Analisis Kinematik Bidang Diskontinuitas Batuan Volkanik di Desa Seloharjo dan Sekitarnya Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
{"title":"Analisis Kinematik Bidang Diskontinuitas Batuan Volkanik di Desa Seloharjo dan Sekitarnya Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Ignasius Mahendradewa Adam, Zihad Tafaul Hadi","doi":"10.14710/jgt.6.2.2023.121-133","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinematika bidang diskontinuitas pada batuan volkanik untuk mengidentifikasi karakteristik gerakan massa serta mengidentifikasi arah dan tipe longsoran di daerah Seloharjo dan sekitarnya, kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data diskontinuitas berupa kekar (joint set) dengan metode scanline (tahap lapangan). Tahap selanjutnya dilakukan analisis metode kinematika menggunakan proyeksi stereografis dengan bantuan software Dips 6.0 dan klasifikasi sistem Rock Mass Rating (RMR). RMR digunakan untuk menentukan pembobotan dari suatu massa batuan dengan mengevaluasi ketahanan massa batuan. Lokasi penelitian mencakup 2 titik lokasi pengamatan (LP), yaitu pada koordinat 7° 59’ 19.3” LS dan 110° 19’ 19.0” BT (LP 1) dan pada koordinat 7° 59’ 24.3” LS dan 110° 19’ 19.2” BT (LP 2). Pada LP 1, berdasarkan nilai pembobotan RMR sebesar 63 pada batuan volkanik andesit, termasuk batuan kelas II atau tergolong baik (Good rock) dengan nilai kemiringan lereng (ψf) = 78°, kemiringan garis perpotongan dua bidang diskontinuitas (ψi) = 59° dan nilai sudut geser dalam (ϕ) = 45°, (ψf > ψi > ϕ), sehingga berpotensi untuk terbentuk jenis longsoran baji (wedge failure). Pada LP 2 berdasarkan nilai pembobotan RMR sebesar 59 pada batuan andesit, termasuk batuan kelas III yaitu Batu sedang (Fair rock) dengan nilai kemiringan lereng (ψf) = 66°, kemiringan garis perpotongan dua bidang diskontinuitas (ψi) = 48° dan nilai sudut geser dalam (ϕ) = 35° (ψf > ψi > ϕ), sehingga berpotensi untuk terbentuk jenis longsoran baji (wedge failure).","PeriodicalId":385631,"journal":{"name":"Jurnal Geosains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Geosains dan Teknologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jgt.6.2.2023.121-133","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinematika bidang diskontinuitas pada batuan volkanik untuk mengidentifikasi karakteristik gerakan massa serta mengidentifikasi arah dan tipe longsoran di daerah Seloharjo dan sekitarnya, kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data diskontinuitas berupa kekar (joint set) dengan metode scanline (tahap lapangan). Tahap selanjutnya dilakukan analisis metode kinematika menggunakan proyeksi stereografis dengan bantuan software Dips 6.0 dan klasifikasi sistem Rock Mass Rating (RMR). RMR digunakan untuk menentukan pembobotan dari suatu massa batuan dengan mengevaluasi ketahanan massa batuan. Lokasi penelitian mencakup 2 titik lokasi pengamatan (LP), yaitu pada koordinat 7° 59’ 19.3” LS dan 110° 19’ 19.0” BT (LP 1) dan pada koordinat 7° 59’ 24.3” LS dan 110° 19’ 19.2” BT (LP 2). Pada LP 1, berdasarkan nilai pembobotan RMR sebesar 63 pada batuan volkanik andesit, termasuk batuan kelas II atau tergolong baik (Good rock) dengan nilai kemiringan lereng (ψf) = 78°, kemiringan garis perpotongan dua bidang diskontinuitas (ψi) = 59° dan nilai sudut geser dalam (ϕ) = 45°, (ψf > ψi > ϕ), sehingga berpotensi untuk terbentuk jenis longsoran baji (wedge failure). Pada LP 2 berdasarkan nilai pembobotan RMR sebesar 59 pada batuan andesit, termasuk batuan kelas III yaitu Batu sedang (Fair rock) dengan nilai kemiringan lereng (ψf) = 66°, kemiringan garis perpotongan dua bidang diskontinuitas (ψi) = 48° dan nilai sudut geser dalam (ϕ) = 35° (ψf > ψi > ϕ), sehingga berpotensi untuk terbentuk jenis longsoran baji (wedge failure).