DEFAMASI IRIANA WIDODO MELALUI MISOGINI DAN DEFEMISME PEREMPUAN (KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK)

A. M. Rafael, Ngurah Indra Pradhana
{"title":"DEFAMASI IRIANA WIDODO MELALUI MISOGINI DAN DEFEMISME PEREMPUAN (KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK)","authors":"A. M. Rafael, Ngurah Indra Pradhana","doi":"10.37792/hinef.v3i1.1192","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The rise of defamation cases in Indonesia provides an entry point for forensic linguistic (one of linguistics branches) to solve all the legal cases related to language. For instance, the case of insult and defamation that was allegedly directed to Iriana Widodo through the choice of ironic dictions which referred to her physical appearance, her dressing style, and her communication style. This study aims to analyze in depth several texts that have been posted by several accounts on social media which are suspected in containing defamation isues against her. This study uses forensic linguistic analysis through a qualitative descriptive approach. The data in this research are some texts taken from social media accounts. Those texts went viral because they allegedly contained elements of defamation against her. To dissect each aspect as a means of discourse in each text, this study uses Halliday's social semiotic analysis. The results found that both texts contained insults containing physical insults (body shaming) and attacks on Iriana Widodo's honor as First Lady of the Indonesian Republic. The data in C.1 also contains attitude shaming which contains elements of misogyny towards women (in this case towards female prostitutes - specifically for data C.1). Meanwhile the data C.2 shows that the text used ironic figures of speech to indirectly insinuate Iriana Widodo's physical apperances and clothing style which is associated with household assistants (housemaids). The author of the text also used the dysphemism of prostitutes to attack Iriana Widodo (data C.2). Finally, data C.2 shows that the text maker attacks her by choosing ironic figures of speech.\nAbstrak. Kasus defamasi atau pencemaran nama baik di Indonesia memberikan jalan masuk kepada salah satu cabang ilmu linguistik mutahir yaitu linguistik forensik untuk memecahkan kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan bahasa. Kajian ini membahasa dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik yang diduga ditujukan kepada Iriana Widodo melalui pemilihan diksi-diksi ironi yang merujuk pada penampilan fisik  Iriana Widodo,  gaya berbusananya, dan gaya berkomunikasinya. Tujuan utama kajian untuk menganalisis secara mendalam beberapa teks-teks yang telah diposting oleh beberapa akun di media sosial yang diduga mengandung defamasi terhadap Iriana Widodo. Kajian ini menggunakan pisau analisis linguistik forensik melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah teks-teks yang di ambil di akun media sosial yang viral karena diduga mengandung unsur pencemaran nama baik kepada Iriana Widodo. Untuk membedah setiap aspek-aspek sebagai sarana wacana pada masing-masing teks, kajian ini menggunakan analisis semiotika sosial Halliday. Hasil penelitian menemukan kedua teks tersebut mengandung penghinaan yang bermuatan penghinaan fisik (body shaming) dan penyerangan terhadap kehormatan Iriana Widodo sebagai Ibu Negara RI. Data pada C.1  mengandung penghinaan perilaku (attitude shaming) yang bermuatan  unsur misogini terhadap perempuan (dalam hal ini terhadap pelacur perempuan- khusus untuk data C.1). Selain itu untuk data C.2 si aktor pembuat teks menggunakan majas ironi untuk menyindir secara tidak langsung fisik dan gaya berbusana (outfit) Iriana Widodo yang diasosiasikan dengan asisten rumah tangga (bibi atau pembantu rumah tangga). Si  pembuat teks juga mengunakan diksi disfemisme pelacur untuk menyerang Iriana Widodo (data C.2). Sedangkan data C.2 menunjukan pembuat teks menyerang dengan pemilihan majas ironi.","PeriodicalId":441529,"journal":{"name":"HINEF : Jurnal Rumpun Ilmu Pendidikan","volume":"70 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"HINEF : Jurnal Rumpun Ilmu Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37792/hinef.v3i1.1192","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract. The rise of defamation cases in Indonesia provides an entry point for forensic linguistic (one of linguistics branches) to solve all the legal cases related to language. For instance, the case