Sulka Wijaya, Mega Rosana Fatimah, Euis Tintin Yuningsih, Armin Tampubolon
{"title":"ANALISIS SEBARAN LOGAM TANAH JARANG UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT-9 DI KABUPATEN BANGKA SELATAN","authors":"Sulka Wijaya, Mega Rosana Fatimah, Euis Tintin Yuningsih, Armin Tampubolon","doi":"10.47599/bsdg.v18i2.409","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi tinggi saat ini banyak membutuhkan unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) yang salah satunya didapatkan dari pertambangan bijih timah. Produksi bijih timah terbesar terletak di Kepulauan Bangka Belitung. Cakupan penelitian ini berfokus pada Monasit yang memiliki potensi untuk diolah lebih lanjut menjadi Logam Tanah Jarang yang saat ini banyak dibutuhkan dalam berbagai macam industri global dan akan terus meningkat jumlah permintaannya. Monasit merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih timah. Pengusahaan timah di Pulau Bangka pada umumnya dan khususnya Kabupaten Bangka Selatan telah berlangsung lama yaitu dari masa pendudukan Belanda hingga sekarang. Secara geologi kehadiran granit berumur Trias dikaitkan dengan pembentukan timah yang membentang dari Semenanjung Thailand-Malaysia-Kepulauan Riau dan Bangka-Belitung ke Kalimantan Barat sebagai Granite Tin Belt, terindikasi dengan potensi mineral ikutan seperti Monasit, Xenotim dan Zirkon yang secara strategis berperan sebagai mineral pembawa unsur LTJ. Adanya potensi logam tanah jarang dalam bentuk mineral Monasit di Pulau Bangka sebagai dasar untuk dianalisis lebih lanjut pola sebarannya menggunakan citra satelit. Wilayah yang kaya akan sumber daya mineral memerlukan perencanaan wilayah yang sesuai agar pengelolaan dan pemanfaatannya lebih optimal. Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) tahun 2009, 2014 dan 2018 yang dikomparasikan dengan Citra Landsat-9. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dimana potensi wilayah yang cocok dikembangkan menjadi industri pertambangan mineral pembawa LTJ di Kabupaten Bangka Selatan. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis spasial. Hasil Analisis menunjukkan kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan pada Desa Rindik dan Desa Keposang, diverifikasi dengan pengambilan sampel di lokasi untuk membuktikan potensinya. Keterdapatan Monasit di atas 50% dari total sampel tailing mengindikasikan wilayah tersebut dapat dikembangkan menjadi Wilayah Usaha Pertambangan komoditas LTJ.","PeriodicalId":191495,"journal":{"name":"Buletin Sumber Daya Geologi","volume":"98 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Sumber Daya Geologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47599/bsdg.v18i2.409","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Perkembangan teknologi tinggi saat ini banyak membutuhkan unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) yang salah satunya didapatkan dari pertambangan bijih timah. Produksi bijih timah terbesar terletak di Kepulauan Bangka Belitung. Cakupan penelitian ini berfokus pada Monasit yang memiliki potensi untuk diolah lebih lanjut menjadi Logam Tanah Jarang yang saat ini banyak dibutuhkan dalam berbagai macam industri global dan akan terus meningkat jumlah permintaannya. Monasit merupakan produk sampingan dari pengolahan bijih timah. Pengusahaan timah di Pulau Bangka pada umumnya dan khususnya Kabupaten Bangka Selatan telah berlangsung lama yaitu dari masa pendudukan Belanda hingga sekarang. Secara geologi kehadiran granit berumur Trias dikaitkan dengan pembentukan timah yang membentang dari Semenanjung Thailand-Malaysia-Kepulauan Riau dan Bangka-Belitung ke Kalimantan Barat sebagai Granite Tin Belt, terindikasi dengan potensi mineral ikutan seperti Monasit, Xenotim dan Zirkon yang secara strategis berperan sebagai mineral pembawa unsur LTJ. Adanya potensi logam tanah jarang dalam bentuk mineral Monasit di Pulau Bangka sebagai dasar untuk dianalisis lebih lanjut pola sebarannya menggunakan citra satelit. Wilayah yang kaya akan sumber daya mineral memerlukan perencanaan wilayah yang sesuai agar pengelolaan dan pemanfaatannya lebih optimal. Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) tahun 2009, 2014 dan 2018 yang dikomparasikan dengan Citra Landsat-9. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dimana potensi wilayah yang cocok dikembangkan menjadi industri pertambangan mineral pembawa LTJ di Kabupaten Bangka Selatan. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis spasial. Hasil Analisis menunjukkan kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambangan pada Desa Rindik dan Desa Keposang, diverifikasi dengan pengambilan sampel di lokasi untuk membuktikan potensinya. Keterdapatan Monasit di atas 50% dari total sampel tailing mengindikasikan wilayah tersebut dapat dikembangkan menjadi Wilayah Usaha Pertambangan komoditas LTJ.