UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA SEDERHANA MATERI PEMBAGIAN SISWA KELAS II
{"title":"UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA SEDERHANA MATERI PEMBAGIAN SISWA KELAS II","authors":"S. Sumarni","doi":"10.24176/re.v7i1.914","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan berhitung pembagian kelas II SD NegeriMlekang 3 Tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua silkus tahapan pada setiap siklusnya; penyusunan rencana kegiatan, pemberian tindakan, melakukanobservasi, refleksi. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas II. Sebelum perbaikan pembelajarandari 8 siswa hanya 2 siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau 25 %, sedangkan 6 siswa atau 75% belum tuntas belajar. Pada perbaikan pembelajaran siklus I, dari 8 siswa terdapat 6 siswa yangmencapai ketuntasan belajar atau 75 %, sedangkan 2 siswa atau 25 % belum tuntas belajar.Pemahaman siswa terhadap materi pembagian bilangan dua angka dari sebelum perbaikan dibanding setelah perbaikan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan yang signifikan. Dari 25 % menjadi75 %. Dari hasil evaluasi individu yang diberikan sebelum menggunakan model pembelajaran tipeNHT (Numbered Heads Together) berupa pemanfaatan alat peraga sederhana , hanya ada 2 anak dari8 siswa yang sudah mengerti tentang pembagian bilangan dua angka tersebut, itu artinya hanya 25 %siswa yang mampu dan sisanya sebanyak 6 siswa atau 75 % siswa yang belum mampu. Setelahmelakukan kajian tentang media pembelajaran berupa pemanfaatan alat peraga sederhana tersebut,minat dan hasil belajar siswa meningkat menjadi 7 siswa (87,5%). Sedangkan 1 siswa (12,5%) perlupengayaan dan bimbingan secara individu, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengikuti pelajaranatau tidak masuk sekolah saat pembahasan materi diberikan.","PeriodicalId":31656,"journal":{"name":"Refleksi Edukatika","volume":"7 1","pages":"58-68"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Refleksi Edukatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24176/re.v7i1.914","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan berhitung pembagian kelas II SD NegeriMlekang 3 Tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua silkus tahapan pada setiap siklusnya; penyusunan rencana kegiatan, pemberian tindakan, melakukanobservasi, refleksi. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas II. Sebelum perbaikan pembelajarandari 8 siswa hanya 2 siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau 25 %, sedangkan 6 siswa atau 75% belum tuntas belajar. Pada perbaikan pembelajaran siklus I, dari 8 siswa terdapat 6 siswa yangmencapai ketuntasan belajar atau 75 %, sedangkan 2 siswa atau 25 % belum tuntas belajar.Pemahaman siswa terhadap materi pembagian bilangan dua angka dari sebelum perbaikan dibanding setelah perbaikan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan yang signifikan. Dari 25 % menjadi75 %. Dari hasil evaluasi individu yang diberikan sebelum menggunakan model pembelajaran tipeNHT (Numbered Heads Together) berupa pemanfaatan alat peraga sederhana , hanya ada 2 anak dari8 siswa yang sudah mengerti tentang pembagian bilangan dua angka tersebut, itu artinya hanya 25 %siswa yang mampu dan sisanya sebanyak 6 siswa atau 75 % siswa yang belum mampu. Setelahmelakukan kajian tentang media pembelajaran berupa pemanfaatan alat peraga sederhana tersebut,minat dan hasil belajar siswa meningkat menjadi 7 siswa (87,5%). Sedangkan 1 siswa (12,5%) perlupengayaan dan bimbingan secara individu, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengikuti pelajaranatau tidak masuk sekolah saat pembahasan materi diberikan.