{"title":"Hydrogel Films Derived Water Hyacinth Stems And Banana Peels Pectin: Tensile Performance And Swelling Ability","authors":"Retno Febriyanti, Muthia Elma, Iryanti Fatyasari Nata, Ni Kadek Devi Ananda Saraswati, Paskah Fransiska Afrida Simatupang","doi":"10.22373/ekw.v9i1.16419","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Hydrogel films are sheet materials that form a 3D network structure and can be fabricated from one or more constituent materials. A combination of two natural polymers, namely carboxymethyl cellulose (CMC) derived from water hyacinth stems (WHS) and banana peel pectin, constructs these hydrogel films that are used as coating materials for food packaging. Citric acid replenishment to stabilize the cross-linking of the hydrogel films. This study is intended to determine the effect of WHSCMC, pectin, and citric acid on the swelling abilities and tensile performances of hydrogel films. CMC synthesis begins with harvesting water hyacinth stems obtained from the Gambut area waters in South Kalimantan, Indonesia. Then carried out the extraction and bleaching processes of cellulose. Cellulose extract powder was processed in two stages, videlicet alkalization and carboxymethylation, to obtain cellulose derivatives in the form of CMC. The results of WHSCMC were analyzed using FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) and compared with commercial CMC. Giving results with significant similarity at the peaks of 998 cm-1 and 1015 cm-1, specifically the ether glycosidic group. Fabrication of hydrogel films combines WHSCMC and banana peel pectin with various compositions (100:0, 90:10, 70:30, and 50:50 wt.%) with added citric acid as an aid for crosslinking at various concentrations (5, 10, and 15 wt.%). Hydrogel films sample 70:30, 5 wt.% (CPc-5) gave optimum results from the characterization of hydrogel films related to food packaging application coatings in the form of swelling ability of 6,647 g/g, tensile strength of 11,770 MPa, and elongation test of 11,896%. FT-IR analysis of CPc-5 indicates that there are carboxyl groups (COO-) and hydroxyl groups (-OH), which play a role in the formation of cross-links and hydrophilic properties.Abstrak: Film hidrogel merupakan material lembaran yang membentuk struktur jaringan 3D dan dapat dibuat dari satu atau lebih bahan penyusun. Kombinasi dua polimer alami, yaitu karboksimetil selulosa (CMC) yang berasal dari batang eceng gondok (BEG) dan pektin kulit pisang membentuk film hidrogel yang digunakan sebagai bahan pelapis kemasan makanan. Penambahan asam sitrat untuk menstabilkan ikatan silang film hidrogel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CMC BEG, pektin, dan asam sitrat terhadap kemampuan pembengkakan dan kinerja kekuatan tarik film hidrogel. Sintesis CMC diawali dengan pemanenan batang eceng gondok yang diperoleh dari perairan daerah Gambut, Kalimantan Selatan-Indonesia. Kemudian dilakukan proses ekstraksi dan pemutihan selulosa. Serbuk ekstrak selulosa diproses dalam dua tahap yaitu alkalisasi dan karboksimetilasi untuk mendapatkan turunan selulosa berupa CMC. Hasil CMC BEG dianalisis menggunakan FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) dan dibandingkan dengan CMC komersial. Hasil yang diperoleh adalah adanya kemiripan pada puncak 998 cm-1 dan 1015 cm-1, yaitu