{"title":"KETEDASAN TERJEMAHAN AYAT-AYAT IMPERATIF BERNUANSA BUDAYA","authors":"M. Z. A. Farisi","doi":"10.18860/EL.V19I2.3934","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in it. To bring clarity to the translation of the nuanced cultural speech, including those contained in the imperative verses, often becomes an obstacle in translation. The study, which used a qualitative-evaluative approach with the design of embedded case study research, aims to reveal the clarity of the translation of imperative verses that have cultural nuance meanings. Samples were selected purposively regarding imperative verses that have specific pragmatic meanings. The clarity of the translation of the imperative verses relies on the techniques and procedures of translation applied in dealing with micro-translation units. Couplet procedure that combines literal and amplification techniques may fulfill clarity aspect in translation. Setiap bahasa mempunyai keunikan tersendiri berkat keberadaan konsep-konsep budaya yang ada di dalamnya. Dalam penerjemahan, menghadirkan ketedasan terjemahan tuturan yang bernuansa budaya, termasuk dalam ayat-ayat imperatif, seringkali menjadi kendala tersendiri. Penelitian ini, yang menggunakan pendekatan kualitatif-evaluatif dengan desain studi kasus terpancang, bertujuan untuk mengungkap ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif yang bernuansa budaya. Sampel penelitian dipilih secara purposif berupa ayat-ayat imperatif yang memiliki makna pragmatik tertentu. Ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif tidak terlepas dari teknik dan prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menangani unit-unit mikro terjemahan. Prosedur kuplet yang memadukan teknik literal dan teknik amplifikasi dapat menghadirkan ketedasan terjemahan yang berterima.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"19 1","pages":"159-176"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V19I2.3934","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in it. To bring clarity to the translation of the nuanced cultural speech, including those contained in the imperative verses, often becomes an obstacle in translation. The study, which used a qualitative-evaluative approach with the design of embedded case study research, aims to reveal the clarity of the translation of imperative verses that have cultural nuance meanings. Samples were selected purposively regarding imperative verses that have specific pragmatic meanings. The clarity of the translation of the imperative verses relies on the techniques and procedures of translation applied in dealing with micro-translation units. Couplet procedure that combines literal and amplification techniques may fulfill clarity aspect in translation. Setiap bahasa mempunyai keunikan tersendiri berkat keberadaan konsep-konsep budaya yang ada di dalamnya. Dalam penerjemahan, menghadirkan ketedasan terjemahan tuturan yang bernuansa budaya, termasuk dalam ayat-ayat imperatif, seringkali menjadi kendala tersendiri. Penelitian ini, yang menggunakan pendekatan kualitatif-evaluatif dengan desain studi kasus terpancang, bertujuan untuk mengungkap ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif yang bernuansa budaya. Sampel penelitian dipilih secara purposif berupa ayat-ayat imperatif yang memiliki makna pragmatik tertentu. Ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif tidak terlepas dari teknik dan prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menangani unit-unit mikro terjemahan. Prosedur kuplet yang memadukan teknik literal dan teknik amplifikasi dapat menghadirkan ketedasan terjemahan yang berterima.
每种语言都有自己的独特性,因为其中存在着文化概念。如何将细微差别的文化语篇,包括祈使句中的文化语篇翻译清楚,往往成为翻译中的一个障碍。本研究采用定性评价方法和嵌入式案例研究设计,旨在揭示具有文化细微差别意义的祈使句翻译的清晰度。对于具有特定语用意义的祈使句,我们有目的地选择了样本。祈使句翻译的清晰度取决于处理微翻译单元时所采用的翻译技巧和程序。将直译和放大相结合的对联程序可以实现翻译的清晰性。这是我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。Dalam penerjemahan, menghadirkan kettedasan terjemahan tuturan yang berunansa budaya, termasuk Dalam ayat-ayat imperatif, seringkali menjadi kendala tersendiri。彭丽君,杨孟君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君,彭丽君。样本分析是一种实用主义理论,是一种实用主义理论,是一种实用主义理论。keteteasan terjemahan ayat-ayat -ayat imperatiak terlepas dari技术人员,检察官penerjemahan yang diterapkan dalam menangani单位mikro terjemahan。检察官kkuplet yang memadukan teknik字面意思是“翻译”,意思是“放大”。