Formulasi Sediaan Nutrasetikal Teh Celup Kombinasi Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan Bunga Kenop (Globe amaranth) dengan Variasi Konsentrasi Stevia sebagai Perasa
L. Agustina, Amalia Putri Amaranggana, Ninis Yuliati, N. Damayanti
{"title":"Formulasi Sediaan Nutrasetikal Teh Celup Kombinasi Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan Bunga Kenop (Globe amaranth) dengan Variasi Konsentrasi Stevia sebagai Perasa","authors":"L. Agustina, Amalia Putri Amaranggana, Ninis Yuliati, N. Damayanti","doi":"10.47134/phms.v1i3.220","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian formulasi nutrasetikal sediaan teh celup kombinasi bunga rosella (Hibiscus sabdarifa) dan bunga kenop (Globe amaranth) dengan variasi konsentrasi stevia sebagai perasa. Stevia dalam formulasi berfungsi sebagai pengganti gula dan memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsentrasi stevia pada kesukaan responden. Formula teh celup terdiri atas 0,7% bunga Rosella (Hibiscus sabdarifa) dan 1% bunga kenop (Globe amaranth) dengan variasi konsentrasi konsentrasi stevia yaitu 1,3% (Formula 1), 1% (Formula 2) dan 0,7% (Formula 3). Ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdarifa) dan bunga kenop (Globe amaranth) dievaluasi kandungan metabolit sekundernya. Formula teh celup dievaluasi dengan uji organoleptis, uji kadar air dan kesukaan responden. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak bunga Rosela dan bunga Kenop mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga Rosella dan bunga Kenop dapat digunakan dalam formulasi nutrasetikal teh celup. Evaluasi organoleptis dari ketiga formula menunjukkan karakteristik bau khas teh, warna merah kecoklatan dan kadar air kurang dari 10% (sesuai dengan persyaratan dalam Materia Medika Indonesia). Hasil kesukaan pada responden menunjukkan bahwa warna, rasa, dan bau khas sediaan teh celup herbal dapat diterima. Dari hasil uji kesukaan juga menunjukkan bahwa formula kedua adalah yang paling banyak disukai oleh responden.","PeriodicalId":511676,"journal":{"name":"Health & Medical Sciences","volume":"12 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Health & Medical Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47134/phms.v1i3.220","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Telah dilakukan penelitian formulasi nutrasetikal sediaan teh celup kombinasi bunga rosella (Hibiscus sabdarifa) dan bunga kenop (Globe amaranth) dengan variasi konsentrasi stevia sebagai perasa. Stevia dalam formulasi berfungsi sebagai pengganti gula dan memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsentrasi stevia pada kesukaan responden. Formula teh celup terdiri atas 0,7% bunga Rosella (Hibiscus sabdarifa) dan 1% bunga kenop (Globe amaranth) dengan variasi konsentrasi konsentrasi stevia yaitu 1,3% (Formula 1), 1% (Formula 2) dan 0,7% (Formula 3). Ekstrak bunga rosella (Hibiscus sabdarifa) dan bunga kenop (Globe amaranth) dievaluasi kandungan metabolit sekundernya. Formula teh celup dievaluasi dengan uji organoleptis, uji kadar air dan kesukaan responden. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak bunga Rosela dan bunga Kenop mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga Rosella dan bunga Kenop dapat digunakan dalam formulasi nutrasetikal teh celup. Evaluasi organoleptis dari ketiga formula menunjukkan karakteristik bau khas teh, warna merah kecoklatan dan kadar air kurang dari 10% (sesuai dengan persyaratan dalam Materia Medika Indonesia). Hasil kesukaan pada responden menunjukkan bahwa warna, rasa, dan bau khas sediaan teh celup herbal dapat diterima. Dari hasil uji kesukaan juga menunjukkan bahwa formula kedua adalah yang paling banyak disukai oleh responden.