Mariani Abdullah, A. Rahmat, M. Zubaidi, M. Ibrahim
{"title":"Peran Kepemimpinan Kepala Desa di Desa Bulotalangi Barat(Studi Kasus Dalam Penanganan Konflik Air Bersih Di Desa Bulotalangi Barat)","authors":"Mariani Abdullah, A. Rahmat, M. Zubaidi, M. Ibrahim","doi":"10.37411/sjce.v3i2.2259","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Peran Kepemimpinan Kepala Desa di Desa Bulotalangi Barat (Studi Kasus Dalam Penanganan Konflik Air Bersih di Desa Bulotalangi Barat). Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif, dengan pendekatan Kualitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan Huberman. \nHasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala desa sebagai fasilitator diperoleh bahwa strategi yang digunakan oleh kepala desa dan unsur pemerintah desa lainnya dalam menangani konflik air bersih yaitu dengan di adakan musyawarah untuk menuju mufakat, dalam hal ini kepala desa yang memiliki kedudukan atau status sehingganya kepala desa memediasi apa yang menjadi kebutuhan didalam masyarakat. Disisi lain peran kepala desa sebagai fasilitator cukup membantu masyarakat Bulotalangi Barat hal ini terlihat sesuai realita yang di dapatkan di lapangan menunjukkan bahwa kepala desa mampu memfasilitasi masyarakat dengan mengadakan kembali sarana air bersih yang merupakan pemicu terjadinya konflik yang ada di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga adanya pengadaan kembali sarana air bersih ini, masalah yang di masyarakat bisa dikatakan tidak ada lagi. Dalam penanganan konflik yang terjadi di desa Bulontalangi Barat, kepala desa juga bertindak sebagai motivator, dengan selalu memberikan dorongan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah secara bersama, dan membuang rasa egosentris masyarakat, karena persoalan air adalah persoalan bersama, dan bukan persoalan individual di masyarakat Bulotalangi Barat. \nKata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Desa, Konflik \n ","PeriodicalId":185866,"journal":{"name":"Student Journal of Community Education","volume":"6 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Student Journal of Community Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37411/sjce.v3i2.2259","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Peran Kepemimpinan Kepala Desa di Desa Bulotalangi Barat (Studi Kasus Dalam Penanganan Konflik Air Bersih di Desa Bulotalangi Barat). Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif, dengan pendekatan Kualitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Milles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala desa sebagai fasilitator diperoleh bahwa strategi yang digunakan oleh kepala desa dan unsur pemerintah desa lainnya dalam menangani konflik air bersih yaitu dengan di adakan musyawarah untuk menuju mufakat, dalam hal ini kepala desa yang memiliki kedudukan atau status sehingganya kepala desa memediasi apa yang menjadi kebutuhan didalam masyarakat. Disisi lain peran kepala desa sebagai fasilitator cukup membantu masyarakat Bulotalangi Barat hal ini terlihat sesuai realita yang di dapatkan di lapangan menunjukkan bahwa kepala desa mampu memfasilitasi masyarakat dengan mengadakan kembali sarana air bersih yang merupakan pemicu terjadinya konflik yang ada di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga adanya pengadaan kembali sarana air bersih ini, masalah yang di masyarakat bisa dikatakan tidak ada lagi. Dalam penanganan konflik yang terjadi di desa Bulontalangi Barat, kepala desa juga bertindak sebagai motivator, dengan selalu memberikan dorongan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah secara bersama, dan membuang rasa egosentris masyarakat, karena persoalan air adalah persoalan bersama, dan bukan persoalan individual di masyarakat Bulotalangi Barat.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Kepala Desa, Konflik