Morphological Marking Irregularity of Bahasa Indonesia and the Acquisition of English Words

Bambang Agus Darwanto, P. Widodo, Hesthi Heru Satoto
{"title":"Morphological Marking Irregularity of Bahasa Indonesia and the Acquisition of English Words","authors":"Bambang Agus Darwanto, P. Widodo, Hesthi Heru Satoto","doi":"10.24167/CELT.V21I1.2743","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: All languages share the same lexical categories such as verb, noun, adjective, and adverb. Unlike English, however, Bahasa Indonesia carries fewer consistent patterns of morphological markers for word categories. A verb, for instance, is marked with the prefix {me-} as in me-nginjak (to step on); however, other verbs do not carry this marker as in makan (eat), tidur (sleep), and tergantung (depend). As for English, the suffix {-ing} or {-ed/-en}, for instance, indicates that the root is a verb regardless of the verb transitivity. This research investigated if the irregularity in the morphological marking of Bahasa Indonesia verbs created problems in acquiring English words. A test of the \"word category assignment\" (Test 1) was provided to two groups of respondents: undergraduate students of English and doctoral students of Bahasa Indonesia. A \"word-in-context translation into English\" (Test 2) was given to a group of undergraduates of English. The first was to know if the respondents managed to assign the Bahasa Indonesia words with correct lexical categories, and the second was to know if the words were assigned with correct word categories when translated in English. This was to know if the Bahasa Indonesia and English words received the same word-category. The results show that errors in the assignment of the grammatical categories of the Bahasa Indonesia words were found pervasive among the two groups. And the lexico-grammar behavior seems to give impact on the categorization of the Bahasa Indonesia words when provided in English as also detected in the translation. It is strongly indicative that confusion in the word category assignment of Bahasa Indonesia gives impact on the acquisition of English words.Key words: morphological markers, suffix, word category, language transfer, lexico-grammarAbstrak: Semua bahasa memiliki kategori leksikal yang sama seperti verba, nomina, adjektiva, dan adverbia. Tidak seperti bahasa Inggris, Bahasa Indonesia memiliki pola penanda morfologi yang lebih sedikit untuk kategori kata. Kata kerja, misalnya, ditandai dengan awalan {me} seperti pada me-nginjak; namun verba lain tidak memiliki penanda ini seperti pada makan, tidur, dan tergantung. Sedangkan bahasa Inggris, misalnya sufiks {-ing} atau {-ed /-en}, akar kata (root) adalah kata kerja terlepas dari kata kerja transitivitas. Penelitian ini mencari tahu apakah ketidakteraturan dalam penandaan morfologi kata kerja Bahasa Indonesia menimbulkan masalah dalam mempelajari kata dalam bahasa Inggris. Tes \"tugas kategori kata\" (Tes 1) diberikan kepada dua kelompok responden: mahasiswa sarjana Bahasa Inggris dan mahasiswa doktoral Bahasa Indonesia. Tes \"terjemahan kata-dalam-konteks ke dalam bahasa Inggris\" (Tes 2) diberikan kepada sekelompok mahasiswa dari kelompok bahasa Inggris. Tes pertama untuk mengetahui apakah responden berhasil menentukan kata-kata dalam Bahasa Indonesia dengan kategori leksikal yang benar, dan tes kedua untuk mengetahui apakah kata-kata tersebut diberi kategori kata yang benar ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tujuan kedua tes tersebut untuk mengetahui apakah kata-kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris memiliki kategori kata yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan dalam pengkategorian gramatikal kata-kata Bahasa Indonesia ditemukan di kedua kelompok. Perilaku lexico-grammar berdampak pada kategorisasi kata-kata dalam Bahasa Indonesia jika diberikan dalam bahasa Inggris seperti yang ditemukan dalam terjemahan. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa kebingungan dalam penetapan kategori kata dalam Bahasa Indonesia berdampak pada pembelajaran kata dalam bahasa Inggris.Kata kunci: penanda morfologi, sufiks, kategori kata, transfer bahasa, lexico-grammar","PeriodicalId":31698,"journal":{"name":"Celt A Journal of Culture English Language Teaching Literature","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Celt A Journal of Culture English Language Teaching Literature","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24167/CELT.V21I1.2743","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract: All languages share the same lexical categories such as verb, noun, adjective, and adverb. Unlike English, however, Bahasa Indonesia carries fewer