{"title":"KARAKTERISTIK POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal 1775) DI PERAIRAN ASAHAN DAN SEKITARNYA, SUMATERA UTARA","authors":"Andina Ramadhani Pane, A. Suman","doi":"10.15578/JPPI.24.3.2018.165-174","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peningkatan jumlah ekspor kepiting (Scylla serrata Forskal, 1775) di wilayah perairan Asahan memacu peningkatan penangkapan yang dapat berpengaruh terhadap populasi dan kelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik populasi dan tingkat pemanfaatan kepiting bakau di perairan Asahan dan sekitarnya. Pengambilan sampel dilakukan setiap bulan dari Januari sampai dengan Nopember 2016 di tempat pendaratan kepiting oleh enumerator. Data dianalisa dengan metode Electronic LEngth Frequency Analisys-I (ELEFAN-I) dari FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II). Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan kepiting bakau bersifat allometrik negatif pada kisaran lebar karapas antara 85 - 175 mm dan bobot tubuh 127 – 1.152,5 gram. Rata-rata ukuran lebar karapas tertangkap dengan jaring dan bubu adalah 118,6 mm dan ukuran matang gonad pertama kali adalah 120,6 mm. Laju pertumbuhan (K) 1,38 per tahun dan lebar karapas maksimum (CW) sebesar 201 mm. Laju kematian total (Z) sebesar 3,59 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 2,27 per tahun dan 1,32 per tahun. Laju pemanfaatan (E) kepiting bakau di perairan Asahan adalah 0,63 per tahun atau sudah melebihi nilai optimum penangkapan. Agar sumber daya kepiting terjamin kelestariannya, maka harus dilakukan pengurangan upaya penangkapan sekitar 26 %.Increase in the volume of giant mud crab exports (Scylla serrata Forskal, 1775) in the Asahan waters stimulate the increasing catches that affect population and sustainability. This study aims to determine the population characteristics and the exploitation level of giant mud crab in Asahan and adjacent waters. Monthly sampling was done from January to November 2016 at crab landing sites by enumerator. The data were analyzed using Electronic Length Frequency Analysys-I (ELEFAN-I) method available in FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II) program. The results showed that the growth pattern of giant mud crab was negative allometric with carapace width between 85 - 175 mm and individual body weight 127 - 1,152.5 grams. The average carapace’s width caught by net and trap was 118.6 mm and the size of gonad first maturity was 120.6 mm. Growth rate (K) 1.38 per year and maximum carapace width (CW) of 201 mm. Total mortality rate (Z) of 3.59 per year, mortality rate due to fishing (F) and natural mortality rate (M) was 2.27 per year and 1.32 per year respectively. The rate of exploitation (E) of mangrove crab in Asahan waters was 0.63 or has exceeded the optimum value. For the sustainability of crab resource a reduction of 26% in fishing effort is suggested.","PeriodicalId":55669,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/JPPI.24.3.2018.165-174","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Peningkatan jumlah ekspor kepiting (Scylla serrata Forskal, 1775) di wilayah perairan Asahan memacu peningkatan penangkapan yang dapat berpengaruh terhadap populasi dan kelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik populasi dan tingkat pemanfaatan kepiting bakau di perairan Asahan dan sekitarnya. Pengambilan sampel dilakukan setiap bulan dari Januari sampai dengan Nopember 2016 di tempat pendaratan kepiting oleh enumerator. Data dianalisa dengan metode Electronic LEngth Frequency Analisys-I (ELEFAN-I) dari FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II). Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan kepiting bakau bersifat allometrik negatif pada kisaran lebar karapas antara 85 - 175 mm dan bobot tubuh 127 – 1.152,5 gram. Rata-rata ukuran lebar karapas tertangkap dengan jaring dan bubu adalah 118,6 mm dan ukuran matang gonad pertama kali adalah 120,6 mm. Laju pertumbuhan (K) 1,38 per tahun dan lebar karapas maksimum (CW) sebesar 201 mm. Laju kematian total (Z) sebesar 3,59 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 2,27 per tahun dan 1,32 per tahun. Laju pemanfaatan (E) kepiting bakau di perairan Asahan adalah 0,63 per tahun atau sudah melebihi nilai optimum penangkapan. Agar sumber daya kepiting terjamin kelestariannya, maka harus dilakukan pengurangan upaya penangkapan sekitar 26 %.Increase in the volume of giant mud crab exports (Scylla serrata Forskal, 1775) in the Asahan waters stimulate the increasing catches that affect population and sustainability. This study aims to determine the population characteristics and the exploitation level of giant mud crab in Asahan and adjacent waters. Monthly sampling was done from January to November 2016 at crab landing sites by enumerator. The data were analyzed using Electronic Length Frequency Analysys-I (ELEFAN-I) method available in FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II) program. The results showed that the growth pattern of giant mud crab was negative allometric with carapace width between 85 - 175 mm and individual body weight 127 - 1,152.5 grams. The average carapace’s width caught by net and trap was 118.6 mm and the size of gonad first maturity was 120.6 mm. Growth rate (K) 1.38 per year and maximum carapace width (CW) of 201 mm. Total mortality rate (Z) of 3.59 per year, mortality rate due to fishing (F) and natural mortality rate (M) was 2.27 per year and 1.32 per year respectively. The rate of exploitation (E) of mangrove crab in Asahan waters was 0.63 or has exceeded the optimum value. For the sustainability of crab resource a reduction of 26% in fishing effort is suggested.