{"title":"Kerentanan larva Aedes aegypti di Jawa Timur terhadap Temephos komersial dengan dosis berbeda","authors":"Firas Khaleyla, Etik Ainun Rohmah, Kris Cahyo Mulyatno","doi":"10.24843/jbiounud.2021.v25.i02.p08","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengendalian populasi nyamuk Ae. Aegypti di Indonesia dilakukan sebagai upaya untuk menekan penularan virus dengue, salah satunya dengan penaburan larvasida temephos. Dosis operasional penggunaan temephos di Indonesia (1 mg/L) lebih tinggi dibandingkan dosis yang disarankan World Health Organization (WHO) (0,012 mg/L). Di Jawa Timur, terdapat temephos yang beredar komersial dengan perbedaan pada dosis penggunaan, yaitu10 gram/100 L air (10 G) dan 8 gram/100 L air (8G). Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa kerentanan populasi larva Ae. aegypti yang berasal dari Jember (JEM), Surabaya (SBY), dan koleksi Laboratorium Entomologi Universitas Airlangga (LAB) terhadap temephos10G dan 8G pada dosis pemakaian tinggi (1 mg/L) hingga rendah (0,015625 mg/L). Uji mortalitas pada larva dilakukan sesuai dengan ketentuan WHO dengan replikasi 4 kali. Data dianalisis secara statistik. Hasil menunjukkan bahwa ketiga kelompoklarva Ae. aegypti mengalami >90% mortalitas dengan penambahan temephos pada dosis rendah (0,015625 mg/L) pada ambang waktu 240 menit, baik untuk temephos10 G maupun 8 G. Perbedaan respon mortalitas yang signifikan antara dosis tertinggi (1 mg/L) dan dosisterendah (0,015625 mg/L) ditemukan pada kelompok JEM pada dosis 8 G dan 10 G serta LAB pada dosis 8 G. Kelompok JEM dan SBY memiliki rasio resistensi 95 (RR95) temephos dengan kategori rendah (<5) dibandingkan dengan kelompok LAB. Semua kelompok masih memiliki kerentanan pada temephoskomersial pada dosis rendah (0,015625 mg/L). Dari hasil penelitian ini, kami menyarankan untuk menurunkan dosis operasional larvasida temephos yang digunakan untuk pengendalian populasi larva Ae. aegypti di Jawa Timur.","PeriodicalId":53348,"journal":{"name":"Jurnal Biologi Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Biologi Udayana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/jbiounud.2021.v25.i02.p08","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pengendalian populasi nyamuk Ae. Aegypti di Indonesia dilakukan sebagai upaya untuk menekan penularan virus dengue, salah satunya dengan penaburan larvasida temephos. Dosis operasional penggunaan temephos di Indonesia (1 mg/L) lebih tinggi dibandingkan dosis yang disarankan World Health Organization (WHO) (0,012 mg/L). Di Jawa Timur, terdapat temephos yang beredar komersial dengan perbedaan pada dosis penggunaan, yaitu10 gram/100 L air (10 G) dan 8 gram/100 L air (8G). Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa kerentanan populasi larva Ae. aegypti yang berasal dari Jember (JEM), Surabaya (SBY), dan koleksi Laboratorium Entomologi Universitas Airlangga (LAB) terhadap temephos10G dan 8G pada dosis pemakaian tinggi (1 mg/L) hingga rendah (0,015625 mg/L). Uji mortalitas pada larva dilakukan sesuai dengan ketentuan WHO dengan replikasi 4 kali. Data dianalisis secara statistik. Hasil menunjukkan bahwa ketiga kelompoklarva Ae. aegypti mengalami >90% mortalitas dengan penambahan temephos pada dosis rendah (0,015625 mg/L) pada ambang waktu 240 menit, baik untuk temephos10 G maupun 8 G. Perbedaan respon mortalitas yang signifikan antara dosis tertinggi (1 mg/L) dan dosisterendah (0,015625 mg/L) ditemukan pada kelompok JEM pada dosis 8 G dan 10 G serta LAB pada dosis 8 G. Kelompok JEM dan SBY memiliki rasio resistensi 95 (RR95) temephos dengan kategori rendah (<5) dibandingkan dengan kelompok LAB. Semua kelompok masih memiliki kerentanan pada temephoskomersial pada dosis rendah (0,015625 mg/L). Dari hasil penelitian ini, kami menyarankan untuk menurunkan dosis operasional larvasida temephos yang digunakan untuk pengendalian populasi larva Ae. aegypti di Jawa Timur.