{"title":"Developing a learning management system for critical literacy course: A need analysis","authors":"Tara Mustikaning Palupi","doi":"10.17977/um015v51i12023p91","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In preparing the students to have the ability to interpret texts using critical lenses, to challenge the power relations within the messages and communicate actively in multimodal context, there is a need and urgency of the hybrid learning process to take place. As part of multi-years’ research and development which aims to develop digital module and learning management systems (LMS) for the students, this preliminary needs-based research focuses on the students’ and lecturers’ perceptions regarding the need for developing LMS in the Critical Literacy course in Bachelor of English Language Education, Universitas Negeri Jakarta. The research participants were thirty-two students, and a lecturer who responded to questionnaires, interviews to lecturer, and focus group discussions. The research data was the students’ needs based on Hutchinson and Water’s theory which could be divided into target needs (necessities, lacks and wants) and learning needs. The study was conducted with the qualitative approach with the Successive Approximation Model (SAM) which focuses on Preparation Phase research design. Throughout the information gathering and the Savvy Start, the phase rotated through needs analysis and library study. The results demonstrate that there is a gap between the expected outcomes of the Critical Literacy course and students' ability to understand various texts, especially in understanding the interpretation of data in the form of graphs, tables, and numbers. Also, students need exposure to various texts such as news items, critical analysis of texts, and current issues in education. While the difficulty experienced by lecturers when teaching is that students' language skills (especially reading) are very varied. Also, the lecturer and students want Critical Literacy material that makes students think critically about topics related to critical literacy theory, strategy, and its practice. The preferred activities in this course include debates, discussions, criticizing social campaigns, advertisements and short films, and topics on digital literacy. By this, developing a ready-to-use digital English learning materials that correspond to the students’ and lecturer’s is exigent.Ketwords: needs analysis; critical literacy course; The successive approximation model (SAM)Mengembangkan learning management system pada mata kuliah critical literacy: Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasikan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan dan berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses pembelajaran hybrid dapat berlangsung. Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan modul digital dan learning management system (LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebutuhan pengembangan LMS pada mata kuliah Critical Literacy di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Jakarta. Tiga puluh dua orang mahasiswa, dan seorang dosen mengisi angket, melakukan focus group discussion dan wawancara dengan dosen. Data penelitian adalah kebutuhan siswa berdasarkan teori Hutchinson and Water yang dapat dibagi menjadi kebutuhan target (necessities, lacks and wants) dan kebutuhan belajar. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan Successive Approximation Model (SAM) yang menitikberatkan pada desain Preparation Phase. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara hasil yang diharapkan dari mata kuliah Critical Literacy dengan kemampuan siswa dalam memahami berbagai teks, terutama dalam memahami interpretasi data dalam bentuk grafik, tabel, dan angka. Selain itu, siswa membutuhkan banyak paparan berbagai teks seperti news item, analisis kritis teks, dan isu-isu terkini dalam pendidikan. Sedangkan kesulitan yang dialami dosen saat mengajar adalah kemampuan berbahasa mahasiswa (khususnya membaca) yang sangat bervariasi. Selain itu, dosen dan mahasiswa menginginkan materi Critical Literacy yang mampu membuat mahasiswa berpikir kritis dengan topik-topik yang berkaitan dengan teori, strategi, dan praktik literasi kritis. Kegiatan yang disukai dalam mata kuliah ini antara lain debat, diskusi, kritik kampanye sosial, iklan dan film pendek, serta topik mengenai literasi digital. Oleh karena itu, pengembangan materi pembelajaran bahasa Inggris digital yang siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen menjadi sangat mendesak untuk dibuat.Kata kunci: analisis kebutuhan; mata kuliah critical literacy; The successive approximation model (SAM)","PeriodicalId":55791,"journal":{"name":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bahasa dan Seni Jurnal Bahasa Sastra Seni dan Pengajarannya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um015v51i12023p91","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
In preparing the students to have the ability to interpret texts using critical lenses, to challenge the power relations within the messages and communicate actively in multimodal context, there is a need and urgency of the hybrid learning process to take place. As part of multi-years’ research and development which aims to develop digital module and learning management systems (LMS) for the students, this preliminary needs-based research focuses on the students’ and lecturers’ perceptions regarding the need for developing LMS in the Critical Literacy course in Bachelor of English Language Education, Universitas Negeri Jakarta. The research participants were thirty-two students, and a lecturer who responded to questionnaires, interviews to lecturer, and focus group discussions. The research data was the students’ needs based on Hutchinson and Water’s theory which could be divided into target needs (necessities, lacks and wants) and learning needs. The study was conducted with the qualitative approach with the Successive Approximation Model (SAM) which focuses