Imam Sonhaji, Surya Tri Saputra, Emilia Rahajeng Larasati
{"title":"Analisis Kebutuhan Pengembangan Kemampuan Speaking dan Listening Personel Pemandu Lalu Lintas Penerbangan Sesuai Dengan Ketentuan ICAO","authors":"Imam Sonhaji, Surya Tri Saputra, Emilia Rahajeng Larasati","doi":"10.46509/ajtk.v6i1.346","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ICAO menetapkan bahwa bahasa inggris sebagai bahasa utama dalam komunikasi penerbangan antara pilot dan Air Traffic Controller (ATC), sehingga ATC wajib memiliki kemampuan ICAO English Proficiency (IELP) minimal level 4 (operasional level) dan dilakukan pengecekan setiap 3 tahun sekali, namun ditemukan pada saat tes pengecekan oleh rater, beberapa ATC di Indonesia tidak mencapai level 4 (operasional level). Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi ATC terhadap IELP requirement serta isu yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey melalui penyebaran angket, observasi dan wawancara kepada personil Rater IELP. Hasilnya adalah phraseology dan plain language memiliki fungsi yang berbeda pada kontek situasi penggunaanya, English plain language digunakan pada kondisi emergency atau abnormal condition, komponen pengujian yang paling susah adalah grammar bagi ATC Indonesia, kemampuan pendukung yang diperluakan ATC adalah writing dan reading, model pengaujian tatap muka masih menjadi unggulan, kualifikasi dari Interlocutors, Raters diharapakan adalah native speaker , ATC merasa kesulitas tes IELP sehingga membutuhkan persiapan pra tes karena pekerjaan ATC menggunakan English skill sebagai modal dasar seperti berkomunikasi dengan pilot, atau dengan adjacent unit dalam berkoordinasi., pengembangan model tes IELP lebih ditekankan pada pelatihan pra tes IELP.","PeriodicalId":282183,"journal":{"name":"AIRMAN: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi","volume":"27 16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AIRMAN: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46509/ajtk.v6i1.346","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ICAO menetapkan bahwa bahasa inggris sebagai bahasa utama dalam komunikasi penerbangan antara pilot dan Air Traffic Controller (ATC), sehingga ATC wajib memiliki kemampuan ICAO English Proficiency (IELP) minimal level 4 (operasional level) dan dilakukan pengecekan setiap 3 tahun sekali, namun ditemukan pada saat tes pengecekan oleh rater, beberapa ATC di Indonesia tidak mencapai level 4 (operasional level). Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi ATC terhadap IELP requirement serta isu yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey melalui penyebaran angket, observasi dan wawancara kepada personil Rater IELP. Hasilnya adalah phraseology dan plain language memiliki fungsi yang berbeda pada kontek situasi penggunaanya, English plain language digunakan pada kondisi emergency atau abnormal condition, komponen pengujian yang paling susah adalah grammar bagi ATC Indonesia, kemampuan pendukung yang diperluakan ATC adalah writing dan reading, model pengaujian tatap muka masih menjadi unggulan, kualifikasi dari Interlocutors, Raters diharapakan adalah native speaker , ATC merasa kesulitas tes IELP sehingga membutuhkan persiapan pra tes karena pekerjaan ATC menggunakan English skill sebagai modal dasar seperti berkomunikasi dengan pilot, atau dengan adjacent unit dalam berkoordinasi., pengembangan model tes IELP lebih ditekankan pada pelatihan pra tes IELP.