Aspek Psikologis Suami Istri Sebagai Maqashid dalam Syariat Iddah dan Ihdad

M. Nashrullah, A. Rohim, A. Wafi, Zulham Wahyudani
{"title":"Aspek Psikologis Suami Istri Sebagai Maqashid dalam Syariat Iddah dan Ihdad","authors":"M. Nashrullah, A. Rohim, A. Wafi, Zulham Wahyudani","doi":"10.37274/rais.v8i1.918","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Iddah merupakan tradis warisan pra islam yang eksistensinya tetap berlanjut hingga saat ini. Islam merekonstruksi tradisi iddah masyarakat jahiliyah pra islam menjadi lebih adil dan mengedepankan maslahah. Al-Qur’an dan hadis telah mengatur teknis pelaksaan iddah secara rinci. Meskipun demikian, belum ditemukan secara jelas didalamnya maqashid dari syariat iddah. Penelitian ini berusaha mengungkap maqashid atau tujuan yang ada dalam syariat iddah, kemudian menghubungkannya dengan ilmu psikologi keluarga. Para ulama salaf menyatakan bahwa maqashid umum dari iddah adalah untuk menjaga keturunan (hifdz al-nasl), khususnya dalam aspek pembebasan rahim (baraatur rahim). Namun seiring berjalannya waktu tujuan tersebut dianggap kurang relevan karena dapat digantikan oleh teknologi kedokteran yang lebih canggih. Sementara aspek psikologi dalam iddah dapat dapat ditemukan secara tersirat dalam beberapa ayat yang menjelaskan konsep iddah, misalnya dalam iddah perempuan hamil yang ditinggal mati suami dan perempuan steril (perawan) yang ditinggal mati oleh suami. Aspek psikologi dalam iddah hanya bersifat asumsi yang kebenarannya tidak bersifat mutlak, maka dari itu aspek ini tidak dapat digunakan untuk merubah atau menghapus beberapa ketentuan dari iddah yang telah disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an dan hadis. \nIddah is a pre-Islamic tradition whose existence continues to this day. Islam reconstructs the iddah tradition of pre-Islamic jahiliyah society to be fairer and prioritize maslahah. The Qur'an and hadith have regulated the technical implementation of iddah in detail. However, there has not been a clear maqasid found in the Iddah Shari'a. This research seeks to reveal the maqashid or goals contained in the iddah law, then connect it with the science of family psychology. Salaf scholars state that the general maqashid of iddah is to protect offspring (hifdz al-nasl), especially in the aspect of liberation of the womb (baraatur rahim). However, as time goes by, this goal is considered less relevant because it can be replaced by more sophisticated medical technology. Meanwhile, the psychological aspects of iddah can be found implicitly in several verses that explain the concept of iddah, for example in the iddah of pregnant women whose husbands die and sterile (virgin) women whose husbands die. The psychological aspect of iddah is only an assumption whose truth is not absolute; therefore this aspect cannot be used to change or delete several provisions of iddah which have been clearly stated in the Qur'an and hadith.","PeriodicalId":256744,"journal":{"name":"Rayah Al-Islam","volume":"11 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Rayah Al-Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37274/rais.v8i1.918","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Iddah merupakan tradis warisan pra islam yang eksistensinya tetap berlanjut hingga saat ini. Islam merekonstruksi tradisi iddah masyarakat jahiliyah pra