First Report of Necrotic Spot Disease Caused by Cactus virus X on Dragon Fruit (Hylocereus spp.) in Peninsular Malaysia

Masanto Masanto, K. Sijam, Y. Awang, M. Satar
{"title":"First Report of Necrotic Spot Disease Caused by Cactus virus X on Dragon Fruit (Hylocereus spp.) in Peninsular Malaysia","authors":"Masanto Masanto, K. Sijam, Y. Awang, M. Satar","doi":"10.22146/JPTI.23763","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study was conducted to detect the status of virus causing necrotic spot disease on dragon fruit and to recognize its geographical distribution in Peninsular Malaysia. Fifty posts of crops were randomly sampled from dragon fruit orchards. The symptoms were characterized and the pathogen was observed under transmission electron microscopy (TEM). Disease incidence and severity were plotted, while the disease occurrence was statistically analyzed under Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) of General Linear Modeling (GLM) procedure and Pearson correlation test. The disease was initiated by necrotic small mottle or spot on young shoot which then turned to orange. Those symptoms were also found on mature stems and fruits. They could quickly expand on unexposed symptomatic parts in orchards. The maximum incidence and severity of disease were recorded in Durian Tunggal (Malacca), i.e. 98 and 52%, respectively. TEM technique viewed the spindle-shaped inclusion bodies of virus within symptomatic stems at 4000 and 20,000X magnification which were suspected as Cactus virus X (CVX), a potexvirus with filamentous and rod shape and 515−520 nm in size. Statistically, disease occurrence in Malacca was significantly higher than those in other states, while the minimum was found in Terengganu. The strong regression of disease incidence and severity was shown by R value= 0.9484. There were no significant correlations of disease occurrence, either with weather or cultural factors. Further study on the transmission of virus within the crops in the field is important to be carried out in order to monitor the spread of disease and to develop the integrated disease management strategies on dragon fruit in Peninsular Malaysia. IntisariKajian ini dilakukan untuk mendeteksi status virus yang menyebabkan penyakit bercak nekrotik pada buah naga dan untuk mengetahui distribusi geografisnya di Semenanjung Malaysia. Lima puluh tiang tanaman disampel secara acak dari kebun buah naga. Gejala-gejala dikarakterisasi dan patogen diamati di bawah transmission electron microscopy (TEM). Insidensi dan keparahan penyakit diplot, sedangkan kejadian penyakit secara statistik dianalisis menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT), General Linear Modeling (GLM) dan uji Pearson correlation. Penyakit dimulai dengan bercak nekrotik kecil pada tunas muda dan kemudian berubah menjadi jingga. Gejala-gejala tersebut juga dijumpai pada batang dewasa dan buah. Penyakit dapat berkembang dengan cepat pada bagian bergejala yang tidak terlihat di kebun. Insidensi dan keparahan penyakit yang paling banyak ditemukan di Durian Tunggal (Melaka), yaitu masing-masing 98 dan 52%. Teknik TEM menunjukkan badan inklusi berbentuk benang dari virus pada batang yang bergejala pada perbesaran 4000 dan 20.000X yang diduga sebagai Cactus virus X (CVX), suatu potexvirus yang berbentuk benang dan batang serta berukuran panjang 515–520 nm. Secara statistik, kejadian penyakit di Melaka secara nyata lebih tinggi daripada di negara bagian lainnya, sedangkan kejadian penyakit yang paling sedikit dijumpai di Terengganu. Regresi insidensi dan keparahan penyakit yang kuat ditunjukkan oleh nilai R= 0,9484. Tidak ada korelasi nyata kejadian penyakit, baik dengan faktor cuaca maupun budidaya. Kajian lebih lanjut terkait penularan virus dalam tanaman di lapangan penting untuk dilakukan dalam rangka memantau penyebaran penyakit dan untuk mengembangkan strategi pengendalian penyakit yang terpadu pada buah naga di Semenanjung Malaysia.","PeriodicalId":31599,"journal":{"name":"Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JPTI.23763","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6

