Sebastianus V. Fouk Runa, Petrus Ana Andung, Muhammad Aslam
{"title":"REPRESENTASI MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN EKSKLUSIF DALAM FILM CODA","authors":"Sebastianus V. Fouk Runa, Petrus Ana Andung, Muhammad Aslam","doi":"10.59895/deliberatio.v3i2.138","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keberadaan kaum disabilitas belum sepenuhnya diterima dalam masyarakat. Persoalan ini juga terepresentasi dalam visualisasi hiburan berupa film yang menujukkan eksklusivitas dan inklusivitas masyarakat terhadap kaum disabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tanda dan makna serta mengungkapkan representasi masyarakat yang inklusif dan eksklusif dalam film CODA menggunakan metode semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai eksklusivitas sekaligus inklusivitas masyarakat khususnya terhadap disabilitas Tuli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tanda dalam film CODA menggunakan tanda verbal dan nonverbal yang merepresentasikan nilai eksklusivitas dalam bentuk adanya sikap / perilaku diskriminasi terhadap kaum disabilitas Tuli, seperti: audisme dan stigma negatif. Sedangkan nilai inklusivitas ditunjukkan dengan adanya sikap keterbukaan dan komunikasi yang adaptif terhadap kaum disabilitas. Simpulan kajian ini menunjukkan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum peka terhadap keberadaan kaum disabilitas Tuli. Hal ini ditunjukan dalam bentuk perilaku komunikasi yang tidak ramah terhadap kaum disabilitas Tuli. Visualisasi film CODA menggambarkan eksistensi kaum disabilitas Tuli belum mendapatkan perlakuan yang ramah dalam kehidupan sosialnya. Kajian ini menyarankan isu terkait perlakuan ramah terhadap kaum disabilitas perlu diangkat menjadi isu mainstream sehingga memperoleh atensi sosial. Sehingga kajian sejenis perlu dilakukan sehingga mendorong kesadaran publik untuk lebih peka dalam berinteraksi dengan kaum disabilitas.","PeriodicalId":485650,"journal":{"name":"Deliberatio Jurnal Mahasiswa Komunikasi","volume":"20 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Deliberatio Jurnal Mahasiswa Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59895/deliberatio.v3i2.138","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Keberadaan kaum disabilitas belum sepenuhnya diterima dalam masyarakat. Persoalan ini juga terepresentasi dalam visualisasi hiburan berupa film yang menujukkan eksklusivitas dan inklusivitas masyarakat terhadap kaum disabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tanda dan makna serta mengungkapkan representasi masyarakat yang inklusif dan eksklusif dalam film CODA menggunakan metode semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai eksklusivitas sekaligus inklusivitas masyarakat khususnya terhadap disabilitas Tuli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tanda dalam film CODA menggunakan tanda verbal dan nonverbal yang merepresentasikan nilai eksklusivitas dalam bentuk adanya sikap / perilaku diskriminasi terhadap kaum disabilitas Tuli, seperti: audisme dan stigma negatif. Sedangkan nilai inklusivitas ditunjukkan dengan adanya sikap keterbukaan dan komunikasi yang adaptif terhadap kaum disabilitas. Simpulan kajian ini menunjukkan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum peka terhadap keberadaan kaum disabilitas Tuli. Hal ini ditunjukan dalam bentuk perilaku komunikasi yang tidak ramah terhadap kaum disabilitas Tuli. Visualisasi film CODA menggambarkan eksistensi kaum disabilitas Tuli belum mendapatkan perlakuan yang ramah dalam kehidupan sosialnya. Kajian ini menyarankan isu terkait perlakuan ramah terhadap kaum disabilitas perlu diangkat menjadi isu mainstream sehingga memperoleh atensi sosial. Sehingga kajian sejenis perlu dilakukan sehingga mendorong kesadaran publik untuk lebih peka dalam berinteraksi dengan kaum disabilitas.
残疾人士的存在并没有被完全接受。它还以电影形象展示了公众对残疾人士的排他性和不确定性。这项研究的目的是利用费迪南德·德·索苏尔(Ferdinand De Saussure)的符号学方法,分析符号和含义,揭示电影《科达》(CODA)中包容性和排他性的社会表现。这项研究表明,公众对聋人残疾的排泄物和公众对聋人残疾的排泄物的蔑视。这项研究的结论是,电影《科达》中的符号使用言语和非语言符号,代表对聋人残疾人士的歧视行为的排他性价值,如:audisme和负面耻辱。而归纳主义的价值在于对残疾人士的开放态度和适应性沟通。研究的结论表明,社区中有许多成员对聋人残疾的存在并不敏感。它以一种对聋人残疾人士不友好的交流方式表现出来。可视化电影CODA描述了聋人残疾的存在,但在他们的社交生活中没有得到友好对待。该研究表明,有必要将残疾人士视为友好对待问题,以获得社会关注。因此,需要进行类似的研究,以鼓励公众意识更敏感地与残疾人士互动。