A. Nugroho, Feddy Setio Pribadi, M. Subagja, Syahroni Hidayat, Ahmad Zein Al Wafi, M. Fathurrahman, Zidan Vieri Wijaya, Agus Ardiyanto, Haikal Abror
{"title":"IMPLEMENTASI PERTANIAN CERDAS BERBASIS IOT PADA KELOMPOK TANI TEGER 02 DESA MANGUNSARI","authors":"A. Nugroho, Feddy Setio Pribadi, M. Subagja, Syahroni Hidayat, Ahmad Zein Al Wafi, M. Fathurrahman, Zidan Vieri Wijaya, Agus Ardiyanto, Haikal Abror","doi":"10.29303/abdiinsani.v10i4.1267","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkebunan merupakan sektor yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Namun perkebunan di Indonesia tidak selalu meningkat seiring dengan waktu. Masih banyak sektor perkebunan yang produktivitasnya masih rendah, terutama di daerahdaerah pedesaan. Faktor-faktor seperti kurangnya modal dan teknologi, minimnya akses pasar, serta masalah sosial seperti konflik lahan sering menjadi hambatan bagi pengembangan sektor perkebunan yang produktif dan berkelanjutan. Salah satu contoh kelompok tani yang mengalami kendala dalam distribusi air adalah kelompok tani TEGER 02 di Desa Mangunsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kelompok ini memiliki lahan seluas 7 hektar dan 20 pekerja. Namun, kendala terbesar yang dihadapi adalah distribusi air yang tidak efektif, terutama selama musim kemarau. Saat ini, untuk menyiram lahan garapan seluas 3000 𝑚2, kelompok tersebut memerlukan waktu sehari penuh dengan melibatkan 3 pekerja. Yang tentunya perbandingan antara pekerja yang sedikit dengan tanah yang luas berbanding terbalik sehingga pekerja membutuhkan waktu lama untuk menyiram lahan perkebunan. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan alat yang dapat membantu para petani dalam mendistribusikan air yang memanfaatkan akses internet yang kuat, Internet of Things (IoT). IoT sangat cocok untuk diterapkan pada perkebunan Desa Mangunsari. Alat penyiram berbasis IoT yang dapat membantu para petani dalam penyiraman secara otomatis yang dihubungkan dengan aplikasi website sehingga dapat diakses langsung menggunakan smartphone petani. Sebagai pasokan listrik, foltovoltaik digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan yang berwawasan konservasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat memudahkan para petani dalam mengatasi masalah penyiraman yang sulit dikendalikan karena jumlah pekerja yang tidak sebanding dengan luasnya lahan perkebunan. Namun, penyesuaian website perlu dilakukan untuk menghasilkan aplikasi yang lebih responsif saat diakses melalui HP para petani.","PeriodicalId":288976,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Insani","volume":"13 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Abdi Insani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v10i4.1267","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Perkebunan merupakan sektor yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Namun perkebunan di Indonesia tidak selalu meningkat seiring dengan waktu. Masih banyak sektor perkebunan yang produktivitasnya masih rendah, terutama di daerahdaerah pedesaan. Faktor-faktor seperti kurangnya modal dan teknologi, minimnya akses pasar, serta masalah sosial seperti konflik lahan sering menjadi hambatan bagi pengembangan sektor perkebunan yang produktif dan berkelanjutan. Salah satu contoh kelompok tani yang mengalami kendala dalam distribusi air adalah kelompok tani TEGER 02 di Desa Mangunsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kelompok ini memiliki lahan seluas 7 hektar dan 20 pekerja. Namun, kendala terbesar yang dihadapi adalah distribusi air yang tidak efektif, terutama selama musim kemarau. Saat ini, untuk menyiram lahan garapan seluas 3000 𝑚2, kelompok tersebut memerlukan waktu sehari penuh dengan melibatkan 3 pekerja. Yang tentunya perbandingan antara pekerja yang sedikit dengan tanah yang luas berbanding terbalik sehingga pekerja membutuhkan waktu lama untuk menyiram lahan perkebunan. Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan alat yang dapat membantu para petani dalam mendistribusikan air yang memanfaatkan akses internet yang kuat, Internet of Things (IoT). IoT sangat cocok untuk diterapkan pada perkebunan Desa Mangunsari. Alat penyiram berbasis IoT yang dapat membantu para petani dalam penyiraman secara otomatis yang dihubungkan dengan aplikasi website sehingga dapat diakses langsung menggunakan smartphone petani. Sebagai pasokan listrik, foltovoltaik digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan yang berwawasan konservasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat memudahkan para petani dalam mengatasi masalah penyiraman yang sulit dikendalikan karena jumlah pekerja yang tidak sebanding dengan luasnya lahan perkebunan. Namun, penyesuaian website perlu dilakukan untuk menghasilkan aplikasi yang lebih responsif saat diakses melalui HP para petani.