on Preparation Phase research design. Throughout the information gathering and the Savvy Start, the phase rotated through needs analysis and library study. The results demonstrate that there is a gap between the expected outcomes of the Critical Literacy course and students' ability to understand various texts, especially in understanding the interpretation of data in the form of graphs, tables, and numbers. Also, students need exposure to various texts such as news items, critical analysis of texts, and current issues in education. While the difficulty experienced by lecturers when teaching is that students' language skills (especially reading) are very varied. Also, the lecturer and students want Critical Literacy material that makes students think critically about topics related to critical literacy theory, strategy, and its practice. The preferred activities in this course include debates, discussions, criticizing social campaigns, advertisements and short films, and topics on digital literacy. By this, developing a ready-to-use digital English learning materials that correspond to the students’ and lecturer’s is exigent.Ketwords: needs analysis; critical literacy course; The successive approximation model (SAM)Mengembangkan learning management system pada mata kuliah critical literacy: Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasikan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan dan berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses pembelajaran hybrid dapat berlangsung. Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan modul digital dan learning management system (LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebutuhan pengembangan LMS pada mata kuliah Critical Literacy di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Jakarta. Tiga puluh dua orang mahasiswa, dan seorang dosen mengisi angket, melakukan focus group discussion dan wawancara dengan dosen. Data penelitian adalah kebutuhan siswa berdasarkan teori Hutchinson and Water yang dapat dibagi menjadi kebutuhan target (necessities, lacks and wants) dan kebutuhan belajar. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan Successive Approximation Model (SAM) yang menitikberatkan pada desain Preparation Phase. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara hasil yang diharapkan dari mata kuliah Critical Literacy dengan kemampuan siswa dalam memahami berbagai teks, terutama dalam memahami interpretasi data dalam bentuk grafik, tabel, dan angka. Selain itu, siswa membutuhkan banyak paparan berbagai teks seperti news item, analisis kritis teks, dan isu-isu terkini dalam pendidikan. Sedangkan kesulitan yang dialami dosen saat mengajar adalah kemampuan berbahasa mahasiswa (khususnya membaca) yang sangat bervariasi. Selain itu, dosen dan mahasiswa menginginkan materi Critical Literacy yang mampu membuat mahasiswa berpikir kritis dengan topik-topik yang berkaitan dengan teori, strategi, dan praktik literasi kritis. Kegiatan yang disukai dalam mata kuliah ini antara lain debat, diskusi, kritik kampanye sosial, iklan dan film pendek, serta topik mengenai literasi digital. Oleh karena itu, pengembangan materi pembelajaran bahasa Inggris digital yang siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen menjadi sangat mendesak untuk dibuat.Kata kunci: analisis kebutuhan; mata kuliah critical literacy; The successive approximation model (SAM)
为了使学生具备使用批判性视角解读文本的能力,挑战信息中的权力关系,并在多模态环境中积极交流,混合学习过程的必要性和紧迫性。作为多年研究和开发的一部分,旨在为学生开发数字模块和学习管理系统(LMS),这项初步的基于需求的研究侧重于学生和讲师对在雅加达内格里大学英语语言教育学士学位的关键识字课程中开发LMS的需求的看法。研究参与者是32名学生和一名讲师,他们回答了问卷调查、对讲师的采访和焦点小组讨论。研究数据是基于Hutchinson和Water的理论的学生需求,可以分为目标需求(必需品,缺乏和想要)和学习需求。本研究采用连续逼近模型(SAM)的定性方法进行,重点是准备阶段的研究设计。在整个信息收集和“精明的开始”阶段,该阶段通过需求分析和图书馆研究进行旋转。结果表明,批判性读写课程的预期结果与学生理解各种文本的能力之间存在差距,特别是在理解以图表、表格和数字形式解释数据方面。此外,学生需要接触各种文本,如新闻,文本的批判性分析,以及当前的教育问题。而讲师在教学中遇到的困难是学生的语言技能(尤其是阅读)非常多样化。此外,讲师和学生需要批判性读写材料,使学生批判性地思考与批判性读写理论、策略及其实践相关的主题。本课程的主要活动包括辩论、讨论、批评社会运动、广告和短片,以及关于数字素养的主题。因此,开发一种与学生和教师的相对应的即用型数字英语学习材料迫在眉睫。关键词:需求分析;批判识字课程;连续逼近模型(SAM)孟孟邦坎学习管理系统的关键读写能力:Sebuah analisa kebutuhanDalam rangka mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki kemampuan menginterpretasi-kan teks dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menantang relasi kuasa dalam pesan and berkomunikasi secara aktif dalam konteks multimodal, terdapat kebutuhan dan urgensi agar proses penbelajaran hybrid dapat berlangsung。Sebagai bagian dari penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang bertujuan untuk mengembangkan模块数字学习管理系统(LMS) bagi mahasiswa, penelitian tahun pertama berbasis kebutuhan ini berfokus pafkada perspective mahasiswa dan dosen berkaitan dengan kebutuhan pengembangan LMS padmata kuliah Critical Literacy di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris,雅加达大学。Tiga puluh dua orang mahasiswa, dan seorang dosen mengisi angket, melakukan焦点小组讨论dan wawancara dengan dosen。数据penelitian adalah kebutuhan siswa berdasarkan teori Hutchinson和Water yang dapat dibagi menjadi kebutuhan目标(必需品,缺乏和需要)dan kebutuhan belajar。Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatiatian menggunakan逐次逼近模型(SAM) yang menitikberatkan pada设计准备阶段。达兰·塔哈尼·迪拉库坎·彭普拉斯·丹·普斯塔卡。Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara Hasil yang diharapkan dari mata kuliah批判读写能力dengan kemampuan siswa dalam memahami berbagai teks, terutama dalam memahami解释数据dalam bentuk grafik, tabel, dan angka。Selain itu, siswa membutuhkan banyak paparan berbagai teks独立新闻项目,分析评论teks, dan isu-isu terkini dalam pendidikan。Sedangkan kesulitan yang dialami dosen saat mengajar adalah kemampuan berbahasa mahasiswa (khususnya membaca) yang sangat bervariasi。批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学,批判文学。Kegiatan yang disukai dalam mata kuliah ini antara lain debate, diskusi, kritik kampanes social, iklan dan film pendek, serta topik mengenai literasi digital。Oleh karena, pengembangan materi penbelajaran bahasa Inggris digital yang siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan menjadi sangat mendesak untuk dibuk。Kata kunci:分析kebutuhan;Mata kuliah批判素养;逐次逼近模型