{"title":"Impact of Integrated Reproductive Health Module Implementation on Junior High School Student Behavior Changes","authors":"D. Handayani, Ariyati Mandiri, I. Aprillani","doi":"10.29313/GMHC.V7I3.3202","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Socio-cultural changes, low understanding of religion, development of information technology, and limitation of appropriate information sources, causes sexual and reproductive behavior problems in adolescents. The solutions are through the application of an integrated reproductive health module as a teaching guide for teachers by using student center learning approach. The objectives of this study are to analyze the implementation effect of an integrated reproductive health module on changes in student behavior. This study using a quasi-experimental pretest-posttest design with control groups, which conducted from March to May 2017. The subject in this research is the students of class VII in 5 (five) Bandung city areas by inclusion and exclusion criteria. A total of 36 students from the five junior secondary schools as the research group received an integrated learning module, while 38 students from different classes in the same school as the control group using the reproductive health module based on the 2013 Curriculum. The data collection used questionnaires to assess behavior based on self-assessment, friends, and parents. The results of this study indicate that the interpersonal communication behavior increased by 5.74%, reproductive health behavior increased by 18.65%, and sexual behavior increased by 9.07%, with a significant difference compared to students who received the 2013 Curriculum (p<0.001). In conclusion, the implementation of the integrated reproductive health module had affected the student behavior change in maintaining reproductive health, sexual, and interpersonal communication. PENGARUH PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI TERINTEGRASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Perubahan sosial budaya, pemahaman agama yang rendah, perkembangan teknologi informasi, dan keterbatasan sumber informasi yang tepat menyebabkan permasalahan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi pada remaja. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan modul kesehatan reproduksi terintegrasi sebagai pedoman mengajar bagi guru dengan menggunakan pendekatan student center learning . Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh implementasi modul pembelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi terhadap perubahan perilaku siswa. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental pretest-posttest design with control groups yang dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2017 . Subjek penelitian adalah siswa kelas VII di 5 (lima) wilayah Kota Bandung dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 36 siswa dari lima sekolah menengah pertama sebagai kelompok perlakuan mendapatkan modul kesehatan reproduksi terintegrasi dan 38 siswa dari kelas yang berbeda di sekolah yang sama sebagai kelompok kontrol menggunakan materi kesehatan reproduksi berdasar atas Kurikulum 2013. Pengumpulan data menggunakan kuesioner penilaian perilaku oleh diri sendiri, teman, dan orangtua. Hasil menunjukkan bahwa perilaku komunikasi interpersonal siswa meningkat 5,74%, perilaku menjaga kesehatan reproduksi meningkat 18,65%, dan perilaku seksual sehat siswa meningkat 9,07% dengan perbedaan yang signifikan dibanding dengan siswa yang mendapatkan Kurikulum 2013 (p<0,001). Simpulan, penerapan modul pembelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi berpengaruh terhadap perubahan perilaku kesehatan reproduksi siswa.","PeriodicalId":31502,"journal":{"name":"Global Medical Health Communication","volume":"7 1","pages":"197-205"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Global Medical Health Communication","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V7I3.3202","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Socio-cultural changes, low understanding of religion, development of information technology, and limitation of appropriate information sources, causes sexual and reproductive behavior problems in adolescents. The solutions are through the application of an integrated reproductive health module as a teaching guide for teachers by using student center learning approach. The objectives of this study are to analyze the implementation effect of an integrated reproductive health module on changes in student behavior. This study using a quasi-experimental