{"title":"Implementasi Proses Asuhan Gizi Terstandar, Pemberian Diet Tinggi Kalori dan Tinggi Protein pada Pasien Bronkopneumonia: Sebuah Laporan Kasus","authors":"Nurul Qomariyah, Amila Nurdin, Qonita Rachmah","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.970-979","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia yang terjadi pada bronkus dan alveolus. Pasien dengan penyakit infeksi seperti bronkopneumonia membutuhkan asuhan gizi khusus untuk mempercepat penyembuhan dan mempertahankan berat badan saat ini. Proses asuhan gizi terstandar dilakukan dengan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein untuk mendukung pemenuhan asupan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tujuan: Untuk mengetahui implementasi proses asuhan gizi terstandar dengan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein pada pasien bronkopneumonia. Metode: Studi kasus dilaksanakan saat bulan Oktober 2022 pada pasien rawat inap di RS X Sidoarjo. Pengambilan data dilakukan dengan observasi selama 3 hari pada domain asupan makan, fisik/klinis, biokimia, dan antropometri. Hasil: Setelah pemberian intervensi gizi dengan prinsip diet tinggi kalori tinggi protein, kondisi pasien mulai membaik ditandai dengan asupan yang meningkat dari hari ke hari, walaupun pada hari pertama intervensi terdapat pemenuhan protein, lemak, dan zat besi yang belum dapat mencapai target (<60%). Gejala batuk dan pilek yang dirasakan pasien telah mengalami penurunan skala dan tidak terjadi penurunan berat badan. Akan tetapi, selama intervensi belum dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang. Kesimpulan: Pemulihan pasien pada kasus ini tergolong cukup cepat, hasil pemantauan fisik klinis perlahan membaik, tidak terjadi penurunan berat badan, dan asupan makan meningkat secara bertahap menuju target yang ditetapkan. Meskipun nilai biokimia tidak dapat dimonitoring dan evaluasi karena belum adanya pemeriksaan ulang, tetapi secara keseluruhan intervensi gizi yang diberikan telah tercapai.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Kesmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.970-979","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia yang terjadi pada bronkus dan alveolus. Pasien dengan penyakit infeksi seperti bronkopneumonia membutuhkan asuhan gizi khusus untuk mempercepat penyembuhan dan mempertahankan berat badan saat ini. Proses asuhan gizi terstandar dilakukan dengan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein untuk mendukung pemenuhan asupan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tujuan: Untuk mengetahui implementasi proses asuhan gizi terstandar dengan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein pada pasien bronkopneumonia. Metode: Studi kasus dilaksanakan saat bulan Oktober 2022 pada pasien rawat inap di RS X Sidoarjo. Pengambilan data dilakukan dengan observasi selama 3 hari pada domain asupan makan, fisik/klinis, biokimia, dan antropometri. Hasil: Setelah pemberian intervensi gizi dengan prinsip diet tinggi kalori tinggi protein, kondisi pasien mulai membaik ditandai dengan asupan yang meningkat dari hari ke hari, walaupun pada hari pertama intervensi terdapat pemenuhan protein, lemak, dan zat besi yang belum dapat mencapai target (<60%). Gejala batuk dan pilek yang dirasakan pasien telah mengalami penurunan skala dan tidak terjadi penurunan berat badan. Akan tetapi, selama intervensi belum dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang. Kesimpulan: Pemulihan pasien pada kasus ini tergolong cukup cepat, hasil pemantauan fisik klinis perlahan membaik, tidak terjadi penurunan berat badan, dan asupan makan meningkat secara bertahap menuju target yang ditetapkan. Meskipun nilai biokimia tidak dapat dimonitoring dan evaluasi karena belum adanya pemeriksaan ulang, tetapi secara keseluruhan intervensi gizi yang diberikan telah tercapai.