TELAAH ATAS PEMIKIRAN MARIA MONTESSORI TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN DAN RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Gede Agus Siswadi
{"title":"TELAAH ATAS PEMIKIRAN MARIA MONTESSORI TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN DAN RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA","authors":"Gede Agus Siswadi","doi":"10.55115/widyacarya.v7i2.2731","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk memanusiakan manusia. Namun sebuah fakta yang tanpa disadari justru dalam pendidikan terdapat banyak praktik dishumanisasi yang sifatnya membelenggu utamanya yang terjadi pada siswa dan juga guru. Seorang guru terkadang harus terpaksa untuk mengabaikan esensi mendidik hanya karena sistem pendidikan yang demikian tidak memberikan kebebasan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran. Demikian juga yang terjadi pada siswa yang semakin terbelenggu oleh sistem pendidikan yang menyebabkan tersembunyinya potensi yang dimiliki oleh anak didik karena kebutuhan pendidikannya belum terpenuhi. Sehingga diperlukan sebuah gagasan yang mampu mendobrak konsep-konsep pendidikan konvensional yang sangat membelenggu. Kajian ini berupaya untuk menelusuri pemikiran dari Maria Montessori tentang pendidikan yang memerdekakan. Dan berangkat dengan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutik filosofis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Maria Montessori menggagas konsep pendidikan yang memerdekakan untuk mengembalikan esensi pendidikan yang harus mengabdi pada anak didik. Peran seorang pendidik hanyalah sebagai penuntun anak didik untuk menemukan jati diri dari anak didik, serta mengantarkan anak didik untuk mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. Montessori juga menghapus pemberian hukuman dan penghargaan kepada anak didik, karena hal ini justru yang akan melahirkan kelas-kelas anak didik serta melahirkan praktik dishumanisasi yang baru.","PeriodicalId":194648,"journal":{"name":"Widyacarya: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Widyacarya: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55115/widyacarya.v7i2.2731","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk memanusiakan manusia. Namun sebuah fakta yang tanpa disadari justru dalam pendidikan terdapat banyak praktik dishumanisasi yang sifatnya membelenggu utamanya yang terjadi pada siswa dan juga guru. Seorang guru terkadang harus terpaksa untuk mengabaikan esensi mendidik hanya karena sistem pendidikan yang demikian tidak memberikan kebebasan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran. Demikian juga yang terjadi pada siswa yang semakin terbelenggu oleh sistem pendidikan yang menyebabkan tersembunyinya potensi yang dimiliki oleh anak didik karena kebutuhan pendidikannya belum terpenuhi. Sehingga diperlukan sebuah gagasan yang mampu mendobrak konsep-konsep pendidikan konvensional yang sangat membelenggu. Kajian ini berupaya untuk menelusuri pemikiran dari Maria Montessori tentang pendidikan yang memerdekakan. Dan berangkat dengan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutik filosofis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Maria Montessori menggagas konsep pendidikan yang memerdekakan untuk mengembalikan esensi pendidikan yang harus mengabdi pada anak didik. Peran seorang pendidik hanyalah sebagai penuntun anak didik untuk menemukan jati diri dari anak didik, serta mengantarkan anak didik untuk mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. Montessori juga menghapus pemberian hukuman dan penghargaan kepada anak didik, karena hal ini justru yang akan melahirkan kelas-kelas anak didik serta melahirkan praktik dishumanisasi yang baru.
研究玛丽亚-蒙台梭利关于解放教育的思想及其对印度尼西亚教育系统发展的意义
教育从根本上说是一种人性化的努力。然而,一个不为人注意的事实是,在教育中存在着许多非人化的做法,尤其是对学生和教师而言,这些做法是一种桎梏。教师有时不得不被迫忽略教育的本质,只因为教育体制没有给予教师开展学习的自由。同样,学生的情况也是如此,他们越来越受到教育体制的束缚,导致学生的潜能被掩盖,因为他们的教育需求没有得到满足。因此,我们需要一种能够打破传统教育观念束缚的理念。本研究旨在探讨玛丽亚-蒙台梭利关于解放教育的思想。本研究采用哲学诠释学的定性方法,研究结果表明玛丽亚-蒙特梭利提出了解放教育的概念,以恢复教育必须为学生服务的本质。教育者的角色只是作为学生的引导者,让学生找到学生的身份,并传递给学生能够按照自己的自然天性成长和发展的信息。蒙特梭利还废除了对学生的惩罚和奖励,因为这会造成学生的阶级化,产生新的非人化做法。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信