islam menjadi lebih adil dan mengedepankan maslahah. Al-Qur’an dan hadis telah mengatur teknis pelaksaan iddah secara rinci. Meskipun demikian, belum ditemukan secara jelas didalamnya maqashid dari syariat iddah. Penelitian ini berusaha mengungkap maqashid atau tujuan yang ada dalam syariat iddah, kemudian menghubungkannya dengan ilmu psikologi keluarga. Para ulama salaf menyatakan bahwa maqashid umum dari iddah adalah untuk menjaga keturunan (hifdz al-nasl), khususnya dalam aspek pembebasan rahim (baraatur rahim). Namun seiring berjalannya waktu tujuan tersebut dianggap kurang relevan karena dapat digantikan oleh teknologi kedokteran yang lebih canggih. Sementara aspek psikologi dalam iddah dapat dapat ditemukan secara tersirat dalam beberapa ayat yang menjelaskan konsep iddah, misalnya dalam iddah perempuan hamil yang ditinggal mati suami dan perempuan steril (perawan) yang ditinggal mati oleh suami. Aspek psikologi dalam iddah hanya bersifat asumsi yang kebenarannya tidak bersifat mutlak, maka dari itu aspek ini tidak dapat digunakan untuk merubah atau menghapus beberapa ketentuan dari iddah yang telah disebutkan secara jelas dalam al-Qur’an dan hadis. Iddah is a pre-Islamic tradition whose existence continues to this day. Islam reconstructs the iddah tradition of pre-Islamic jahiliyah society to be fairer and prioritize maslahah. The Qur'an and hadith have regulated the technical implementation of iddah in detail. However, there has not been a clear maqasid found in the Iddah Shari'a. This research seeks to reveal the maqashid or goals contained in the iddah law, then connect it with the science of family psychology. Salaf scholars state that the general maqashid of iddah is to protect offspring (hifdz al-nasl), especially in the aspect of liberation of the womb (baraatur rahim). However, as time goes by, this goal is considered less relevant because it can be replaced by more sophisticated medical technology. Meanwhile, the psychological aspects of iddah can be found implicitly in several verses that explain the concept of iddah, for example in the iddah of pregnant women whose husbands die and sterile (virgin) women whose husbands die. The psychological aspect of iddah is only an assumption whose truth is not absolute; therefore this aspect cannot be used to change or delete several provisions of iddah which have been clearly stated in the Qur'an and hadith.
伊达和伊赫达伊斯兰教法中作为 "马卡希德 "的丈夫和妻子的心理问题
伊达(iddah)是伊斯兰教以前的传统,一直延续至今。伊斯兰教重建了伊斯兰教前大吉利雅社会的 "伊达 "传统,使之更加公正,并将 "麦斯拉赫"(maslahah)放在首位。古兰经》和《圣训》详细规定了 "伊达 "的技术实施。然而,"伊达 "教法的基本原理尚未得到明确的研究。本研究试图揭示伊斯兰教法的目的,然后将其与家庭心理学联系起来。萨拉菲学者们指出,"私生女 "的一般目的是保护后代(hifdz al-nasl),尤其是在解放子宫(baraatur rahim)方面。然而,随着时间的推移,人们认为这一目标已不再那么重要,因为它可以被更先进的医疗技术所取代。同时,在一些解释 "伊达 "概念的经文中,可以隐约地发现 "伊达 "的心理方面,例如,丈夫去世的孕妇的 "伊达 "和丈夫去世的未育妇女(处女)的 "伊达"。心理层面的 "伊达 "只是一种假设,其真实性并不是绝对的,因此不能用这种假设来改变或取消《古兰经》和圣训中明确规定的一些 "伊达 "条款。"伊达 "是伊斯兰教以前的传统,一直延续至今。伊斯兰教重建了伊斯兰教前大吉利雅社会的 "伊达 "传统,使之更加公平,并优先考虑 "麦斯拉赫"(maslahah)。古兰经》和《圣训》对 "伊达 "的技术实施做了详细规定。然而,《伊斯兰教教法》中并没有明确的maqasid。本研究旨在揭示伊斯兰教法中包含的目标,然后将其与家庭心理学联系起来。萨拉夫学者指出,"伊达 "的一般目标是保护后代(hifdz al-nasl),尤其是在解放子宫(baraatur rahim)方面。然而,随着时间的推移,这一目标已被认为不那么重要了,因为它可以被更先进的医疗技术所取代。与此同时,在解释 "伊达 "概念的几节经文中,可以隐约找到 "伊达 "的心理层面,例如,丈夫去世的孕妇的 "伊达 "和丈夫去世的未育(处女)妇女的 "伊达"。心理层面的 "伊达 "只是一种假设,其真实性并不是绝对的;因此,心理层面的 "伊达 "不能被用来改变或删除《古兰经》和圣训中明确规定的若干 "伊达 "条款。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信