pretest-posttest design with control groups, which conducted from March to May 2017. The subject in this research is the students of class VII in 5 (five) Bandung city areas by inclusion and exclusion criteria. A total of 36 students from the five junior secondary schools as the research group received an integrated learning module, while 38 students from different classes in the same school as the control group using the reproductive health module based on the 2013 Curriculum. The data collection used questionnaires to assess behavior based on self-assessment, friends, and parents. The results of this study indicate that the interpersonal communication behavior increased by 5.74%, reproductive health behavior increased by 18.65%, and sexual behavior increased by 9.07%, with a significant difference compared to students who received the 2013 Curriculum (p<0.001). In conclusion, the implementation of the integrated reproductive health module had affected the student behavior change in maintaining reproductive health, sexual, and interpersonal communication. PENGARUH PENERAPAN MODUL PEMBELAJARAN KESEHATAN REPRODUKSI TERINTEGRASI TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Perubahan sosial budaya, pemahaman agama yang rendah, perkembangan teknologi informasi, dan keterbatasan sumber informasi yang tepat menyebabkan permasalahan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi pada remaja. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan modul kesehatan reproduksi terintegrasi sebagai pedoman mengajar bagi guru dengan menggunakan pendekatan student center learning . Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh implementasi modul pembelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi terhadap perubahan perilaku siswa. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental pretest-posttest design with control groups yang dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2017 . Subjek penelitian adalah siswa kelas VII di 5 (lima) wilayah Kota Bandung dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 36 siswa dari lima sekolah menengah pertama sebagai kelompok perlakuan mendapatkan modul kesehatan reproduksi terintegrasi dan 38 siswa dari kelas yang berbeda di sekolah yang sama sebagai kelompok kontrol menggunakan materi kesehatan reproduksi berdasar atas Kurikulum 2013. Pengumpulan data menggunakan kuesioner penilaian perilaku oleh diri sendiri, teman, dan orangtua. Hasil menunjukkan bahwa perilaku komunikasi interpersonal siswa meningkat 5,74%, perilaku menjaga kesehatan reproduksi meningkat 18,65%, dan perilaku seksual sehat siswa meningkat 9,07% dengan perbedaan yang signifikan dibanding dengan siswa yang mendapatkan Kurikulum 2013 (p<0,001). Simpulan, penerapan modul pembelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi berpengaruh terhadap perubahan perilaku kesehatan reproduksi siswa.
社会文化的变化、对宗教的不了解、信息技术的发展以及适当信息来源的限制,导致青少年的性和生殖行为问题。解决办法是采用以学生为中心的学习方法,将综合生殖健康模块作为教师的教学指南。本研究的目的是分析综合生殖健康模块对学生行为改变的实施效果。本研究采用准实验前测后测设计,对照组于2017年3月至5月进行。本研究以万隆市五(五)城区七班学生为研究对象,采用纳入和排除标准。作为研究小组的五所初中共有36名学生接受了综合学习模块,而来自同一所学校不同班级的38名学生作为对照组,使用了基于2013年课程的生殖健康模块。数据收集采用基于自我评估、朋友和父母的问卷来评估行为。本研究结果表明,与2013年课程的学生相比,人际交往行为增加了5.74%,生殖健康行为增加了18.65%,性行为增加了9.07%,差异具有统计学意义(p<0.001)。综上所述,综合生殖健康模块的实施影响了学生在维持生殖健康、性和人际交往方面的行为改变。PENGARUH PENERAPAN模块PEMBELAJARAN KESEHATAN reduksi TERINTEGRASI TERHADAP PERUBAHAN peraku SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERUBAHAN social budaya, pemahaman agama yang rendah, perkembangan tecknologi informasi, dan keterbatasan sumnumber informasi yang tepat menyebabkan permasalahan peraku seksual dan KESEHATAN reduksi padremaja。Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan模块kesehatan reduksi terintegrasi sebagai pedoman mengajar bagi guru dengan menggunakan pendekatan学生中心学习。Tujuan penelitian ini menganalispenaruh实现了一个模块pembelajaran kesehatan reduksi terintegrasi terhadap perubahan perakaku siswa。孟古那坎准实验前测后测设计与对照组[j]。学科名称penelitian adalah siswa kelas VII di 5 (lima) Kota Bandung dengan标准inklui和eksklui。2013年8月8日,四川四川大学教育管理硕士研究生毕业论文,硕士研究生毕业论文,硕士研究生毕业论文,硕士研究生毕业论文,硕士研究生毕业论文。彭普兰的数据,孟古纳坎kuesioner, penaiaiperaku, oleh diri sendiri, teman,丹猩猩。Hasil menunjukkan bahwa perilaku komunikasi人际关系siswa meningkat 5,74%, perilaku menjaga kesehatan reduksi meningkat 18,65%, dan peraku sesual sehat siswa meningkat 9,07%, dengan perbedaan yang signifikan dibanding dengan siswa yang mendapatkan Kurikulum 2013 (p< 0.001)。Simpulan, penerapan模块pembelajaran kesehatan reduksi terintegrasi berpengaruh terhadap perubahan perhaku kesehatan reduksi siswa。