{"title":"Dampak Presidensi G20 Indonesia terhadap Peningkatan Wisatawan Mancanegara di Bali","authors":"Halda Amalika, Sevilla Ruhul Izza, Della Ardiani","doi":"10.47134/jmsd.v1i4.332","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Di tengah krisis multidimensi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan tantangan global lainnya seperti perubahan iklim, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berperan penting dalam memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh sesuai dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah KTT G20 yang bertempat di Bali, karena memenuhi kriteria fasilitas, daya tarik, aksesibilitas, dan kelembagaan. Sehingga, tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk melihat dampak Presidensi G20 Indonesia terhadap peningkatan Wisatawan Mancanegara di Bali. Dengan menggunakan metodologi analisis studi literatur yang diperoleh melalui sumber data sekunder yaitu seperti buku, artikel dalam jurnal, dan sumber lainnya yang relevan yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan. Dari penelitian ini diperoleh hasil yaitu, dampak positif adanya presidensi G20 terhadap peningkatan wisatawan mancanegara di Bali, dilihat dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara hingga jutaan persen pada 2022 sejalan dengan pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi covid-19 dan terus meningkat di tahun 2023 dengan persentase perubahan 144%. Sejalan dengan tujuan ke-8 dan ke-16 Sustainable Development Goals (SDGs), dampak positif tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap perekonomian dan kelembagaan yang kuat di Indonesia. Namun, Adapun dampak negatif dari peningkatan wisatawan mancanegara di Bali seperti terjadinya penyimpangan norma dan pelanggaran hukum berupa acuh terhadap peraturan adat, pelanggaran lalu lintas, overstay, merusak barang sewaan serta bekerja secara ilegal. Pencegahan untuk dampak negatif ini pun sudah dilakukan oleh pemerintah Bali dengan menerapkan regulasi yang lebih ketat dan sosialisasi yang efektif mengenai aturan dan norma lokal.","PeriodicalId":513347,"journal":{"name":"Journal of Macroeconomics and Social Development","volume":"52 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Macroeconomics and Social Development","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47134/jmsd.v1i4.332","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Di tengah krisis multidimensi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan tantangan global lainnya seperti perubahan iklim, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berperan penting dalam memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh sesuai dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah KTT G20 yang bertempat di Bali, karena memenuhi kriteria fasilitas, daya tarik, aksesibilitas, dan kelembagaan. Sehingga, tujuan adanya penelitian ini yaitu untuk melihat dampak Presidensi G20 Indonesia terhadap peningkatan Wisatawan Mancanegara di Bali. Dengan menggunakan metodologi analisis studi literatur yang diperoleh melalui sumber data sekunder yaitu seperti buku, artikel dalam jurnal, dan sumber lainnya yang relevan yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan. Dari penelitian ini diperoleh hasil yaitu, dampak positif adanya presidensi G20 terhadap peningkatan wisatawan mancanegara di Bali, dilihat dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara hingga jutaan persen pada 2022 sejalan dengan pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi covid-19 dan terus meningkat di tahun 2023 dengan persentase perubahan 144%. Sejalan dengan tujuan ke-8 dan ke-16 Sustainable Development Goals (SDGs), dampak positif tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap perekonomian dan kelembagaan yang kuat di Indonesia. Namun, Adapun dampak negatif dari peningkatan wisatawan mancanegara di Bali seperti terjadinya penyimpangan norma dan pelanggaran hukum berupa acuh terhadap peraturan adat, pelanggaran lalu lintas, overstay, merusak barang sewaan serta bekerja secara ilegal. Pencegahan untuk dampak negatif ini pun sudah dilakukan oleh pemerintah Bali dengan menerapkan regulasi yang lebih ketat dan sosialisasi yang efektif mengenai aturan dan norma lokal.