{"title":"Kurikulum Merdeka dari Perspektif Aliran Filsafat Pendidikan dan Filosofi Ki Hadjar Dewantara","authors":"Sofyan Syamratulangi, Kamaluddin, Nurlailah","doi":"10.51518/lentera.v6i1.177","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dari kurikulum K13 yang menitikberatkan pada aspek pengembangan potensi, bakat, dan minat peserta didik melalui digitalisasi pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Kurikulum Merdeka disusun berdasarkan empat aliran filsafat pendidikan yang masing-masing memiliki ciri khas yang saling melengkapi dalam penyusunan kurikulum, hanya dominasinya saja yang berbeda pada setiap kurikulum. Pengembangan kurikulum merdeka perlu ditinjau dari segi filsafat pendidikan agar dapat diketahui dominas filsafat tersebut sehingga teridentifikasi hasil output dengan dasar kurikulumnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research), sumber primer didapatkan dari literatur ilmiah dan sumber sekunder didapatkan dari sumber pendukung, seperti esai, makalah, hasil seminar, dan lainnya. Hasil penelitian tentang kurikulum merdeka dibuat tanpa melupakan perenialisme, kemudian dikuatkan dengan esensialisme serta ditambah perkembangannya dengan progresivisme dan dilengkapi dengan konstruksionisme. Sehingga dapat disimpulkan bahwa progresivisme dan konstruksionisme mendominasi dalam pengembangan kurikulum Merdeka. Sedangkan merdeka belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara berusaha menumbuhkan jiwa dan raga peserta didik melalui kebudayaansehingga peserta didik dapat mengatasi permasalahan-permasalahannya dengan kemampunannya sendiri sesuai dengan kodratnya.","PeriodicalId":134400,"journal":{"name":"Jurnal LENTERA: Jurnal Studi Pendidikan","volume":"101 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal LENTERA: Jurnal Studi Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51518/lentera.v6i1.177","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dari kurikulum K13 yang menitikberatkan pada aspek pengembangan potensi, bakat, dan minat peserta didik melalui digitalisasi pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Kurikulum Merdeka disusun berdasarkan empat aliran filsafat pendidikan yang masing-masing memiliki ciri khas yang saling melengkapi dalam penyusunan kurikulum, hanya dominasinya saja yang berbeda pada setiap kurikulum. Pengembangan kurikulum merdeka perlu ditinjau dari segi filsafat pendidikan agar dapat diketahui dominas filsafat tersebut sehingga teridentifikasi hasil output dengan dasar kurikulumnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research), sumber primer didapatkan dari literatur ilmiah dan sumber sekunder didapatkan dari sumber pendukung, seperti esai, makalah, hasil seminar, dan lainnya. Hasil penelitian tentang kurikulum merdeka dibuat tanpa melupakan perenialisme, kemudian dikuatkan dengan esensialisme serta ditambah perkembangannya dengan progresivisme dan dilengkapi dengan konstruksionisme. Sehingga dapat disimpulkan bahwa progresivisme dan konstruksionisme mendominasi dalam pengembangan kurikulum Merdeka. Sedangkan merdeka belajar dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara berusaha menumbuhkan jiwa dan raga peserta didik melalui kebudayaansehingga peserta didik dapat mengatasi permasalahan-permasalahannya dengan kemampunannya sendiri sesuai dengan kodratnya.