R. Lestari, Dewi Laelatul Badriah, Dwi Nastiti Iswarawanti
{"title":"Higien pemerahan sebagai penentu kontaminasi bakteri staphylococcus aureus pada susu sapi di Kabupaten Kuningan","authors":"R. Lestari, Dewi Laelatul Badriah, Dwi Nastiti Iswarawanti","doi":"10.34305/jikbh.v15i01.1059","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kabupaten Kuningan menempati peringkat ke-5 produksi susu sapi terbanyak di Jawa Barat pada tahun 2022 dengan produksi mencapai 20.042 ton. Kontaminasi bakteri Staphylococcus aureus sering dilaporkan sebagai penyebab kasus keracunan setelah mengkonsumsi susu, serta merupakan bakteri utama penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2020, yang menyebabkan 1.528 orang sakit dan 6 orang meninggal dunia.Metode: Penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian Cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pemerah susu sapi dan sampel susu sapi segar, menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 101 pemerah susu sapi (dari 101 peternakan) dan 101 sampel susu segar berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Berdasarkan hasil analisis diperoleh variabel yang berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada susu segar yakni variabel kebersihan sapi, higiene pemerah, sanitasi peralatan, dan prosedur pemerahan (p < 0,050). Variabel yang tidak berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus yakni variabel kesehatan sapi dan sanitasi kandang (p > 0,050).Kesimpulan: Higiene pemerah merupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada susu segar (OR=9,099).","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":" 41","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v15i01.1059","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Kabupaten Kuningan menempati peringkat ke-5 produksi susu sapi terbanyak di Jawa Barat pada tahun 2022 dengan produksi mencapai 20.042 ton. Kontaminasi bakteri Staphylococcus aureus sering dilaporkan sebagai penyebab kasus keracunan setelah mengkonsumsi susu, serta merupakan bakteri utama penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2020, yang menyebabkan 1.528 orang sakit dan 6 orang meninggal dunia.Metode: Penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian Cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah pemerah susu sapi dan sampel susu sapi segar, menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 101 pemerah susu sapi (dari 101 peternakan) dan 101 sampel susu segar berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Berdasarkan hasil analisis diperoleh variabel yang berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada susu segar yakni variabel kebersihan sapi, higiene pemerah, sanitasi peralatan, dan prosedur pemerahan (p < 0,050). Variabel yang tidak berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus yakni variabel kesehatan sapi dan sanitasi kandang (p > 0,050).Kesimpulan: Higiene pemerah merupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada susu segar (OR=9,099).