gugus eter glikosidik. Pembuatan film hidrogel mengkombinasikan CMC BEG dan pektin kulit pisang dengan berbagai komposisi (100:0, 90:10, 70:30, dan 50:50 % berat) dengan penambahan asam sitrat sebagai pengikat silang dengan berbagai konsentrasi (5, 10, dan 15 % berat). Sampel film hidrogel 70:30, 5% (CPc-5) memberikan hasil optimum dari karakterisasi film hidrogel terkait pelapis aplikasi kemasan makanan berupa uji kemampuan pembengkakan sebesar 6,647 g/g, kuat tarik 11,770 MPa, dan elongasi sebesar 11,896%. Analisis FT-IR terhadap CPc-5 menunjukkan adanya gugus karboksil (COO-) dan gugus hidroksil (-OH) yang berperan dalam pembentukan ikatan silang dan sifat hidrofilik.","PeriodicalId":491736,"journal":{"name":"Elkawnie: journal of islamic science and technology","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Elkawnie: journal of islamic science and technology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/ekw.v9i1.16419","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract: Hydrogel films are sheet materials that form a 3D network structure and can be fabricated from one or more constituent materials. A combination of two natural polymers, namely carboxymethyl cellulose (CMC) derived from water hyacinth stems (WHS) and banana peel pectin, constructs these hydrogel films that are used as coating materials for food packaging. Citric acid replenishment to stabilize the cross-linking of the hydrogel films. This study is intended to determine the effect of WHSCMC, pectin, and citric acid on the swelling abilities and tensile performances of hydrogel films. CMC synthesis begins with harvesting water hyacinth stems obtained from the Gambut area waters in South Kalimantan, Indonesia. Then carried out the extraction and bleaching processes of cellulose. Cellulose extract powder was processed in two stages, videlicet alkalization and carboxymethylation, to obtain cellulose derivatives in the form of CMC. The results of WHSCMC were analyzed using FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) and compared with commercial CMC. Giving results with significant similarity at the peaks of 998 cm-1 and 1015 cm-1, specifically the ether glycosidic group. Fabrication of hydrogel films combines WHSCMC and banana peel pectin with various compositions (100:0, 90:10, 70:30, and 50:50 wt.%) with added citric acid as an aid for crosslinking at various concentrations (5, 10, and 15 wt.%). Hydrogel films sample 70:30, 5 wt.% (CPc-5) gave optimum results from the characterization of hydrogel films related to food packaging application coatings in the form of swelling ability of 6,647 g/g, tensile strength of 11,770 MPa, and elongation test of 11,896%. FT-IR analysis of CPc-5 indicates that there are carboxyl groups (COO-) and hydroxyl groups (-OH), which play a role in the formation of cross-links and hydrophilic properties.Abstrak: Film hidrogel merupakan material lembaran yang membentuk struktur jaringan 3D dan dapat dibuat dari satu atau lebih bahan penyusun. Kombinasi dua polimer alami, yaitu karboksimetil selulosa (CMC) yang berasal dari batang eceng gondok (BEG) dan pektin kulit pisang membentuk film hidrogel yang digunakan sebagai bahan pelapis kemasan makanan. Penambahan asam sitrat untuk menstabilkan ikatan silang film hidrogel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CMC