Study Of The Basrah And Kuffah Schools In The Book Of Syarh Ibn Aqil: A Comparative Perspective

Dailatus Syamsiyah, Muhammad Iqbal Zamzami, Izzah Naelun Nikmah, Syahrul Fauzi
{"title":"Study Of The Basrah And Kuffah Schools In The Book Of Syarh Ibn Aqil: A Comparative Perspective","authors":"Dailatus Syamsiyah, Muhammad Iqbal Zamzami, Izzah Naelun Nikmah, Syahrul Fauzi","doi":"10.14421/almahara.2023.091-05","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Alfiyyah book is a book of naḥwu used in various institutions in Indonesia, from Islamic boarding schools to universities. This book is recommended by many scholars, one of which is the book of Syarh Ibn Aqil. This book contains an explanation of Alfiyyah's naẓams in great detail. In addition to explaining the material in naẓams, Ibn Aqil also reviewed various opinions of naḥwu experts. The two significant schools of thought in the development of naḥwu science are often used as a benchmark for comparison, namely the Basrah and Kuffah schools. This study aims to discover the different opinions between these two schools in the book of Syarh Ibn Aqil and the factors that cause the differences. The method used in this research is descriptive qualitative through a literature study using documentation. The results of this study state that these two schools have different views in determining the rules of naḥwu, such as amil who recites multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā‘il, etc. This is based on the different methods used in determining the rules. With the sima‘i method, the Basrah School is more selective in retrieving data. At the same time, Kuffah is more flexible and often uses the qiyas method to determine the rules.The purpose of learning naḥwu in the context of learning Arabic in Indonesia is as a wasῑlah (language learning tool), not as a gayah (final goal). Therefore learning naḥwu in the context of teaching Arabic needs to be done tajdid by looking at the importance of facilitating, simplifying, and reforming naḥwu material. Learning naḥwu should avoid philosophical analysis such as that developed by Basrah and accommodate all Arabic languages as developed by Kufah.\nKeywords: Schools in Basrah, Kuffah, Ibn Aqil, and Arabic Learning.\n   AbstrakKitab Alfiyyah merupakan kitab naḥwu yang digunakan berbagai lembaga di Indonesia, mulai dari pesantren hingga perguruan tinggi. Buku ini direkomendasikan oleh banyak ulama, salah satunya adalah kitab Syarh Ibnu Aqil. Buku ini memuat penjelasan tentang nama-nama Alfiyyah dengan sangat detail. Selain menjelaskan materi naẓams, Ibnu Aqil juga mengulas berbagai pendapat dari para ahli naḥwu. Dua mazhab penting dalam perkembangan ilmu naḥwu yang sering dijadikan tolok ukur pembanding, yaitu mazhab Basrah dan Kuffah. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapat antara kedua mazhab tersebut dalam kitab Syarh Ibnu Aqil dan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka dengan menggunakan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua mazhab ini memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan aturan naḥwu, seperti amil yang membaca multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā'il, dll. Hal ini didasarkan pada perbedaan metode yang digunakan untuk menentukan aturan. Dengan metode sima'i, Mazhab Basrah lebih selektif dalam pengambilan data. Sedangkan Kuffah lebih fleksibel dan sering menggunakan metode qiyas untuk menentukan aturannya. Tujuan pembelajaran naḥwu dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah sebagai wasῑlah (alat pembelajaran bahasa), bukan sebagai gayah (tujuan akhir). ). Oleh karena itu pembelajaran naḥwu dalam konteks pengajaran bahasa Arab perlu dilakukan secara tajdid dengan melihat pentingnya kemudahan, penyederhanaan, dan pembenahan materi naḥwu. Pembelajaran naḥwu harus menghindari analisis filosofis seperti yang dikembangkan oleh Basrah dan mengakomodasi semua bahasa Arab seperti yang dikembangkan oleh Kufah.