of insult and defamation that was allegedly directed to Iriana Widodo through the choice of ironic dictions which referred to her physical appearance, her dressing style, and her communication style. This study aims to analyze in depth several texts that have been posted by several accounts on social media which are suspected in containing defamation isues against her. This study uses forensic linguistic analysis through a qualitative descriptive approach. The data in this research are some texts taken from social media accounts. Those texts went viral because they allegedly contained elements of defamation against her. To dissect each aspect as a means of discourse in each text, this study uses Halliday's social semiotic analysis. The results found that both texts contained insults containing physical insults (body shaming) and attacks on Iriana Widodo's honor as First Lady of the Indonesian Republic. The data in C.1 also contains attitude shaming which contains elements of misogyny towards women (in this case towards female prostitutes - specifically for data C.1). Meanwhile the data C.2 shows that the text used ironic figures of speech to indirectly insinuate Iriana Widodo's physical apperances and clothing style which is associated with household assistants (housemaids). The author of the text also used the dysphemism of prostitutes to attack Iriana Widodo (data C.2). Finally, data C.2 shows that the text maker attacks her by choosing ironic figures of speech. Abstrak. Kasus defamasi atau pencemaran nama baik di Indonesia memberikan jalan masuk kepada salah satu cabang ilmu linguistik mutahir yaitu linguistik forensik untuk memecahkan kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan bahasa. Kajian ini membahasa dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik yang diduga ditujukan kepada Iriana Widodo melalui pemilihan diksi-diksi ironi yang merujuk pada penampilan fisik  Iriana Widodo,  gaya berbusananya, dan gaya berkomunikasinya. Tujuan utama kajian untuk menganalisis secara mendalam beberapa teks-teks yang telah diposting oleh beberapa akun di media sosial yang diduga mengandung defamasi terhadap Iriana Widodo. Kajian ini menggunakan pisau analisis linguistik forensik melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah teks-teks yang di ambil di akun media sosial yang viral karena diduga mengandung unsur pencemaran nama baik kepada Iriana Widodo. Untuk membedah setiap aspek-aspek sebagai sarana wacana pada masing-masing teks, kajian ini menggunakan analisis semiotika sosial Halliday. Hasil penelitian menemukan kedua teks tersebut mengandung penghinaan yang bermuatan penghinaan fisik (body shaming) dan penyerangan terhadap kehormatan Iriana Widodo sebagai Ibu Negara RI. Data pada C.1  mengandung penghinaan perilaku (attitude shaming) yang bermuatan  unsur misogini terhadap perempuan (dalam hal ini terhadap pelacur perempuan- khusus untuk data C.1). Selain itu untuk data C.2 si aktor pembuat teks menggunakan majas ironi untuk menyindir secara tidak langsung fisik dan gaya berbusana (outfit) Iriana Widodo yang diasosiasikan dengan asisten rumah tangga (bibi atau pembantu rumah tangga). Si  pembuat teks juga mengunakan diksi disfemisme pelacur untuk menyerang Iriana Widodo (data C.2). Sedangkan data C.2 menunjukan pembuat teks menyerang dengan pemilihan majas ironi.
通过厌恶女性和蔑视女性来诽谤伊里亚娜-维多多(法医语言学研究)
摘要印度尼西亚诽谤案件的增加为法证语言学(语言学分支之一)提供了一个切入点,以解决所有与语言有关的法律案件。例如,伊里亚娜-维多多(Iriana Widodo)被指控通过使用讽刺性词语侮辱和诽谤她,这些词语涉及她的外貌、穿衣风格和交流方式。本研究旨在深入分析几个账户在社交媒体上发布的涉嫌对伊里亚娜-维多多进行诽谤的文本。本研究通过定性描述的方法使用法证语言分析。本研究的数据是从社交媒体账户中提取的一些文本。这些文本被指包含对她的诽谤内容,因此被疯传。本研究采用 Halliday 的社会符号学分析方法,对每篇文本中作为话语手段的各个方面进行剖析。结果发现,这两篇文本都包含对伊丽娅娜-维多多作为印度尼西亚共和国第一夫人的身体侮辱(身体羞辱)和名誉攻击。C.1 中的数据还包含态度羞辱,其中包含对女性的厌女症(这里指的是对妓女的厌女症--具体到数据 C.1)。同时,C.2 中的数据显示,文本使用了讽刺性的语言来间接影射伊里亚娜-维多多的外貌和服装风格,这与家庭助理(女佣)有关。文本作者还使用了 "妓女 "这一反语来攻击伊里亚娜-维多多(数据 C.2)。最后,数据 C.2 显示,文本作者通过选择具有讽刺意味的语词来攻击她。印度尼西亚的诽谤案件为语言学的前沿分支之一--法证语言学--提供了解决与语言有关的法律案件的切入点。本研究通过对伊里亚娜-维多多(Iriana Widodo)的外貌、着装风格和交流风格的讽刺性修辞的选择,讨论了针对她的侮辱和诽谤指控。本研究的主要目的是深入分析几个账户在社交媒体上发布的据称包含对伊里亚娜-维多多诽谤内容的一些文本。本研究通过定性描述方法使用法证语言分析刀。本研究的数据取自病毒式社交媒体账户的文本,据称这些文本包含对伊里亚娜-维多多的诽谤内容。为了剖析每篇文本中作为话语手段的各个方面,本研究采用了哈利迪的社会符号学分析方法。结果发现,两篇文章都包含了对身体的羞辱和对伊里亚娜-维多多作为印尼第一夫人的荣誉的攻击。C.1 中的数据包含了对态度的羞辱,其中包含了针对女性的厌女症元素(在本例中是针对女性妓女--特别是针对数据 C.1)。此外,在数据 C.2 中,创作文本的演员使用反讽手法间接讽刺了伊里亚娜-维多多的体型和着装风格,这与家庭助理(阿姨或女佣)有关。作者还使用了 "荡妇"(dysphemism slut)的修辞手法来攻击伊里亚娜-维多多(数据 C.2)。同时,数据 C.2 显示,文本作者选择了反讽的方式进行攻击。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信