Muhammad Evan Nurrahmawan, Giyanto, Abdjad Asih Nawangsih, Erina Sulistiani
{"title":"Asap Cair Sebagai Pemacu Pertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Pisang terhadap Ralstonia syzygii subsp. celebesensis","authors":"Muhammad Evan Nurrahmawan, Giyanto, Abdjad Asih Nawangsih, Erina Sulistiani","doi":"10.14692/jfi.17.5.183-194","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bibit pisang hasil kultur jaringan diketahui rentan terhadap cekaman pada awal pertumbuhan di lapangan. Pra-pengondisian bibit menggunakan agens priming dilaporkan meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman. Asap cair tempurung kelapa dilaporkan mampu memacu pertumbuhan dan menginduksi ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi pengaruh asap cair asal tempurung kelapa terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan pada plantlet pisang Cavendish pada fase induksi perakaran serta penekanan R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Tahapan penelitian mencakup uji fitotoksisitas asap cair, analisis pertumbuhan plantlet, analisis aktivitas enzim peroksidase dan polifenol oksidase, isolasi R. syzygii subsp. celebesensis, dan uji toksisitas asap cair terhadap R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan asap cair pada konsentrasi ≥ 1.5% bersifat fitotoksik dengan gejala meliputi klorosis, nekrosis, terbentuk lendir dan kematian plantlet. Perlakuan asap cair pada konsentrasi ≤ 1% tidak bersifat fitotoksik, bahkan peningkatan pertumbuhan plantlet optimum ditunjukkan pada perlakuan asap cair 0.1%. Perlakuan asap cair menyebabkan peningkatan aktivitas enzim ketahanan pada 2, 4 dan 6 hari setelah tanam (HST), tetapi menurun pada 30 HST. Selain itu, asap cair bersifat antibakteri melalui terbentuknya zona hambat dan menyebabkan penurunan nilai kerapatan sel R. syzygii subsp. celebesensis. Penelitian ini menunjukkan potensi teknik priming untuk pengendalian penyakit darah pisang terutama pada bibit pisang hasil kultur jaringan.","PeriodicalId":31619,"journal":{"name":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Fitopatologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14692/jfi.17.5.183-194","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Bibit pisang hasil kultur jaringan diketahui rentan terhadap cekaman pada awal pertumbuhan di lapangan. Pra-pengondisian bibit menggunakan agens priming dilaporkan meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman. Asap cair tempurung kelapa dilaporkan mampu memacu pertumbuhan dan menginduksi ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi pengaruh asap cair asal tempurung kelapa terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan pada plantlet pisang Cavendish pada fase induksi perakaran serta penekanan R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Tahapan penelitian mencakup uji fitotoksisitas asap cair, analisis pertumbuhan plantlet, analisis aktivitas enzim peroksidase dan polifenol oksidase, isolasi R. syzygii subsp. celebesensis, dan uji toksisitas asap cair terhadap R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan asap cair pada konsentrasi ≥ 1.5% bersifat fitotoksik dengan gejala meliputi klorosis, nekrosis, terbentuk lendir dan kematian plantlet. Perlakuan asap cair pada konsentrasi ≤ 1% tidak bersifat fitotoksik, bahkan peningkatan pertumbuhan plantlet optimum ditunjukkan pada perlakuan asap cair 0.1%. Perlakuan asap cair menyebabkan peningkatan aktivitas enzim ketahanan pada 2, 4 dan 6 hari setelah tanam (HST), tetapi menurun pada 30 HST. Selain itu, asap cair bersifat antibakteri melalui terbentuknya zona hambat dan menyebabkan penurunan nilai kerapatan sel R. syzygii subsp. celebesensis. Penelitian ini menunjukkan potensi teknik priming untuk pengendalian penyakit darah pisang terutama pada bibit pisang hasil kultur jaringan.