\nKata kunci : Kajian Madzhab Basrah, Kuffah, Ibnu Aqil, Pembelajaran Bahasa Arab","PeriodicalId":33384,"journal":{"name":"al Mahara Jurnal Pendidikan Bahasa Arab","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"al Mahara Jurnal Pendidikan Bahasa Arab","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/almahara.2023.091-05","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The Alfiyyah book is a book of naḥwu used in various institutions in Indonesia, from Islamic boarding schools to universities. This book is recommended by many scholars, one of which is the book of Syarh Ibn Aqil. This book contains an explanation of Alfiyyah's naẓams in great detail. In addition to explaining the material in naẓams, Ibn Aqil also reviewed various opinions of naḥwu experts. The two significant schools of thought in the development of naḥwu science are often used as a benchmark for comparison, namely the Basrah and Kuffah schools. This study aims to discover the different opinions between these two schools in the book of Syarh Ibn Aqil and the factors that cause the differences. The method used in this research is descriptive qualitative through a literature study using documentation. The results of this study state that these two schools have different views in determining the rules of naḥwu, such as amil who recites multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā‘il, etc. This is based on the different methods used in determining the rules. With the sima‘i method, the Basrah School is more selective in retrieving data. At the same time, Kuffah is more flexible and often uses the qiyas method to determine the rules.The purpose of learning naḥwu in the context of learning Arabic in Indonesia is as a wasῑlah (language learning tool), not as a gayah (final goal). Therefore learning naḥwu in the context of teaching Arabic needs to be done tajdid by looking at the importance of facilitating, simplifying, and reforming naḥwu material. Learning naḥwu should avoid philosophical analysis such as that developed by Basrah and accommodate all Arabic languages as developed by Kufah. Keywords: Schools in Basrah, Kuffah, Ibn Aqil, and Arabic Learning.    AbstrakKitab Alfiyyah merupakan kitab naḥwu yang digunakan berbagai lembaga di Indonesia, mulai dari pesantren hingga perguruan tinggi. Buku ini direkomendasikan oleh banyak ulama, salah satunya adalah kitab Syarh Ibnu Aqil. Buku ini memuat penjelasan tentang nama-nama Alfiyyah dengan sangat detail. Selain menjelaskan materi naẓams, Ibnu Aqil juga mengulas berbagai pendapat dari para ahli naḥwu. Dua mazhab penting dalam perkembangan ilmu naḥwu yang sering dijadikan tolok ukur pembanding, yaitu mazhab Basrah dan Kuffah. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapat antara kedua mazhab tersebut dalam kitab Syarh Ibnu Aqil dan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka dengan menggunakan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua mazhab ini memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan aturan naḥwu, seperti amil yang membaca multiday, taqdῑmul khabar, taqdῑmul fā'il, dll. Hal ini didasarkan pada perbedaan metode yang digunakan untuk menentukan aturan. Dengan metode sima'i, Mazhab Basrah lebih selektif dalam pengambilan data. Sedangkan Kuffah lebih fleksibel dan sering menggunakan metode qiyas untuk menentukan aturannya. Tujuan pembelajaran naḥwu dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah sebagai wasῑlah (alat pembelajaran bahasa), bukan sebagai gayah (tujuan akhir). ). Oleh karena itu pembelajaran naḥwu dalam konteks pengajaran bahasa Arab perlu dilakukan secara tajdid dengan melihat pentingnya kemudahan, penyederhanaan, dan pembenahan materi naḥwu. Pembelajaran naḥwu harus menghindari analisis filosofis seperti yang dikembangkan oleh Basrah dan mengakomodasi semua bahasa Arab seperti yang dikembangkan oleh Kufah. Kata kunci : Kajian Madzhab Basrah, Kuffah, Ibnu Aqil, Pembelajaran Bahasa Arab
从比较的角度研究《阿其书》中的巴士拉派和库法派
Alfiyah书是一本关于naḥwu的书,用于印度尼西亚的各种机构,从伊斯兰寄宿学校到大学。这本书被许多学者推荐,其中之一是Syarh Ibn Aqil的书。这本书包含了对Alfiyah的naẓams的详细解释。除了解释纳阿姆斯的材料外,伊本·阿基尔还回顾了纳专家的各种意见。naḥwu科学发展中的两个重要学派经常被用作比较的基准,即巴士拉学派和库法学派。本研究的目的是发现这两个学派在《Syarh Ibn Aqil》一书中的不同意见,以及造成这种差异的因素。本研究中使用的方法是通过文献研究进行描述性定性研究。这项研究的结果表明,这两个学派在确定naḥwu规则方面有不同的观点,如多日背诵的amil、taqdῑmul khabar、taqd \8145;mul fā'il等。这是基于确定规则时使用的不同方法。使用sima'ai方法,巴士拉学校在检索数据方面更有选择性。同时,库法更灵活,经常使用奇亚斯方法来确定规则。在印度尼西亚学习阿拉伯语的背景下学习naḥwu的目的是作为一种语言学习工具,而不是作为一种gayah(最终目标)。因此,在阿拉伯语教学的背景下学习naņwu需要从促进、简化和改革na಼wus材料的重要性入手。学习naḥwu应该避免像Basrah开发的那样的哲学分析,并适应Kufah开发的所有阿拉伯语。关键词:Basrah、Kuffah、Ibn Aqil和阿拉伯语学习的学校。《阿尔菲耶圣经》是一本纳奥乌书,从中心到大学,印尼的各个机构都在使用它。这本书被许多学者推荐,其中一本是《阿基尔之子书》。这本书对阿尔菲耶的名字作了非常详细的解释。除了解释这件事,阿基尔的儿子还表达了来自拿撒勒人的各种意见。两个mazabas在nağwu科学的发展中很重要,通常用于支持基准,即Basrah和Kuffah mazabas。这样做的目的是为了了解《阿基尔之子书》中这两者之间的区别以及造成这种差异的因素。本研究中使用的方法是通过使用文献的图书馆研究进行定性描述。这项研究的结果表明,这两个马扎布人在定义nağwu规则方面有不同的看法,如多日阅读的amil、taqdῑmul khabar、taqd \8145;mul fāil等。这是基于用于确定规则的不同方法。通过sima'ai方法,Mazhab Basrah在数据收集方面更有选择性。而库法则更为灵活,经常使用奇亚斯方法来确定其规则。在印度尼西亚学习阿拉伯语的背景下,naḥwu学习的目的是一如既往的(语言学习工具),而不是风格(最终目的)。因此,在阿拉伯语学习的背景下,nağwu学习需要以一种有标题的方式进行,通过关注简单、简单和消除nağwu材料的重要性。Nağwu学习必须避免Basrah发展的哲学分析,并适应Kufah发展的所有阿拉伯语。关键词:Madzhab Basrah,Kuffah,Ibnu Aqil,阿拉伯语学习
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
15 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信