{"title":"Problematika Penanganan Sampah Di Kota Toli-Toli Kabupaten Toli-Toli","authors":"Moch Royfandi, Gita Farista, Lustikasari Lustikasari","doi":"10.35724/mjpa.v6i1.5416","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sampah di Indonesia masih menuai beragam masalah dan hingga kini belum nampak penyelesaiannya, tak kecuali Kota Toli-toli. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yaitu memahami indikasi atau fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Teknik pengumpulan data melalui tahap yaitu, Observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan para penentu kebijakan dan masyarakat. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. . Data yang didapatkan akan di analisis menggunakan model interaktif yang di kembangkan oleh Miles & Huberman (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada aspek Perencanaan (Planning) oleh dinas badan lingkungan hidup sudah melakukan tahapan perencanaan dengan baik. Namun, tidak mendapatkan respon yang baik dari kepada daerah (Bupati) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Toli-toli, karena berkaitan dengan anggaran. Pada aspek Pengorganisasian (Organizing) juga sudah melakukan upaya dalam mengatasi masalah sampah di Kota Toli-toli dengan melibatkan beberapa mitra yang berkerjasama, diantaranya CV. Bank Sampah Mandiri, CV.Padat Karya. Berdasarkan hasil temuan lapangan, upaya tersebut belum maksimal di karenakan keterbatasan fasilitas peralatan dan keterbatasan anggaran. Kondisi tersebut berpengaruh pada aspek Pelaksanaan (Activation) dimana pada pelaksanaan tidak berjalan secara maksimal disebabkan banyaknya kerusakan yang terjadi pada fasilitas mobil pengangkut sampah. Hal itu terjadi karena kondisi mobil tersebut sudah termakan usia (tua). Sehingga berdampak pada penanganan sampah yang belum maksimal. Hal ini sejalan dengan aspek pengawasan (Controlling). Banyaknya masyarakat yang belum berperilaku sadar akan kebersihan lingkungan, dengan membuang sampah disembarangan tempat, hal ini karena tidak adanya regulasi yang mengatur tentang larangan membuang sampah disembarang tempat, dan juga tidak adanya pengawasan langsung yang dilakukan oleh pemerintah. Dampaknya adalah banyaknya sampah yang berserakan di badan jalan, di suangai dan tempat lainnya, sehingga mudah terjadinya banjir.","PeriodicalId":500617,"journal":{"name":"Musamus Jurnal of Public Administration","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Musamus Jurnal of Public Administration","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35724/mjpa.v6i1.5416","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Sampah di Indonesia masih menuai beragam masalah dan hingga kini belum nampak penyelesaiannya, tak kecuali Kota Toli-toli. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yaitu memahami indikasi atau fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Teknik pengumpulan data melalui tahap yaitu, Observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan para penentu kebijakan dan masyarakat. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. . Data yang didapatkan akan di analisis menggunakan model interaktif yang di kembangkan oleh Miles & Huberman (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada aspek Perencanaan (Planning) oleh dinas badan lingkungan hidup sudah melakukan tahapan perencanaan dengan baik. Namun, tidak mendapatkan respon yang baik dari kepada daerah (Bupati) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Toli-toli, karena berkaitan dengan anggaran. Pada aspek Pengorganisasian (Organizing) juga sudah melakukan upaya dalam mengatasi masalah sampah di Kota Toli-toli dengan melibatkan beberapa mitra yang berkerjasama, diantaranya CV. Bank Sampah Mandiri, CV.Padat Karya. Berdasarkan hasil temuan lapangan, upaya tersebut belum maksimal di karenakan keterbatasan fasilitas peralatan dan keterbatasan anggaran. Kondisi tersebut berpengaruh pada aspek Pelaksanaan (Activation) dimana pada pelaksanaan tidak berjalan secara maksimal disebabkan banyaknya kerusakan yang terjadi pada fasilitas mobil pengangkut sampah. Hal itu terjadi karena kondisi mobil tersebut sudah termakan usia (tua). Sehingga berdampak pada penanganan sampah yang belum maksimal. Hal ini sejalan dengan aspek pengawasan (Controlling). Banyaknya masyarakat yang belum berperilaku sadar akan kebersihan lingkungan, dengan membuang sampah disembarangan tempat, hal ini karena tidak adanya regulasi yang mengatur tentang larangan membuang sampah disembarang tempat, dan juga tidak adanya pengawasan langsung yang dilakukan oleh pemerintah. Dampaknya adalah banyaknya sampah yang berserakan di badan jalan, di suangai dan tempat lainnya, sehingga mudah terjadinya banjir.