{"title":"ANALISIS KECEMASAN MATEMATIKA DARI SUDUT PANDANG NEUROSAINS DAN UPAYA MENGATASINYA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA","authors":"E. Saputra","doi":"10.29300/equation.v6i2.12964","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan matematika dari perspektif neurosains dan upaya mengatasinya pada proses pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan 25 siswa kelas VII SMP Negeri 03 Mempawah Hulu. Data diperoleh melalui studi pustaka untuk memahami faktor-faktor neurosains yang memengaruhi kecemasan matematis siswa. Selanjutnya, tingkat kecemasan matematika diukur menggunakan kuesioner tertutup yang disebar melalui Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (57%) mengalami tingkat kecemasan matematika sedang. Gejala kecemasan yang dominan terjadi pada aspek fisiologis (67,75%), terutama ditandai dengan peningkatan detak jantung selama pembelajaran matematika. Secara afektif, siswa cenderung merasakan rasa gelisah (60%), sementara dari segi kognitif, banyak yang merasa tidak yakin terhadap kemampuan diri mereka (61,75%). Faktor-faktor penyebab kecemasan matematika menurut siswa melibatkan peran guru dan lingkungan belajar. Dari perspektif neurosains, kecemasan matematika dapat dijelaskan melalui aktivitas korteks prefrontal, amygdala, dan basolateral amygdala (BLA) dalam otak. Ketidakpercayaan diri dan ketakutan terhadap kegagalan terkait dengan aktivitas saraf amygdala yang berlebihan, sementara gejala afektif dan fisiologis terkait dengan respons hormonal dan motorik dari basolateral amygdala (BLA). Saran bagi guru agar mengembangkan metode pengajaran matematika yang inovatif dan menarik. Sedangkan sekolah perlu memberikan dukungan yang memadai dalam hal sarana dan prasarana.Kata Kunci: Kecemasan Matematika, Neurosains, Pembelajaran Matematika","PeriodicalId":346386,"journal":{"name":"Jurnal Equation: Teori dan Penelitian Pendidikan Matematika","volume":"125 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Equation: Teori dan Penelitian Pendidikan Matematika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29300/equation.v6i2.12964","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan matematika dari perspektif neurosains dan upaya mengatasinya pada proses pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, melibatkan 25 siswa kelas VII SMP Negeri 03 Mempawah Hulu. Data diperoleh melalui studi pustaka untuk memahami faktor-faktor neurosains yang memengaruhi kecemasan matematis siswa. Selanjutnya, tingkat kecemasan matematika diukur menggunakan kuesioner tertutup yang disebar melalui Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (57%) mengalami tingkat kecemasan matematika sedang. Gejala kecemasan yang dominan terjadi pada aspek fisiologis (67,75%), terutama ditandai dengan peningkatan detak jantung selama pembelajaran matematika. Secara afektif, siswa cenderung merasakan rasa gelisah (60%), sementara dari segi kognitif, banyak yang merasa tidak yakin terhadap kemampuan diri mereka (61,75%). Faktor-faktor penyebab kecemasan matematika menurut siswa melibatkan peran guru dan lingkungan belajar. Dari perspektif neurosains, kecemasan matematika dapat dijelaskan melalui aktivitas korteks prefrontal, amygdala, dan basolateral amygdala (BLA) dalam otak. Ketidakpercayaan diri dan ketakutan terhadap kegagalan terkait dengan aktivitas saraf amygdala yang berlebihan, sementara gejala afektif dan fisiologis terkait dengan respons hormonal dan motorik dari basolateral amygdala (BLA). Saran bagi guru agar mengembangkan metode pengajaran matematika yang inovatif dan menarik. Sedangkan sekolah perlu memberikan dukungan yang memadai dalam hal sarana dan prasarana.Kata Kunci: Kecemasan Matematika, Neurosains, Pembelajaran Matematika
ABSTRACTThis research aims to identify the level of mathematics anxiety from a neuroscience perspective and efforts to overcome it in the process of learning mathematics.研究方法是描述性研究,采用定量方法,涉及 SMP Negeri 03 Mempawah Hulu 七年级的 25 名学生。通过文献研究获取数据,以了解影响学生数学焦虑的神经科学因素。此外,还通过谷歌表格发放封闭式问卷,测量学生的数学焦虑水平。结果显示,大多数学生(57%)有中等程度的数学焦虑。主要的焦虑症状出现在生理方面(67.75%),主要表现为数学学习过程中心率加快。在情感方面,学生倾向于感到焦虑(60%),而在认知方面,许多学生对自己的能力感到不自信(61.75%)。学生认为导致数学焦虑的因素涉及教师的角色和学习环境。从神经科学的角度来看,数学焦虑可以通过大脑前额叶皮层、杏仁核和杏仁核基底外侧(BLA)的活动来解释。自信心和对失败的恐惧与杏仁核过度的神经活动有关,而情感和生理症状则与杏仁核基底外侧(BLA)的荷尔蒙和运动反应有关。建议教师开发创新和有趣的数学教学方法。同时,学校需要在设施和基础设施方面提供足够的支持:数学焦虑 神经科学 数学学习