Hermeneutika Hudud menurut Muhammad Syahrur: Telaah tentang Relevansi Pemakaian Jilbab dengan Perkembangan Zaman

I. Irfansyah, Khairunnisa Khairunnisa
{"title":"Hermeneutika Hudud menurut Muhammad Syahrur: Telaah tentang Relevansi Pemakaian Jilbab dengan Perkembangan Zaman","authors":"I. Irfansyah, Khairunnisa Khairunnisa","doi":"10.22373/tafse.v8i1.17144","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The interpretation of clothing, if understood using a classical approach, would result in stagnant interpretations that are irrelevant to the essence of the Qur'an, which should be related to the development of time and also enter the world of fashion. Thus, Muhammad Syahrur offers a new approach to interpreting the Qur'an, namely the hermeneutics of hudud theory. This research reinterprets the meaning of the Jilbab by using the hermeneutics of hudud theory as an analytical tool. This study falls under the category of library research, and data collection is done through descriptive-qualitative literature review. The main references for this writing include the works of Muhammad Syahrur and other related literature as supporting sources. The research findings indicate that Syahrur interprets the word \"khumur\" in the Qur'an as \"al-Satr\" (covering), rather than a headscarf, while \"al-Juyub\" refers to pockets in clothing or something that can be closed. In relation to a woman's body, \"al-Juyub\" means the genitals, the two buttocks (anus), the area between the two breasts, the lower part, and the lower armpit. Although the genitals and anus are included in \"al-Juyub,\" both of them are considered private parts that cannot be seen by others.Abstrak: Pemaknaan terhadap pakaian jika dipahami dengan menggunakan pendekatan klasik maka akan menghasilkan interpretasi yang stagnan, hal tersebut tidak relevan dengan hakikat Al-Qur’an yang semestinya selaras terhadap perkembangan zaman dan juga masuk ke dunia fashion. Dengan demikian Muhammad Syahrur menawarkan pendekatan baru dalam interpretasi Al-Qur’an yaitu teori hermeneutika hudud. Penelitian ini mereinterpretasikan pemaknaan Jilbab dengan menggunakan teori hemeneutika Hudud sebagai pisau analisis. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), dan pengumpulan data melalui telaah literatur yang dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Rujukan utama tulisan ini meliputi karya Muhammad Syahrur dan literatur terkait lainnya sebagai penyokong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syahrur menafsirkan kata khumur dalam Al-Qur’an sebagai al-Satr (menutupi), bukan kerudung, sedangkan al-Juyub adalah saku dalam pakaian atau sesuatu yang berkatup. Dalam kaitannya dengan tubuh wanita, al-Juyub berarti kemaluan, dua pantat (anus), bagian antara dua buah dada dan bagian bawah serta ketiak bagian bawah. Meskipun kemaluan dan anus termasuk dalam al-Juyub, namun keduanya termasuk kemaluan besar yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/tafse.v8i1.17144","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The interpretation of clothing, if understood using a classical approach, would result in stagnant interpretations that are irrelevant to the essence of the Qur'an, which should be related to the development of time and also enter the world of fashion. Thus, Muhammad Syahrur offers a new approach to interpreting the Qur'an, namely the hermeneutics of hudud theory. This research reinterprets the meaning of the Jilbab by using the hermeneutics of hudud theory as an analytical tool. This study falls under the category of library research, and data collection is done through descriptive-qualitative literature review. The main references for this writing include the works of Muhammad Syahrur and other related literature as supporting sources. The research findings indicate that Syahrur interprets the word "khumur" in the Qur'an as "al-Satr" (covering), rather than a headscarf, while "al-Juyub" refers to pockets in clothing or something that can be closed. In relation to a woman's body, "al-Juyub" means the genitals, the two buttocks (anus), the area between the two breasts, the lower part, and the lower armpit. Although the genitals and anus are included in "al-Juyub," both of them are considered private parts that cannot be seen by others.Abstrak: Pemaknaan terhadap pakaian jika dipahami dengan menggunakan pendekatan klasik maka akan menghasilkan interpretasi yang stagnan, hal tersebut tidak relevan dengan hakikat Al-Qur’an yang semestinya selaras terhadap perkembangan zaman dan juga masuk ke dunia fashion. Dengan demikian Muhammad Syahrur menawarkan pendekatan baru dalam interpretasi Al-Qur’an yaitu teori hermeneutika hudud. Penelitian ini mereinterpretasikan pemaknaan Jilbab dengan menggunakan teori hemeneutika Hudud sebagai pisau analisis. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), dan pengumpulan data melalui telaah literatur yang dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Rujukan utama tulisan ini meliputi karya Muhammad Syahrur dan literatur terkait lainnya sebagai penyokong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syahrur menafsirkan kata khumur dalam Al-Qur’an sebagai al-Satr (menutupi), bukan kerudung, sedangkan al-Juyub adalah saku dalam pakaian atau sesuatu yang berkatup. Dalam kaitannya dengan tubuh wanita, al-Juyub berarti kemaluan, dua pantat (anus), bagian antara dua buah dada dan bagian bawah serta ketiak bagian bawah. Meskipun kemaluan dan anus termasuk dalam al-Juyub, namun keduanya termasuk kemaluan besar yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Muhammad Syahrur 的 Hudud 解释学:戴头巾与时代发展的相关性研究
对服装的解释,如果用经典的方法来理解,就会造成与《古兰经》精髓无关的停滞不前的解释,而《古兰经》的精髓应该与时代的发展相关联,也应该进入时尚的世界。因此,穆罕默德-赛亚尔提出了一种解释《古兰经》的新方法,即胡德理论诠释学。本研究以胡德诠释学理论为分析工具,重新诠释了吉尔巴卜的含义。本研究属于图书馆研究范畴,通过描述性定性文献综述进行数据收集。本文的主要参考文献包括穆罕默德-赛亚尔的作品以及作为辅助资料的其他相关文献。研究结果表明,Syahrur 将《古兰经》中的 "khumur "解释为 "al-Satr"(遮盖),而不是头巾,而 "al-Juyub "指的是衣服上的口袋或可以关闭的东西。就女性的身体而言,"al-Juyub "指的是生殖器、两个臀部(肛门)、两个乳房之间的区域、下部和下腋窝。虽然生殖器和肛门也包括在 "al-Juyub "中,但这两个部位都被视为隐私部位,不能被他人看到:如果用经典的方法来理解服装的含义,就会产生停滞不前的解释,这与《古兰经》应与时俱进并进入时尚世界的本质毫不相干。因此,Muhammad Syahrur 为《古兰经》的解释提供了一种新方法,即 hudud 解释学理论。本研究以胡德诠释学理论为分析刀,重新诠释了吉尔巴卜的含义。本研究属于图书馆研究,通过文献综述收集数据,并进行描述性-定性分析。本文的主要参考文献包括 Muhammad Syahrur 的著作和其他相关文献。研究结果表明,Syahrur 将《古兰经》中的 khumur 一词解释为 al-Satr(遮盖),而不是面纱,al-Juyub 是衣服上的口袋或被遮盖的东西。就女性身体而言,al-Juyub 指的是生殖器、两个臀部(肛门)、两个乳房之间的部分以及下半部分和下腋窝。虽然生殖器和肛门也包括在 al-Juyub 中,但它们都是别人看不到的大生殖器。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信