain seperti konsumsi goitrogenik, kadar iodium garam, dan kadar iodium urin. Iodium merupakan mikronutrien penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Prevalensi stunting yang tinggi dan status iodium yang tidak diketahui menjadi perhatian penting untuk mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian adalah siswa sekolah dasar berusia 10-12 tahun  sebanyak 106 orang. Analisis hasil penelitian secara bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Rata-rata tinggi badan menurut umur (TB/U) anak stunting dan tidak stunting adalah 138,8 cm. Sedangkan rata-rata tinggi badan ibu adalah 148,3 cm yang artinya lebih tinggi dari cut off 145 cm sebagai standar seorang ibu dikatakan pendek/stunting. Analisis bivariat tinggi badan ibu (OR:3,69, CI:1,32-10,32) dan riwayat penyakit infeksi (OR:11.02, CI:2.38-50,90) merupakan faktor risiko stunting (p<0,05). BBLR bukan merupakan faktor risiko stunting. Hasil analisis multivariate menunjukkan tinggi badan ibu dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko yang dapat memprediksi kejadian stunting sebesar 15 persen, sedangkan 85 persen disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Kesimpulan. Peluang ditemukan anak stunting dari ibu yang pendek (<145 cm) dan riwayat penyakit infeksi (ISPA dan diare) saat balita lebih tinggi dibandingkan dari ibu yang memiliki tinggi badan normal (>145 cm) dan tanpa paparan penyakit ISPA dan diare saat balita di daerah endemik GAKI.","PeriodicalId":31976,"journal":{"name":"Media Gizi Mikro Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Mikro Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/MGMI.V10I2.598","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi  serius di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Faktor risiko stunting antara lain tinggi badan ibu, penyakit infeksi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta faktor lain seperti konsumsi goitrogenik, kadar iodium garam, dan kadar iodium urin. Iodium merupakan mikronutrien penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Prevalensi stunting yang tinggi dan status iodium yang tidak diketahui menjadi perhatian penting untuk mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko stunting di daerah endemik GAKI. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian adalah siswa sekolah dasar berusia 10-12 tahun  sebanyak 106 orang. Analisis hasil penelitian secara bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Rata-rata tinggi badan menurut umur (TB/U) anak stunting dan tidak stunting adalah 138,8 cm. Sedangkan rata-rata tinggi badan ibu adalah 148,3 cm yang artinya lebih tinggi dari cut off 145 cm sebagai standar seorang ibu dikatakan pendek/stunting. Analisis bivariat tinggi badan ibu (OR:3,69, CI:1,32-10,32) dan riwayat penyakit infeksi (OR:11.02, CI:2.38-50,90) merupakan faktor risiko stunting (p<0,05). BBLR bukan merupakan faktor risiko stunting. Hasil analisis multivariate menunjukkan tinggi badan ibu dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko yang dapat memprediksi kejadian stunting sebesar 15 persen, sedangkan 85 persen disebabkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Kesimpulan. Peluang ditemukan anak stunting dari ibu yang pendek (<145 cm) dan riwayat penyakit infeksi (ISPA dan diare) saat balita lebih tinggi dibandingkan dari ibu yang memiliki tinggi badan normal (>145 cm) dan tanpa paparan penyakit ISPA dan diare saat balita di daerah endemik GAKI.
没有新队长的ENDICAL区域的危险因素学生
背景震惊是世界上一些国家,特别是包括印度尼西亚在内的发展中国家的严重判断之一。发育迟缓的危险因素包括母体高体重、感染和低出生体重(BBLR)以及其他因素,如甲状腺肿的消耗、盐碘和尿碘。碘是正常生长发育的重要微量营养素。高发育迟缓患病率和未知的碘状况成为在非流行地区寻找发育迟缓危险因素的重要关注点。目标这项研究旨在确定非流行地区发育迟缓的危险因素。方法本研究是一项观察性分析研究,采用病例对照研究设计。研究样本是一所10-12岁的小学,共有106人。使用卡方进行双变量研究结果分析,使用逻辑回归进行多变量分析。后果发育迟缓和非发育迟缓儿童的平均年龄身高(TB/U)为138.8厘米,而母亲的平均身高为148.3厘米,这意味着高于母亲所说的矮小/发育迟缓标准的145厘米。母亲身体(OR:3.69,CI:1.32-10.32)和感染史(OR:11.02,CI:2.38-50.90)的高双变量分析是发育迟缓的危险因素(p145cm),在非流行地区没有ISPA疾病和腹泻。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信