{"title":"Faktor Risiko Stunting Dilihat dari ASI Eksklusif dan Hygiene Sanitasi Keluarga pada Anak Usia 6-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoarjo","authors":"Rafi' Kunti Imamaturrodiyah, Sri Sumarmi","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.766-772","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pertumbuhan pada anak merupakan indikator untuk melihat status kesehatan anak di masa mendatang dan salah satu indikator untuk melihat status gizi pada anak. Pada pertumbuhan janin sampai usia 2 tahun anak merupakan periode emas dari masa pertumbuhan yang tidak dapat diulang lagi. Salah satu permasalah gizi yang banyak dialami anak saat memasuki pertumbuhan adalah panjang badan atau tinggi badan kurang dari normal atau disebut dengan stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan rendah. Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah satu faktor risiko secara langsung stunting yaitu riwayat pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dan salah satu faktor risiko tidak langsung stunting yaitu praktik hygiene sanitasi dilingkungan keluarga. Tujuan: Menganalisis riwayat ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dan hygiene sanitasi keluarga terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sidoarjo. Metode: Penelitian ini penelitian observasional dengan pendekatan case control dengan teknik simple random sampling yang didapatkan 90 responden yang terdiri dari 45 anak stunting dan 45 anak tidak stunting. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan alat ukur microtoise. Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dan dilanjutkan menggunakan uji odds ratio. Didapatkan hasil uji chi-square riwayat ASI (Air Susu Ibu) eksklusif p=0,000; p<0,05 hal ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai OR 0,12<1 yang menjelaskan bahwa anak yang tidak diberikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif memiliki risiko sebesar 0,12 kali mengalami stunting dan sebagai faktor protektif artinya memiliki hubungan negatif antara faktor risiko pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dengan stunting. Selain itu hasil uji chi-square pada hygiene dan sanitasi keluarga diperoleh nilai p= 0,000; p<0,05 yang menunjukkan jika terdapat hubungan yang signifikan antara hygiene dan sanitasi yang tidak sesuai dengan kejadian stunting dan berisiko 22,48 kali lebih besar mengalami stunting yang dilihat dari hasil nilai OR. Kesimpulan: Terdapat hubungan riwayat ASI eksklusif dan hygiene sanitasi dilingkungan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-36 bulan di wilayah kerja puskesmas Sidoarjo","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"24 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Kesmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.766-772","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Pertumbuhan pada anak merupakan indikator untuk melihat status kesehatan anak di masa mendatang dan salah satu indikator untuk melihat status gizi pada anak. Pada pertumbuhan janin sampai usia 2 tahun anak merupakan periode emas dari masa pertumbuhan yang tidak dapat diulang lagi. Salah satu permasalah gizi yang banyak dialami anak saat memasuki pertumbuhan adalah panjang badan atau tinggi badan kurang dari normal atau disebut dengan stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan rendah. Stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah satu faktor risiko secara langsung stunting yaitu riwayat pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dan salah satu faktor risiko tidak langsung stunting yaitu praktik hygiene sanitasi dilingkungan keluarga. Tujuan: Menganalisis riwayat ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dan hygiene sanitasi keluarga terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sidoarjo. Metode: Penelitian ini penelitian observasional dengan pendekatan case control dengan teknik simple random sampling yang didapatkan 90 responden yang terdiri dari 45 anak stunting dan 45 anak tidak stunting. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan alat ukur microtoise. Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dan dilanjutkan menggunakan uji odds ratio. Didapatkan hasil uji chi-square riwayat ASI (Air Susu Ibu) eksklusif p=0,000; p<0,05 hal ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai OR 0,12<1 yang menjelaskan bahwa anak yang tidak diberikan ASI (Air Susu Ibu) eksklusif memiliki risiko sebesar 0,12 kali mengalami stunting dan sebagai faktor protektif artinya memiliki hubungan negatif antara faktor risiko pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif dengan stunting. Selain itu hasil uji chi-square pada hygiene dan sanitasi keluarga diperoleh nilai p= 0,000; p<0,05 yang menunjukkan jika terdapat hubungan yang signifikan antara hygiene dan sanitasi yang tidak sesuai dengan kejadian stunting dan berisiko 22,48 kali lebih besar mengalami stunting yang dilihat dari hasil nilai OR. Kesimpulan: Terdapat hubungan riwayat ASI eksklusif dan hygiene sanitasi dilingkungan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-36 bulan di wilayah kerja puskesmas Sidoarjo