{"title":"Hizbut Tahrir Indonesia's (HTI) Efforts the Idea of Caliphate and Recruit Members after being Banned by the Government","authors":"Andri Moewashi Idharoel Haq","doi":"10.30983/it.v7i1.6188","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<div><table cellspacing=\"0\" cellpadding=\"0\" align=\"left\"><tbody><tr><td align=\"left\" valign=\"top\"><p align=\"left\"><strong>Abstract <em></em></strong></p><p>This paper examines HTI’s efforts to spread the idea of the Caliphate (Khilafah) and recruit new members after the government dissolved them through Perppu Ormas No. 2 of 2017. This paper uses qualitative method through data collection by observation, interviews, and literature review. The result of this research is the following: although the government has banned the HTI, the activities of the movement are still being carried out in resistance to the government ban. In maintaining its activities, HTI uses strategic changes to avoid government control. The strategy focuses on changing the movement from offline activities to online activities and using small groups and informal networks. This strategy is manifested in the Khilafah campaign activities on the internet, such as movies and Islamic studies programs on YouTube. The use of informalnetworks is manifested in the activities of the Campus Da’wah Institution Coordinating Board (BKLDK), which recruits HTI members among students. Another group, the YukNgaji community, was also created to attract the youth through their popular figure, Felix Siauw. This paper argues that even though the government has banned the movement, it has not prevented HTI from furthering its goals of establishing the Caliphate.</p><p> </p></td></tr></tbody></table></div><p class=\"abstrak\"><em>Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji upaya HTI menyebarkan ide Khilafah dan merekrut anggota baru setelah mereka dibubarkan oleh pemerintah melalui Perppu Ormas No. 2 tahun 2017. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan kajian literatur. Hasil penelitian ini ialah meskipun status HTI telah dilarang pemerintah, namun aktivitas gerakan HTI masih tetap dilangsungkan sebagai respons atau perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang membubarkannya. Dalam mempertahankan aktivitasnya, HTI menggunakan perubahan strategi untuk menghindari kontrol pemerintah. Strategi yang digunakan berfokus kepada perubahan area gerakan dari offline ke online dan penggunaan kelompok kecil (jaringan informal) gerakan. Strategi ini berwujud pada aktivitas kampanye Khilafah di internet seperti berbentuk film dan kajian Islam di YouTube. Sementara, strategi penggunaan jaringan informal berbentuk pada penugasan aktivis Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) untuk merekrut anggota HTI di kalangan mahasiswa. Pembuatan kelompok lain yaitu komunitas YukNgaji juga dilakukan untuk menarik minat pemuda melalui figur populer HTI, Felix Siauw. Tulisan ini berargumentasi bahwa meskipun suatu gerakan sosial telah dilarang pemerintah, namun tidak menghalangi aktivitasnya untuk melanjutkan cita-citanya. Contoh pada HTI ini membuktikan bahwa meskipun mereka dilarang, namun aktivitasnya untuk mendirikan Khilafah tetap dilanjutkan.</em></p>","PeriodicalId":484193,"journal":{"name":"Islam Transformatif","volume":"136 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Islam Transformatif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/it.v7i1.6188","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract
This paper examines HTI’s efforts to spread the idea of the Caliphate (Khilafah) and recruit new members after the government dissolved them through Perppu Ormas No. 2 of 2017. This paper uses qualitative method through data collection by observation, interviews, and literature review. The result of this research is the following: although the government has banned the HTI, the activities of the movement are still being carried out in resistance to the government ban. In maintaining its activities, HTI uses strategic changes to avoid government control. The strategy focuses on changing the movement from offline activities to online activities and using small groups and informal networks. This strategy is manifested in the Khilafah campaign activities on the internet, such as movies and Islamic studies programs on YouTube. The use of informalnetworks is manifested in the activities of the Campus Da’wah Institution Coordinating Board (BKLDK), which recruits HTI members among students. Another group, the YukNgaji community, was also created to attract the youth through their popular figure, Felix Siauw. This paper argues that even though the government has banned the movement, it has not prevented HTI from furthering its goals of establishing the Caliphate.
