{"title":"PERBEDAAN FREKUENSI GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP PENURUNAN KEPADATAN LALAT DI KANTIN PT. X","authors":"Ganendra Yuval Syiar Ramadhan","doi":"10.33088/jspi.4.2.1-7","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Derajat kesehatan yang tinggi akan berpengaruh kepada kinerja tubuh yang prima. PT. X memberikan fasilitas untuk karyawan mengkonsumsi makanan di kantin. Kantin yang tidak mencapai saniter baik dapat berdampak kepada kesehatan. Serangga yang sering muncul dan berterbangan di area kantin yaitu lalat. Lalat merupakan vektor atau binatang penganggu dengan filum rthropoda dan ordo diptera. Tujuan mengetahui perbedaan frekuensi gelombang ultrasonik terhadap penurunan kepadatan lalat. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan pre-test post-test without control design. Populasi seluruh lalat yang berada di kantin, sampelnya adalah sebagian lalat yang hinggap pada flygrill di kantin dengan besar sampel sebanyak 6 kali pengulangan dengan 3 perlakuan, sehingga besarnya sampel 18 sebelum perlakuan 18 setelah perlakuan. Alat pengumpul data adalah fly grill, thermohygrometer, dan hand counter. Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuaran kepadatan lalat, suhu dan kelembaban udara. Teknik pengambilan sampel insidental sampling. Analisis data menggunakan One-way Anova. Hasil: rata-rata penurunan kepadatan lalat setelah diberi perlakuan 45 kHz, 55 kHz, dan 65 kHz yaitu 23%, 36% dan 61%. Mengacu kepada PERMENKES No. 70 Tahun 2016 untuk standar baku mutu kepadatan lalat adalah ≤ 2 ekor. Terdapat perbedaan besar gelombang frekuensi ultrasonik terhadap penurunan kepadatan lalat. Saran: perlu penelitian lebih lanjut mengenai lama waktu pengukuran kepadatan lalat disesuaikan dengan aktivitas lalat minimal 3 jam dan menaikan besar gelombang frekuensi ultrasonik. Untuk industri dengan menambahkan lama waktu perlakuan agar hasil penurunan kepadatan lalat sesuai dengan acuan regulasi.","PeriodicalId":269808,"journal":{"name":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","volume":" 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sanitasi Profesional Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33088/jspi.4.2.1-7","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Derajat kesehatan yang tinggi akan berpengaruh kepada kinerja tubuh yang prima. PT. X memberikan fasilitas untuk karyawan mengkonsumsi makanan di kantin. Kantin yang tidak mencapai saniter baik dapat berdampak kepada kesehatan. Serangga yang sering muncul dan berterbangan di area kantin yaitu lalat. Lalat merupakan vektor atau binatang penganggu dengan filum rthropoda dan ordo diptera. Tujuan mengetahui perbedaan frekuensi gelombang ultrasonik terhadap penurunan kepadatan lalat. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan pre-test post-test without control design. Populasi seluruh lalat yang berada di kantin, sampelnya adalah sebagian lalat yang hinggap pada flygrill di kantin dengan besar sampel sebanyak 6 kali pengulangan dengan 3 perlakuan, sehingga besarnya sampel 18 sebelum perlakuan 18 setelah perlakuan. Alat pengumpul data adalah fly grill, thermohygrometer, dan hand counter. Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengukuaran kepadatan lalat, suhu dan kelembaban udara. Teknik pengambilan sampel insidental sampling. Analisis data menggunakan One-way Anova. Hasil: rata-rata penurunan kepadatan lalat setelah diberi perlakuan 45 kHz, 55 kHz, dan 65 kHz yaitu 23%, 36% dan 61%. Mengacu kepada PERMENKES No. 70 Tahun 2016 untuk standar baku mutu kepadatan lalat adalah ≤ 2 ekor. Terdapat perbedaan besar gelombang frekuensi ultrasonik terhadap penurunan kepadatan lalat. Saran: perlu penelitian lebih lanjut mengenai lama waktu pengukuran kepadatan lalat disesuaikan dengan aktivitas lalat minimal 3 jam dan menaikan besar gelombang frekuensi ultrasonik. Untuk industri dengan menambahkan lama waktu perlakuan agar hasil penurunan kepadatan lalat sesuai dengan acuan regulasi.