Abstract

This study was conducted to detect the status of virus causing necrotic spot disease on dragon fruit and to recognize its geographical distribution in Peninsular Malaysia. Fifty posts of crops were randomly sampled from dragon fruit orchards. The symptoms were characterized and the pathogen was observed under transmission electron microscopy (TEM). Disease incidence and severity were plotted, while the disease occurrence was statistically analyzed under Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) of General Linear Modeling (GLM) procedure and Pearson correlation test. The disease was initiated by necrotic small mottle or spot on young shoot which then turned to orange. Those symptoms were also found on mature stems and fruits. They could quickly expand on unexposed symptomatic parts in orchards. The maximum incidence and severity of disease were recorded in Durian Tunggal (Malacca), i.e. 98 and 52%, respectively. TEM technique viewed the spindle-shaped inclusion bodies of virus within symptomatic stems at 4000 and 20,000X magnification which were suspected as Cactus virus X (CVX), a potexvirus with filamentous and rod shape and 515−520 nm in size. Statistically, disease occurrence in Malacca was significantly higher than those in other states, while the minimum was found in Terengganu. The strong regression of disease incidence and severity was shown by R value= 0.9484. There were no significant correlations of disease occurrence, either with weather or cultural factors. Further study on the transmission of virus within the crops in the field is important to be carried out in order to monitor the spread of disease and to develop the integrated disease management strategies on dragon fruit in Peninsular Malaysia. IntisariKajian ini dilakukan untuk mendeteksi status virus yang menyebabkan penyakit bercak nekrotik pada buah naga dan untuk mengetahui distribusi geografisnya di Semenanjung Malaysia. Lima puluh tiang tanaman disampel secara acak dari kebun buah naga. Gejala-gejala dikarakterisasi dan patogen diamati di bawah transmission electron microscopy (TEM). Insidensi dan keparahan penyakit diplot, sedangkan kejadian penyakit secara statistik dianalisis menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT), General Linear Modeling (GLM) dan uji Pearson correlation. Penyakit dimulai dengan bercak nekrotik kecil pada tunas muda dan kemudian berubah menjadi jingga. Gejala-gejala tersebut juga dijumpai pada batang dewasa dan buah. Penyakit dapat berkembang dengan cepat pada bagian bergejala yang tidak terlihat di kebun. Insidensi dan keparahan penyakit yang paling banyak ditemukan di Durian Tunggal (Melaka), yaitu masing-masing 98 dan 52%. Teknik TEM menunjukkan badan inklusi berbentuk benang dari virus pada batang yang bergejala pada perbesaran 4000 dan 20.000X yang diduga sebagai Cactus virus X (CVX), suatu potexvirus yang berbentuk benang dan batang serta berukuran panjang 515–520 nm. Secara statistik, kejadian penyakit di Melaka secara nyata lebih tinggi daripada di negara bagian lainnya, sedangkan kejadian penyakit yang paling sedikit dijumpai di Terengganu. Regresi insidensi dan keparahan penyakit yang kuat ditunjukkan oleh nilai R= 0,9484. Tidak ada korelasi nyata kejadian penyakit, baik dengan faktor cuaca maupun budidaya. Kajian lebih lanjut terkait penularan virus dalam tanaman di lapangan penting untuk dilakukan dalam rangka memantau penyebaran penyakit dan untuk mengembangkan strategi pengendalian penyakit yang terpadu pada buah naga di Semenanjung Malaysia.
马来西亚半岛火龙果(Hylocereus spp.)上仙人掌X病毒引起的坏死性斑病首次报道
本研究旨在检测引起火龙果坏死斑病的病毒的状况,并了解其在马来西亚半岛的地理分布。从火龙果果园中随机抽取了50株作物。对症状进行表征,并在透射电子显微镜(TEM)下观察病原体。绘制疾病发生率和严重程度图,并根据通用线性模型(GLM)程序的邓肯多范围检验(DMRT)和Pearson相关检验对疾病发生率进行统计分析。该病是由幼芽上坏死的小斑点或斑点引发的,然后变成橙色。这些症状也出现在成熟的茎和果实上。它们可以迅速扩展到果园中未暴露的症状部位。Durian Tunggal(马六甲)的发病率和严重程度最高,分别为98%和52%。TEM技术在4000和20000X倍的放大倍数下观察了症状茎中病毒的纺锤形包涵体,怀疑其为仙人掌病毒X(CVX),一种丝状和杆状的潜在病毒,大小为515−520 nm。从统计数据来看,马六甲州的疾病发生率明显高于其他州,而丁加奴州的发病率最低。疾病发生率和严重程度的强回归显示为R值=0.484。疾病发生与天气或文化因素均无显著相关性。为了监测疾病的传播并制定马来西亚半岛火龙果的综合疾病管理策略,有必要对病毒在田间作物内的传播进行进一步研究。本研究旨在检测导致火龙果坏死传染的病毒的状况,并了解其在马来西亚各地的地理分布。从龙花园里随机收获了50株植物。对症状进行表征,并在透射电子显微镜(TEM)下观察病原体。报告了该疾病的发病率和出血情况,同时使用Duncan多范围检验(DMRT)、一般线性模型(GLM)和Pearson相关检验对该疾病的发生进行了统计分析。这种疾病开始于幼鱼身上的一点坏死飞溅,然后变成叮当声。这些症状也出现在成年果杆和水果中。这种疾病可以在花园看不见的步行区迅速进化。最常见的事件和出血发生在榴莲一号,分别占98%和52%。TEM技术显示,身体包括杆状的丝状病毒,其载体大小为4000和20000X,预期为仙人掌病毒X(CVX),是一种长度为515-520nm的丝状和杆状病毒。从统计数据来看,马六甲的发病率实际上高于其他国家,而丁加奴的发病率最低。发病率回归和严重疾病出血显示为R=0.9484。疾病与天气或文化都没有真正的相关性。在马来西亚研讨会上,为了监测疾病的传播并制定控制龙的欺骗疾病的策略,必须对病毒在田间植物中的传播进行进一步研究。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信