Pemberdayaan Masyarakat RT 04, RW 10, Desa Ciomas Rahayu, Bogor dengan Mewujudkan Desa Wisata: Kampung Tempe CiomasTempe merupakan makanan fermentasi asli Indonesia yang murah dan mengandung gizi yang baik. Pembuatan tempe yang higienis sangat menunjang k
Y. Wulandari, Anastasia Tatik Hartanti, Sheren Nathania Widjaja, William Frans, Benedicta Evienia Prabawanti
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat RT 04, RW 10, Desa Ciomas Rahayu, Bogor dengan Mewujudkan Desa Wisata: Kampung Tempe CiomasTempe merupakan makanan fermentasi asli Indonesia yang murah dan mengandung gizi yang baik. Pembuatan tempe yang higienis sangat menunjang k","authors":"Y. Wulandari, Anastasia Tatik Hartanti, Sheren Nathania Widjaja, William Frans, Benedicta Evienia Prabawanti","doi":"10.25170/mitra.v7i2.4760","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tempe merupakan makanan fermentasi asli Indonesia yang murah dan mengandung gizi yang baik. Pembuatan tempe yang higienis sangat menunjang kualitas tempe yang baik untuk dikonsumsi. Pemahaman dalam pembuatan tempe yang higienis dan tersedianya masakan berbasis tempe masih menjadi permasalahan bagi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Dalam rangka mengatasi tantangan ini, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pembuatan tempe yang aman dan higienis dan membuat inovasi masakan berbasis tempe sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di RT 04, RW 10, Desa Ciomas Rahayu, Bogor dan terdiri atas tiga tahapan yaitu pelatihan pembuatan tempe higienis, peningkatan kemampuan masyarakat berinovasi makanan berbasis tempe, membentuk komunitas masyarakat tempe. Melalui kegiatan tersebut, 36 peserta telah mengikuti pelatihan dan dapat memahami metode pembuatan tempe. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan mereka 100% dari peserta dapat membuat tempe segar. Peserta juga berkreasi menghidangkan berbagai macam olahan makanan yang berbahan dasar tempe. Keberhasilan rangkaian kegiatan pengabdian diukur dan dievaluasi melalui penyebaran kuisioner. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan tentang tempe dan keterampilan dalam memproduksi tempe secara mandiri yang mampu mengoptimalkan potensi bisnis tempe. Dalam kegiatan pengabdian ini juga telah dibentuk komunitas masyarakat tempe, yaitu Desa Wisata: Kampung Tempe Ciomas. Komunitas masyarakat tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi mitra.","PeriodicalId":134452,"journal":{"name":"MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat","volume":"53 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25170/mitra.v7i2.4760","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tempe merupakan makanan fermentasi asli Indonesia yang murah dan mengandung gizi yang baik. Pembuatan tempe yang higienis sangat menunjang kualitas tempe yang baik untuk dikonsumsi. Pemahaman dalam pembuatan tempe yang higienis dan tersedianya masakan berbasis tempe masih menjadi permasalahan bagi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Dalam rangka mengatasi tantangan ini, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang pembuatan tempe yang aman dan higienis dan membuat inovasi masakan berbasis tempe sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di RT 04, RW 10, Desa Ciomas Rahayu, Bogor dan terdiri atas tiga tahapan yaitu pelatihan pembuatan tempe higienis, peningkatan kemampuan masyarakat berinovasi makanan berbasis tempe, membentuk komunitas masyarakat tempe. Melalui kegiatan tersebut, 36 peserta telah mengikuti pelatihan dan dapat memahami metode pembuatan tempe. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan mereka 100% dari peserta dapat membuat tempe segar. Peserta juga berkreasi menghidangkan berbagai macam olahan makanan yang berbahan dasar tempe. Keberhasilan rangkaian kegiatan pengabdian diukur dan dievaluasi melalui penyebaran kuisioner. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan tentang tempe dan keterampilan dalam memproduksi tempe secara mandiri yang mampu mengoptimalkan potensi bisnis tempe. Dalam kegiatan pengabdian ini juga telah dibentuk komunitas masyarakat tempe, yaitu Desa Wisata: Kampung Tempe Ciomas. Komunitas masyarakat tersebut diharapkan mampu meningkatkan ekonomi mitra.