consistent patterns of morphological markers for word categories. A verb, for instance, is marked with the prefix {me-} as in me-nginjak (to step on); however, other verbs do not carry this marker as in makan (eat), tidur (sleep), and tergantung (depend). As for English, the suffix {-ing} or {-ed/-en}, for instance, indicates that the root is a verb regardless of the verb transitivity. This research investigated if the irregularity in the morphological marking of Bahasa Indonesia verbs created problems in acquiring English words. A test of the "word category assignment" (Test 1) was provided to two groups of respondents: undergraduate students of English and doctoral students of Bahasa Indonesia. A "word-in-context translation into English" (Test 2) was given to a group of undergraduates of English. The first was to know if the respondents managed to assign the Bahasa Indonesia words with correct lexical categories, and the second was to know if the words were assigned with correct word categories when translated in English. This was to know if the Bahasa Indonesia and English words received the same word-category. The results show that errors in the assignment of the grammatical categories of the Bahasa Indonesia words were found pervasive among the two groups. And the lexico-grammar behavior seems to give impact on the categorization of the Bahasa Indonesia words when provided in English as also detected in the translation. It is strongly indicative that confusion in the word category assignment of Bahasa Indonesia gives impact on the acquisition of English words.Key words: morphological markers, suffix, word category, language transfer, lexico-grammarAbstrak: Semua bahasa memiliki kategori leksikal yang sama seperti verba, nomina, adjektiva, dan adverbia. Tidak seperti bahasa Inggris, Bahasa Indonesia memiliki pola penanda morfologi yang lebih sedikit untuk kategori kata. Kata kerja, misalnya, ditandai dengan awalan {me} seperti pada me-nginjak; namun verba lain tidak memiliki penanda ini seperti pada makan, tidur, dan tergantung. Sedangkan bahasa Inggris, misalnya sufiks {-ing} atau {-ed /-en}, akar kata (root) adalah kata kerja terlepas dari kata kerja transitivitas. Penelitian ini mencari tahu apakah ketidakteraturan dalam penandaan morfologi kata kerja Bahasa Indonesia menimbulkan masalah dalam mempelajari kata dalam bahasa Inggris. Tes "tugas kategori kata" (Tes 1) diberikan kepada dua kelompok responden: mahasiswa sarjana Bahasa Inggris dan mahasiswa doktoral Bahasa Indonesia. Tes "terjemahan kata-dalam-konteks ke dalam bahasa Inggris" (Tes 2) diberikan kepada sekelompok mahasiswa dari kelompok bahasa Inggris. Tes pertama untuk mengetahui apakah responden berhasil menentukan kata-kata dalam Bahasa Indonesia dengan kategori leksikal yang benar, dan tes kedua untuk mengetahui apakah kata-kata tersebut diberi kategori kata yang benar ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tujuan kedua tes tersebut untuk mengetahui apakah kata-kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris memiliki kategori kata yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan dalam pengkategorian gramatikal kata-kata Bahasa Indonesia ditemukan di kedua kelompok. Perilaku lexico-grammar berdampak pada kategorisasi kata-kata dalam Bahasa Indonesia jika diberikan dalam bahasa Inggris seperti yang ditemukan dalam terjemahan. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa kebingungan dalam penetapan kategori kata dalam Bahasa Indonesia berdampak pada pembelajaran kata dalam bahasa Inggris.Kata kunci: penanda morfologi, sufiks, kategori kata, transfer bahasa, lexico-grammar
印尼语的形态标记不规则性与英语词汇习得
摘要:所有语言都有相同的词汇类别,如动词、名词、形容词和副词。然而,与英语不同的是,印尼语单词类别的词形标记的一致性模式较少。例如,一个动词被标记为前缀{me-},就像在menginjak(to step on)中一样;然而,其他动词不像在eat、sleep和dependent中那样带有这个标记。例如,对于英语,后缀{-ing}或{-ed/-en}表示词根是一个动词,而不考虑动词的及物性。本研究调查了印尼语动词形态标记的不规则性是否会给英语单词的习得带来问题。向两组受访者提供了“单词类别作业”测试(测试1):英语本科生和印度尼西亚语博士生。对一组英语本科生进行了“语境中的单词翻译成英语”(测试2)。第一个是了解受访者是否能够为印尼语单词分配正确的词汇类别,第二个是了解这些单词在翻译成英语时是否分配了正确的单词类别。这是为了了解印尼语和英语单词是否属于同一单词类别。结果表明,印尼语单词语法类别的分配错误在两组中普遍存在。词典语法行为似乎对英语中印尼语单词的分类产生了影响,翻译中也发现了这一点。这有力地表明,印尼语单词类别分配的混乱对英语单词的习得产生了影响。关键词:词形标记、后缀、词类、语言迁移、词典语法与英语不同的是,印尼语的词性标记模式较小。例如,工作词以开头{me}标记为on所需;但其他动词没有这些标记,比如吃饭、睡觉和依赖。在英语中,例如sufix{-ing}或{-ed/-en},词根是一个没有及物性的工作词。本研究旨在探讨印尼语单词劳的形态标记的不规则性是否会导致英语单词研究中的问题。“单词类别任务”测试(测试1)分为两组受访者:英国学生和印尼博士生。“上下文翻译成英语”测试(测试2)是给英语组的一组学生进行的。第一个测试是找出答案是否成功地确定了印尼语中具有正确词汇类别的单词,第二个测试是找到这些单词在翻译成英语时是否被赋予了正确的类别。这两项测试的目的是确定印尼语和英语中的单词是否具有相同的单词类别。研究表明,印尼语单词的语法分类在两组中都存在错误。词汇语法行为会影响印尼语单词的分类,如果是在翻译中发现的英语单词。这有力地表明,印尼语单词类别定义的混乱影响了英语单词的学习。关键词:形态标记、窒息、单词类别、语言迁移、词典语法
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
48 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信