{"title":"KORELASI TINGGI MUKA AIR DAN POTENSI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU","authors":"Atfi Indriany Putri, Lailan Syaufina","doi":"10.20527/jht.v11i4.18196","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang menjadi topik saat ini adalah kebakaran di lahan gambut. Faktor yang mempengaruhi kebakaran di lahan gambut antara lain: tinggi muka air dan curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan hotspot sebagai indikator kebakaran; 2) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan curah hujan; dan 3) menganalisis korelasi hotspot dengan curah hujan di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis memiliki jumlah hotspot sebanyak 991 titik panas (hotspot) pada periode Oktober 2018 – Oktober 2019, dengan peningkatan jumlah hotspot terbanyak pada bulan Februari 2019 – Maret 2019 serta bulan Juli 2019 – September 2019. Hasil uji korelasi hotspot dengan curah hujan mendapatkan nilai korelasi sedang dengan nilai -0.408 dan P-Value 0.001, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan dengan hotspot memiliki hubungan positif, yang artinya semakin tinggi curah hujan maka nilai hotspot akan semakin rendah, sedangkan pada tinggi muka air dengan hotspot memiliki korelasi cukup dengan nilai P-Value sebesar 0.001 serta nilai korelasi -0.245 , dan memiliki notasi negatif atau terbalik, yang artinya penurunan tinggi muka air akan diikuti dengan kenaikan hotspot. Hasil uji statistik tinggi muka air dan curah hujan memperoleh nilai korelasi sedang sebesar 0.388 dengan nilai P-Value 0.001 uji statistik tersebut menunjukkan adanya hubungan positif, notasi positif menyatakan bahwa nilai tinggi muka air akan meningkat setelah memperoleh pasokan air hujan yang tinggi dan menurun jika curah hujan rendah.","PeriodicalId":17696,"journal":{"name":"Jurnal Hutan Tropis","volume":"216 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hutan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jht.v11i4.18196","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Salah satu permasalahan kebakaran hutan dan lahan yang menjadi topik saat ini adalah kebakaran di lahan gambut. Faktor yang mempengaruhi kebakaran di lahan gambut antara lain: tinggi muka air dan curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan hotspot sebagai indikator kebakaran; 2) menganalisis korelasi tinggi muka air gambut dengan curah hujan; dan 3) menganalisis korelasi hotspot dengan curah hujan di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kabupaten Bengkalis memiliki jumlah hotspot sebanyak 991 titik panas (hotspot) pada periode Oktober 2018 – Oktober 2019, dengan peningkatan jumlah hotspot terbanyak pada bulan Februari 2019 – Maret 2019 serta bulan Juli 2019 – September 2019. Hasil uji korelasi hotspot dengan curah hujan mendapatkan nilai korelasi sedang dengan nilai -0.408 dan P-Value 0.001, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan dengan hotspot memiliki hubungan positif, yang artinya semakin tinggi curah hujan maka nilai hotspot akan semakin rendah, sedangkan pada tinggi muka air dengan hotspot memiliki korelasi cukup dengan nilai P-Value sebesar 0.001 serta nilai korelasi -0.245 , dan memiliki notasi negatif atau terbalik, yang artinya penurunan tinggi muka air akan diikuti dengan kenaikan hotspot. Hasil uji statistik tinggi muka air dan curah hujan memperoleh nilai korelasi sedang sebesar 0.388 dengan nilai P-Value 0.001 uji statistik tersebut menunjukkan adanya hubungan positif, notasi positif menyatakan bahwa nilai tinggi muka air akan meningkat setelah memperoleh pasokan air hujan yang tinggi dan menurun jika curah hujan rendah.