{"title":"Representasi Maskulinitas Toksik (Analisis Naratif Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas)","authors":"Talenta Rizkiana, Suzy S. Azeharie","doi":"10.24912/ki.v3i1.29361","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Film as a form of the media have the ability to influence audiences. A few films came to show the social issues that were occurring in society. Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash about masculinity issue. The purpose of this study is to know a representation of toxic masculinity based on a film narration like revenge, a yearning must be paid deeply. The theories used are Gramschi hegemony, hegemonic masculinity and toxic masculinity. The qualitative approach and the method in the research used are narrative methods with a constructive paradigm. The study found the following findings: the story line in the film using a narrative model Tzvetan Todorov that has three story timelines, namely, the initial, middle and end story line. The story starts with a balance and then there comes the distraction that causes the conflict and then there's the balance again. In the plot was discovered the issue of toxic masculinity of a Ajo Kawir as a man with Impotence faced various issues of toxic masculinity. Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash, it is intended not only to entertain but also to study and share perceptual about real social issues in society. And with this film's value analysis it can be used by the public to be the basis for digging for social values. \nFilm sebagai salah satu bentuk media massa memiliki kemampuan untuk memengaruhi penontonnya. Bebeberapa film hadir untuk menggambarkan isu sosial yang terjadi di masyarakat. Contohnya adalah film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang menampilkan isu maskulinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi maskulinitas toksik berdasarkan narasi film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Teori yang digunakan adalah Hegemoni Gramsci, Maskulinitas Hegemonik dan Maskulinitas Toksik. Pendekatan kualitatif dan metode dalam penelitian yang digunakan adalah metode naratif dengan paradigma konstruktivisme. Penelitian ini menemukan temuan- temuan sebagai berikut: alur cerita dalam film menggunakan naratif model Tzvetan Todorov yang memiliki tiga alur waktu cerita, yaitu alur cerita awal, tengah dan akhir. Cerita di mulai dengan keseimbangan lalu datang gangguan yang menyebabkan konflik dan sesudahnya keseimbangan lagi. Dalam alur ditemukan isu maskulinitas toksik mengenai Ajo Kawir sebagai laki-laki yang mengalami impotensi sehingga menghadapi berbagai isu maskulinitas toksik. Terkait dengan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sudah sepatutnya, sebagai salah satu dari media massa, film tidak semata-mata hanya bertujuan menghibur namun juga pembelajaran dan berbagi persepktif akan isu sosial yang nyata ada di masyarakat. Dan dengan adanya analisa nilai film ini dapat di manfaatkan masyarakat untuk menjadi dasar dalam menggali nilai sosial yang ada pada film Indonesia.","PeriodicalId":485943,"journal":{"name":"Kiwari","volume":"51 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kiwari","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/ki.v3i1.29361","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Film as a form of the media have the ability to influence audiences. A few films came to show the social issues that were occurring in society. Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash about masculinity issue. The purpose of this study is to know a representation of toxic masculinity based on a film narration like revenge, a yearning must be paid deeply. The theories used are Gramschi hegemony, hegemonic masculinity and toxic masculinity. The qualitative approach and the method in the research used are narrative methods with a constructive paradigm. The study found the following findings: the story line in the film using a narrative model Tzvetan Todorov that has three story timelines, namely, the initial, middle and end story line. The story starts with a balance and then there comes the distraction that causes the conflict and then there's the balance again. In the plot was discovered the issue of toxic masculinity of a Ajo Kawir as a man with Impotence faced various issues of toxic masculinity. Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash, it is intended not only to entertain but also to study and share perceptual about real social issues in society. And with this film's value analysis it can be used by the public to be the basis for digging for social values.
Film sebagai salah satu bentuk media massa memiliki kemampuan untuk memengaruhi penontonnya. Bebeberapa film hadir untuk menggambarkan isu sosial yang terjadi di masyarakat. Contohnya adalah film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang menampilkan isu maskulinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi maskulinitas toksik berdasarkan narasi film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Teori yang digunakan adalah Hegemoni Gramsci, Maskulinitas Hegemonik dan Maskulinitas Toksik. Pendekatan kualitatif dan metode dalam penelitian yang digunakan adalah metode naratif dengan paradigma konstruktivisme. Penelitian ini menemukan temuan- temuan sebagai berikut: alur cerita dalam film menggunakan naratif model Tzvetan Todorov yang memiliki tiga alur waktu cerita, yaitu alur cerita awal, tengah dan akhir. Cerita di mulai dengan keseimbangan lalu datang gangguan yang menyebabkan konflik dan sesudahnya keseimbangan lagi. Dalam alur ditemukan isu maskulinitas toksik mengenai Ajo Kawir sebagai laki-laki yang mengalami impotensi sehingga menghadapi berbagai isu maskulinitas toksik. Terkait dengan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas sudah sepatutnya, sebagai salah satu dari media massa, film tidak semata-mata hanya bertujuan menghibur namun juga pembelajaran dan berbagi persepktif akan isu sosial yang nyata ada di masyarakat. Dan dengan adanya analisa nilai film ini dapat di manfaatkan masyarakat untuk menjadi dasar dalam menggali nilai sosial yang ada pada film Indonesia.