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji upaya HTI menyebarkan ide Khilafah dan merekrut anggota baru setelah mereka dibubarkan oleh pemerintah melalui Perppu Ormas No. 2 tahun 2017. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan kajian literatur. Hasil penelitian ini ialah meskipun status HTI telah dilarang pemerintah, namun aktivitas gerakan HTI masih tetap dilangsungkan sebagai respons atau perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang membubarkannya. Dalam mempertahankan aktivitasnya, HTI menggunakan perubahan strategi untuk menghindari kontrol pemerintah. Strategi yang digunakan berfokus kepada perubahan area gerakan dari offline ke online dan penggunaan kelompok kecil (jaringan informal) gerakan. Strategi ini berwujud pada aktivitas kampanye Khilafah di internet seperti berbentuk film dan kajian Islam di YouTube. Sementara, strategi penggunaan jaringan informal berbentuk pada penugasan aktivis Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) untuk merekrut anggota HTI di kalangan mahasiswa. Pembuatan kelompok lain yaitu komunitas YukNgaji juga dilakukan untuk menarik minat pemuda melalui figur populer HTI, Felix Siauw. Tulisan ini berargumentasi bahwa meskipun suatu gerakan sosial telah dilarang pemerintah, namun tidak menghalangi aktivitasnya untuk melanjutkan cita-citanya. Contoh pada HTI ini membuktikan bahwa meskipun mereka dilarang, namun aktivitasnya untuk mendirikan Khilafah tetap dilanjutkan.
<div><table cellspacing="0" cellpadding="0" align="left"><tbody>< trbody ><tbody>< p align="left" align="top"><p align="top">< Abstract <em></ strong></p>< /p><本文考察了HTI在政府通过2017年第2号Perppu Ormas解散哈里发国(Khilafah)并招募新成员后所做的努力。本文采用定性研究方法,通过观察法、访谈法和文献法收集数据。研究的结果是:虽然政府禁止了HTI,但运动的活动仍然在抵抗政府的禁令中进行。在维持经营活动的过程中,HTI利用战略变革来避免政府控制。该战略的重点是将运动从线下活动转变为在线活动,并利用小团体和非正式网络。这种策略体现在互联网上的Khilafah竞选活动中,例如YouTube上的电影和伊斯兰研究节目。非正式网络的使用体现在达瓦校园机构协调委员会(BKLDK)的活动中,该委员会从学生中招募HTI成员。另一个团体,YukNgaji社区,也是通过他们的人气人物Felix Siauw来吸引年轻人的。本文认为,尽管政府已经禁止了该运动,但它并没有阻止HTI进一步实现其建立哈里发国的目标。</p></td></ tbody></table></div><p class="abstrak">< /div><p class="abstrak">< /div><p class="abstrak">< /div><p class="abstrak"> > untuk mengkaji upaya HTI menyebarkan ide Khilafah dan merekrut anggota baru setelah mereka dibubarkan oleh peremintah melalui Perppu Ormas 2号,2017年1月。图里桑,孟古那坎,方法,质量,数据,冰川观测,瓦万卡拉,丹卡建文献。Hasil penelitian ini ialah meskipun status HTI telah dilarang pemerintah, namun aktivitas gerakan HTI masih teteang dilangsungkan sebagai响应atau perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang membubarkannya。孟山都控制了孟山都,孟山都控制了孟山都。战略yang digunakan berfokus kepada perubahan地区民政党dari离线ke在线dan penggunaan kelompok kecil(非正式的)民政党。Strategi ini berwujud pada aktivitas kampanye Khilafah di internet seberbentuk电影dan kajian Islam在YouTube上。Sementara,是指一个非正式的berbentuk pada penugasan aktivis Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) untuk merekrut anggota HTI di kalangan mahasiswa。Pembuatan kelompok lain yyitu komunitas YukNgaji juga dilakukan untuk menarik minat pemuda melalui figure populi, Felix Siauw。土里土里的人都是这样说的:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。”Contoh pada HTI ini membuktikan bahwa meskipun mereka dilarang, namun aktivitasnya untuk mendirikan Khilafah tetap dilanjutkan.</em></p>