{"title":"DIMENSI LOKALITAS PENAFSIRAN: Bentuk dan Karakter Lokal dalam Kitab Tafsir Resmi Pemerintah Orde Baru Republik Indonesia","authors":"Achmad Lutfi","doi":"10.24235/diyaafkar.v11i1.15006","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The process of Qur’anic interpretation carried out by mufassir could not be separated from historical context. Every space and time as an integrated element of history, produces typical interpretation’s discourse, pattern, movement and reformation, where every single emphasis criticizes the previous interpretations while at the same time constructs a new theory of interpretation. Likewise, the existence of The Book of Al-Qur’an and its Interpretation are proposed and published by Ministry of Religious Affairs of Indonesia Republic, certainly in interpreting activities to its verses of Qur’an gave rise locality elements and endeavored an effortless to be arriving at the goal of word meaning being interpreted. Proses penafsiran Alquran yang dilakukan oleh mufassir tidak lepas dari konteks sejarah yang melekat dalam dirinya. Setiap ruang dan waktu sebagai elemen sejarah yang terintegrasi, menghasilkan wacana, pola, gerakan, dan reformasi interpretasi yang khas, di mana setiap penekanan mengkritisi interpretasi sebelumnya sekaligus membangun interpretasi baru. Demikian pula dengan keberadaan Kitab Al-Qur'an dan Tafsirnya yang dibuat dan diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, tentunya dalam kegiatan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur'annya memunculkan unsur lokalitas dan diupayakan dengan cara yang mudah. sampai pada tujuan makna kata yang ditafsirkan. Melalui pendekatan hermeneutika dan resepsi, artikel ini mengupas bentuk lokalitas yang terdapat dalam kitab Al-Qur’an dan Tafsirnya.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24235/diyaafkar.v11i1.15006","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The process of Qur’anic interpretation carried out by mufassir could not be separated from historical context. Every space and time as an integrated element of history, produces typical interpretation’s discourse, pattern, movement and reformation, where every single emphasis criticizes the previous interpretations while at the same time constructs a new theory of interpretation. Likewise, the existence of The Book of Al-Qur’an and its Interpretation are proposed and published by Ministry of Religious Affairs of Indonesia Republic, certainly in interpreting activities to its verses of Qur’an gave rise locality elements and endeavored an effortless to be arriving at the goal of word meaning being interpreted. Proses penafsiran Alquran yang dilakukan oleh mufassir tidak lepas dari konteks sejarah yang melekat dalam dirinya. Setiap ruang dan waktu sebagai elemen sejarah yang terintegrasi, menghasilkan wacana, pola, gerakan, dan reformasi interpretasi yang khas, di mana setiap penekanan mengkritisi interpretasi sebelumnya sekaligus membangun interpretasi baru. Demikian pula dengan keberadaan Kitab Al-Qur'an dan Tafsirnya yang dibuat dan diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, tentunya dalam kegiatan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur'annya memunculkan unsur lokalitas dan diupayakan dengan cara yang mudah. sampai pada tujuan makna kata yang ditafsirkan. Melalui pendekatan hermeneutika dan resepsi, artikel ini mengupas bentuk lokalitas yang terdapat dalam kitab Al-Qur’an dan Tafsirnya.
穆法西尔解读《古兰经》的过程离不开历史背景。每一个空间和时间作为历史的组成部分,都会产生典型的解释话语、模式、运动和改造,其中每一个重点都在批判之前的解释,同时又在建构新的解释理论。同样,《古兰经》的存在及其解释是由印度尼西亚共和国宗教事务部提出和出版的,当然,在对《古兰经》经文的解释活动中,产生了地方因素,并努力毫不费力地达到解释词义的目标。他说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”Setiap ruang danwaktu sebagai元素sejarah yang terintegrasi, menghasilkan wacana, pola, gerakan, dan reformasi interpretasi yang khas, di mana Setiap penekanan mengkritisi interpretasi sebelumnya sekaligus成员bangun interpretasi baru。在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚,在印度尼西亚。Sampai pada tujuan makna kata Yang ditafsirkan。《古兰经》和《古兰经》都是由古兰经和《古兰经》组成。