BEG, pektin, dan asam sitrat terhadap kemampuan pembengkakan dan kinerja kekuatan tarik film hidrogel. Sintesis CMC diawali dengan pemanenan batang eceng gondok yang diperoleh dari perairan daerah Gambut, Kalimantan Selatan-Indonesia. Kemudian dilakukan proses ekstraksi dan pemutihan selulosa. Serbuk ekstrak selulosa diproses dalam dua tahap yaitu alkalisasi dan karboksimetilasi untuk mendapatkan turunan selulosa berupa CMC. Hasil CMC BEG dianalisis menggunakan FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) dan dibandingkan dengan CMC komersial. Hasil yang diperoleh adalah adanya kemiripan pada puncak 998 cm-1 dan 1015 cm-1, yaitu gugus eter glikosidik. Pembuatan film hidrogel mengkombinasikan CMC BEG dan pektin kulit pisang dengan berbagai komposisi (100:0, 90:10, 70:30, dan 50:50 % berat) dengan penambahan asam sitrat sebagai pengikat silang dengan berbagai konsentrasi (5, 10, dan 15 % berat). Sampel film hidrogel 70:30, 5% (CPc-5) memberikan hasil optimum dari karakterisasi film hidrogel terkait pelapis aplikasi kemasan makanan berupa uji kemampuan pembengkakan sebesar 6,647 g/g, kuat tarik 11,770 MPa, dan elongasi sebesar 11,896%. Analisis FT-IR terhadap CPc-5 menunjukkan adanya gugus karboksil (COO-) dan gugus hidroksil (-OH) yang berperan dalam pembentukan ikatan silang dan sifat hidrofilik.
摘要:水凝胶薄膜是由一种或多种组成材料制成的片状材料,可形成三维网络结构。两种天然聚合物,即从水葫芦茎(WHS)中提取的羧甲基纤维素(CMC)和香蕉皮果胶的组合,构建了这些水凝胶薄膜,用作食品包装的涂层材料。补充柠檬酸以稳定水凝胶膜的交联。本研究旨在确定WHSCMC、果胶和柠檬酸对水凝胶膜的膨胀能力和拉伸性能的影响。CMC的合成始于从印度尼西亚南加里曼丹Gambut地区水域获得的水葫芦茎。然后进行了纤维素的提取和漂白工艺。对纤维素提取物粉末进行了碱化和羧甲基化两个阶段的加工,得到CMC形式的纤维素衍生物。利用傅里叶变换红外光谱(FT-IR)对其进行了分析,并与商用CMC进行了比较。在998 cm-1和1015 cm-1的峰处,特别是醚糖苷基团,结果具有显著的相似性。水凝胶膜的制备将WHSCMC和香蕉皮果胶与各种组合物(100:0,90:10,70:30和50:50 wt.%)结合在一起,并添加柠檬酸作为各种浓度(5,10和15 wt.%)的交联辅助剂。水凝胶膜样品70:30,5 wt.% (CPc-5)给出了与食品包装应用涂料相关的水凝胶膜表征的最佳结果,膨胀能力为6,647 g/g,抗拉强度为11,770 MPa,伸长率为11,896%。对CPc-5的FT-IR分析表明,其含有羧基(COO-)和羟基(- oh),它们对交联的形成和亲水性起作用。摘要:膜凝胶复合材料lembaran - yang膜凝胶结构分析及三维膜凝胶分布特性研究。Kombinasi dua聚合物alami, yitu karboksimetil selulosa (CMC) yang berasal dari batang eceng gondok (BEG) dan pektin kulit pisang membentuk电影hidrogel yang digunakan sebagai bahan pelapis kemasan makanan。Penambahan asam sitrat untuk menstabilkan ikatan silang薄膜凝胶。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CMC BEG,北京,dan asam sitrat terhadap kemampuan pembengkakan dan kinerja kekuatan tarik电影凝胶。华人华人华侨华人排灯节,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干,登干。Kemudian dilakukan处理ekstraksi和pemutihan selulosa。Serbuk ekstrak selulosa处理dalam dua taha yitu碱基,但karboksimetilasi untuk mendapatkan turunan selulosa berupa CMC。哈西尔CMC BEG分析蒙古纳坎的傅里叶变换红外光谱(FT-IR);Hasil yang diperoleh adalah adanya kemiripan padakak 998 cm-1和1015 cm-1, yitu gugus eter glikosidik。Pembuatan film hidrogel mengkombinasikan CMC BEG danpektin kulit pisang dengan berbagai komposisi (100: 0,90: 10,70:30, dan 50:50 % berat) dengan penambahan asam sitrat sebagai pengikat silang dengan berbagai konsentrasi (5,10, dan 15% berat)。样品膜凝胶70:30,5 % (cp -5),最佳达里karakterisasi膜凝胶terkait pelapis applikasi kemasan makanan berupa uji kemampuan pembengkakan sebesar 6,647 g/g, kuat tarik 11,770 MPa, dan elongasi sebesar 11,896%。FT-IR分析CPc-5 menunjukkan adanya gugus karboksil (COO-)和gugus hidroksil (- oh) yang berperan dalam pembentukan ikatan silang dan sifat hidrofilik。