Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Rinitis Unilateral Kronis yang Menyebabkan Polisitemia Sekunder pada Kucing Lokal

Palagan Senopati Sewoyo, S. Widyastuti, I. M. P. Erawan
{"title":"Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Rinitis Unilateral Kronis yang Menyebabkan Polisitemia Sekunder pada Kucing Lokal","authors":"Palagan Senopati Sewoyo, S. Widyastuti, I. M. P. Erawan","doi":"10.19087/imv.2022.11.6.898","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyakit saluran respirasi bagian atas sering terjadi pada kucing. Salah satunya adalah rinitis, yaitu peradangan pada membran mukosa rongga hidung. Pemeriksaan dilakukan terhadap seekor hewan peliharaan di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Hewan yang diperiksa merupakan kucing lokal jantan yang sudah dikebiri berumur tiga tahun dengan bobot badan 3,1 kg, dengan keluhan adanya leleran hidung unilateral di sebelah kiri serta frekuensi bersin yang tinggi. Pemeriksaan klinis menunjukkan kucing mengalami bradikardia, bradipnea, dan halitosis. Dari hasil pemeriksaan hematologi rutin dapat disimpulkan kucing mengalami polisitemia. Pemeriksaan radiografi dengan rontgen menunjukkan saluran respirasi bagian bawah kucing tidak mengalami peradangan. Hewan kasus didiagnosis mengalami rinitis unilateral kronis dan dilakukan penanganan dengan pemberian antibiotik sefadroksil monohidrat (22 mg/kg BB; q24 jam; per oral/PO), obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) piroksikam (0,3 mg/kg BB; q24 jam; PO), difenhidramin hidroklorida (0,1 mg/kg BB; q8 jam; intramuskuler), bromheksin hidroklorida (1 mg/kg BB; q24 jam; PO), serta suplementasi pakan khusus pemulihan (Royal Canin Recovery®). Halitosis ditangani dengan melakukan pembersihan area oral menggunakan klorheksidin 0,2%. Tingkat keparahan halitosis mampu diminimalisir, namun belum mampu menghilangkan sepenuhnya. Sedangkan pengobatan rinitis dinyatakan berhasil, kucing tidak mengalami bersin dan tidak ada leleran yang keluar dari hidung setelah 10 hari pengobatan.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesia Medicus Veterinus","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19087/imv.2022.11.6.898","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penyakit saluran respirasi bagian atas sering terjadi pada kucing. Salah satunya adalah rinitis, yaitu peradangan pada membran mukosa rongga hidung. Pemeriksaan dilakukan terhadap seekor hewan peliharaan di Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Hewan yang diperiksa merupakan kucing lokal jantan yang sudah dikebiri berumur tiga tahun dengan bobot badan 3,1 kg, dengan keluhan adanya leleran hidung unilateral di sebelah kiri serta frekuensi bersin yang tinggi. Pemeriksaan klinis menunjukkan kucing mengalami bradikardia, bradipnea, dan halitosis. Dari hasil pemeriksaan hematologi rutin dapat disimpulkan kucing mengalami polisitemia. Pemeriksaan radiografi dengan rontgen menunjukkan saluran respirasi bagian bawah kucing tidak mengalami peradangan. Hewan kasus didiagnosis mengalami rinitis unilateral kronis dan dilakukan penanganan dengan pemberian antibiotik sefadroksil monohidrat (22 mg/kg BB; q24 jam; per oral/PO), obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) piroksikam (0,3 mg/kg BB; q24 jam; PO), difenhidramin hidroklorida (0,1 mg/kg BB; q8 jam; intramuskuler), bromheksin hidroklorida (1 mg/kg BB; q24 jam; PO), serta suplementasi pakan khusus pemulihan (Royal Canin Recovery®). Halitosis ditangani dengan melakukan pembersihan area oral menggunakan klorheksidin 0,2%. Tingkat keparahan halitosis mampu diminimalisir, namun belum mampu menghilangkan sepenuhnya. Sedangkan pengobatan rinitis dinyatakan berhasil, kucing tidak mengalami bersin dan tidak ada leleran yang keluar dari hidung setelah 10 hari pengobatan.
病例报告:慢性单侧淋巴瘤治疗成功,导致局部猫科动物获得二次复利
上呼吸道疾病经常发生在猫身上。一种是鼻炎,它是鼻腔粘膜的生长。乌达亚纳大学动物医学院兽医疾病科学实验室对一只动物进行检查。被检查的动物是一只三岁大的当地公猫,体重3.1公斤,抱怨左侧有单侧鼻腔喷雾,打喷嚏频率高。临床研究表明,猫有心动过缓、呼吸急促和口臭。根据常规血液学检查的结果,可以发现猫患有红细胞增多症。rontgen的射线照相显示,猫底部的呼吸道没有经过任何养殖。这些动物被诊断为慢性单侧鼻炎,并用抗生素一水头孢羟基(22 mg/kg BB;q24小时;每次口服/PO)、非甾体抗炎药(NSAIDs)吡洛昔康(0.3 mg/kg BB;q 24小时;PO)、盐酸二苯海拉明(0.1 mg/kg BB,)以及补充皇家犬康复®). 通过使用0.2%的氯己定清洁口腔区域来处理口臭。口臭水平可以降到最低,但不能完全消除。据报道,鼻炎的治疗是成功的,但猫在治疗10天后没有小便,鼻子也没有渗漏。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
39
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信