{"title":"Keluarga Spiritual Yang Melampaui Fisik: Doktrin Adopsi Dan Implikasinya Bagi Gereja Di Indonesia","authors":"Bima Anugerah","doi":"10.54553/kharisma.v4i2.219","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractIndonesia is a pronatalist country that gives high priority to marriage and the presence of children in the family. However, it must be acknowledged that there are families who cannot have children (barren). In addition, there are also people who are not married. In the church, these people have a place because they are children in God's family. The concept of God's family providing this kind of acceptance is based on the doctrine of adoption. The doctrine of adoption states that a person who believes in Christ is a person who is justified and regenerated so that he is adopted as a child in God's family. Through the church, those who are barren and unmarried get a new family that is not bound by physical relationships. This truth offers an alternative narrative compared to the pronatalist narrative that exists in Indonesian society. Through the concept of the church as God's family, which is based on the doctrine of adoption, those who are barren and unmarried gain a place in the church as members of God's family. AbstrakIndonesia adalah negara pronatalis yang memberi prioritas tinggi terhadap pernikahan dan kehadiran anak di dalam keluarga. Namun, perlu diakui bahwa ada keluarga yang tidak memiliki keturunan. Selain itu, ada juga orang-orang yang tidak menikah. Di dalam gereja, orang-orang ini mendapatkan tempat merupakan anak di dalam keluarga Allah. Konsep keluarga Allah yang memberikan penerimaan seperti ini didasarkan pada doktrin adopsi. Doktrin adopsi menyatakan bahwa orang yang beriman kepada Kristus adalah orang yang dibenarkan dan dilahirbarukan sehingga diangkat menjadi anak di dalam keluarga Allah. Melalui gereja, yang tidak memiliki keturunan dan selibat mendapatkan keluarga baru yang tidak terikat oleh hubungan lahiriah. Kebenaran ini menawarkan sebuah narasi alternatif dibandingkan narasi pronatalis yang ada di masyarakat Indonesia. Melalui konsep gereja sebagai keluarga Allah, yang didasarkan pada doktrin adopsi, yang tidak memiliki keturunan dan selibat mendapatkan tempat di dalam gereja sebagai anggota keluarga Allah.","PeriodicalId":475021,"journal":{"name":"Kharisma","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kharisma","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54553/kharisma.v4i2.219","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
AbstractIndonesia is a pronatalist country that gives high priority to marriage and the presence of children in the family. However, it must be acknowledged that there are families who cannot have children (barren). In addition, there are also people who are not married. In the church, these people have a place because they are children in God's family. The concept of God's family providing this kind of acceptance is based on the doctrine of adoption. The doctrine of adoption states that a person who believes in Christ is a person who is justified and regenerated so that he is adopted as a child in God's family. Through the church, those who are barren and unmarried get a new family that is not bound by physical relationships. This truth offers an alternative narrative compared to the pronatalist narrative that exists in Indonesian society. Through the concept of the church as God's family, which is based on the doctrine of adoption, those who are barren and unmarried gain a place in the church as members of God's family. AbstrakIndonesia adalah negara pronatalis yang memberi prioritas tinggi terhadap pernikahan dan kehadiran anak di dalam keluarga. Namun, perlu diakui bahwa ada keluarga yang tidak memiliki keturunan. Selain itu, ada juga orang-orang yang tidak menikah. Di dalam gereja, orang-orang ini mendapatkan tempat merupakan anak di dalam keluarga Allah. Konsep keluarga Allah yang memberikan penerimaan seperti ini didasarkan pada doktrin adopsi. Doktrin adopsi menyatakan bahwa orang yang beriman kepada Kristus adalah orang yang dibenarkan dan dilahirbarukan sehingga diangkat menjadi anak di dalam keluarga Allah. Melalui gereja, yang tidak memiliki keturunan dan selibat mendapatkan keluarga baru yang tidak terikat oleh hubungan lahiriah. Kebenaran ini menawarkan sebuah narasi alternatif dibandingkan narasi pronatalis yang ada di masyarakat Indonesia. Melalui konsep gereja sebagai keluarga Allah, yang didasarkan pada doktrin adopsi, yang tidak memiliki keturunan dan selibat mendapatkan tempat di dalam gereja sebagai anggota keluarga Allah.
印度尼西亚是一个重视婚姻和孩子的生育主义国家。然而,必须承认,有些家庭不能生育(不孕)。此外,还有一些人没有结婚。在教会里,这些人有一席之地,因为他们是神家里的孩子。神的家提供这种接纳的概念是基于收养的教义。收养的教义指出,一个相信基督的人是一个被称义和重生的人,因此他被上帝的家庭收养为孩子。通过教会,那些不孕和未婚的人得到了一个不受肉体关系束缚的新家庭。这一事实提供了另一种叙事方式,与印尼社会中存在的先天主义叙事相比。通过教会作为上帝家庭的概念,这是基于收养的教义,那些不生育和未婚的人在教会中获得了作为上帝家庭成员的地位。[摘要]印度尼西亚adalah negara pronatalis yang成员优先考虑的问题是,在印度尼西亚,pernikahan和kehadiran anak di dalam keluarga。Namun, perlu diakui bahwa ada keluarga yang tidak memoriliki keturunan。Selain itu, ada juga,橙,橙,橙,橙,橙,橙。我的天,我的天,我的天,我的天,我的天。安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉。Doktrin adopsi menyatakan bahwa orang yang beriman kepada Kristus adalah orang yang dibenarkan dan dilahirbarukan seingga diangkat menjadi anak di dalam keluarga真主。我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。Kebenaran ini menawarkan sebuah narasi alternatif dibandingkan narasi pronatalis yang ada di masyarakat印度尼西亚。安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉。