Inklusivisme Guru di Sekolah Dasar Ihwal Pendidikan Agama untuk Kelompok Minoritas

Fahima Pub Date : 2024-01-08 DOI:10.54622/fahima.v3i1.153
Moh. Rofqil Bazikh
{"title":"Inklusivisme Guru di Sekolah Dasar Ihwal Pendidikan Agama untuk Kelompok Minoritas","authors":"Moh. Rofqil Bazikh","doi":"10.54622/fahima.v3i1.153","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\nSesuai amanat Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP), pendidikan agama merupakan sebuah keharusan di institusi sekolah. Problematikanya, tatkala terdapat siswa yang berasal dari latar belakang tertentu dan menjadi minoritas. Pada titik ini, sekolah seharusnya memberikan pendidikan agama sesuai kepercayaan siswa. Sayangnya, kenyataan di lapangan tidak selalu demikian. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keterbukaan guru di kalangan akar rumput perihal pendidikan agama bagi kelompok minoritas. Sasaran dari penelitian ini adalah dua Sekolah Dasar (SD) Negeri di Desa Sedayugunung, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Terdapat sembilan guru dari kedua SD tersebut yang bersedia melakukan wawancara terkait topik ini. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif-deskriptif yang berjangkar pada data lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research).  Untuk menganalisis temuan hasil wawancara digunakan dua teori. Pertama, teori kontak (contact theory) yang diinisiasi oleh Gordon Allport. Kedua, teori tipologi tripolar (threefold typology) yang diprakarsai Alan Race. Temuan di lapangan memperlihatkan keterbukaan para guru terhadap komunitas religius lain. Secara spesifik sikap terbuka guru untuk menyelenggarakan pendidikan agama sesuai kepercayaan masing-masing siswa. Sikap para guru ini dikategorikan dalam tipologi inklusif terkait pandangan terhadap kelompok agama. Sikap ini dipicu oleh dua hal yang saling terkait, yakni eksistensi dunia digital dan interaksi dengan penganut agama lain. Akhirnya, konklusi penelitian ini sesuai dengan diktum besar teori kontak bahwa pertemuan dengan penganut agama lain dapat mereduksi prasangka.\n","PeriodicalId":474736,"journal":{"name":"Fahima","volume":"56 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fahima","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54622/fahima.v3i1.153","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sesuai amanat Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP), pendidikan agama merupakan sebuah keharusan di institusi sekolah. Problematikanya, tatkala terdapat siswa yang berasal dari latar belakang tertentu dan menjadi minoritas. Pada titik ini, sekolah seharusnya memberikan pendidikan agama sesuai kepercayaan siswa. Sayangnya, kenyataan di lapangan tidak selalu demikian. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keterbukaan guru di kalangan akar rumput perihal pendidikan agama bagi kelompok minoritas. Sasaran dari penelitian ini adalah dua Sekolah Dasar (SD) Negeri di Desa Sedayugunung, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Terdapat sembilan guru dari kedua SD tersebut yang bersedia melakukan wawancara terkait topik ini. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif-deskriptif yang berjangkar pada data lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan (field research).  Untuk menganalisis temuan hasil wawancara digunakan dua teori. Pertama, teori kontak (contact theory) yang diinisiasi oleh Gordon Allport. Kedua, teori tipologi tripolar (threefold typology) yang diprakarsai Alan Race. Temuan di lapangan memperlihatkan keterbukaan para guru terhadap komunitas religius lain. Secara spesifik sikap terbuka guru untuk menyelenggarakan pendidikan agama sesuai kepercayaan masing-masing siswa. Sikap para guru ini dikategorikan dalam tipologi inklusif terkait pandangan terhadap kelompok agama. Sikap ini dipicu oleh dua hal yang saling terkait, yakni eksistensi dunia digital dan interaksi dengan penganut agama lain. Akhirnya, konklusi penelitian ini sesuai dengan diktum besar teori kontak bahwa pertemuan dengan penganut agama lain dapat mereduksi prasangka.
小学少数民族宗教教育中的教师包容性
根据法律和政府条例的规定,宗教教育是学校机构的必修课。问题是,如果有些学生来自某些背景,成为少数民族。此时,学校应根据学生的信仰提供宗教教育。遗憾的是,情况并非总是如此。本研究旨在了解基层教师对少数民族宗教教育的开放程度。研究对象是图伦加贡行政区 Besuki 县 Sedayugunung 村的两所公立小学。两所学校共有九名教师愿意就这一主题进行访谈。本研究是以实地数据为基础的定性描述研究。因此,本研究被归类为实地研究。 我们使用了两种理论来分析访谈结果。第一,戈登-奥尔波特(Gordon Allport)提出的接触理论。第二,艾伦-瑞斯(Alan Race)提出的三重类型理论。实地调查结果显示,教师对其他宗教团体持开放态度。具体地说,教师对根据每个学生的信仰组织宗教教育持开放态度。这些教师的态度被归类为与对宗教团体的看法有关的包容性类型。这种态度是由两个相互关联的因素引发的,即数字世界的存在和与其他宗教信徒的互动。最后,本研究的结论符合接触理论的观点,即与其他宗教信徒的接触可以减少偏见。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信