{"title":"The Abundance of Special Autonomy Funds: An Ironic Portrait of Aceh's Poverty Alleviation","authors":"Ikhsan Ikhsan, Ikhwan Rahmatika Latif, Vellayati Hajad, Effendi Hasan, Muntaha Mardhatillah, Herizal Herizal","doi":"10.31000/jgcs.v7i1.6441","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article examines the financial management of the government of Aceh, which is supported by special autonomy funds. It is a war compensation and recovery from the tsunami disaster following the signing of a peace accord between the Free Aceh Movement (GAM) and the Government of Indonesia for development to increase the Acehnese people's well-being, disbursed by the central government. But the governance of the special autonomy fund it runs has not been able to help Aceh get out of poverty according to national standards. The article employed a descriptive qualitative approach, then purposive sampling used by the authors as the technique to identify people to interview about Aceh's poverty and special autonomy fund issues. Open publications, whether they be official government documents such as rules or decisions, newspapers or magazines, or scientific references such as books or journals were secondary data used by authors. The findings revealed that the management of the special autonomy fund lacks a mature grand design, such that the management rules change annually and are also influenced by the tug-of-war between the Aceh government and the region/city governments. Then, the principle of accountability was not properly implemented, so these two findings were unable to affect the substance of the poverty sector in Aceh, causing Aceh's poverty to consistently fall below the national average.Artikel ini mengkaji masalah pengelolaan keuangan pemerintah Aceh yang ditopang oleh dana otonomi khusus. Dana Otonomi Khusus ini merupakan untuk pemulihan dari bencana tsunami dan kompensasi perang setelah penandatanganan kesepakatan damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk pembangunan peningkatan kesejahteraan rakyat Aceh, yang dikucurkan oleh pemerintah pusat. Namun tata kelola dana otsus yang dijalankannya belum mampu membantu Aceh keluar dari zona kemiskinan sesuai standar nasional. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kemudian purposive sampling digunakan oleh penulis sebagai teknik untuk mengidentifikasi orang-orang yang akan diwawancarai tentang masalah kemiskinan dan dana otonomi khusus Aceh. Publikasi terbuka, baik berupa dokumen resmi pemerintah seperti peraturan atau keputusan, surat kabar atau majalah, atau referensi ilmiah seperti buku atau jurnal merupakan data sekunder yang digunakan oleh penulis. Temuan menunjukkan bahwa pengelolaan dana otsus tidak memiliki grand design yang matang, sehingga aturan pengelolaannya berubah setiap tahun dan juga dipengaruhi oleh tarik ulur antara pemerintah Aceh dengan pemerintah daerah/kota. Kemudian, prinsip akuntabilitas tidak diterapkan dengan baik, sehingga tidak mampu mempengaruhi permasalahan substantif sektor kemiskinan di Aceh dan menyebabkan kemiskinan Aceh secara konsisten berada di bawah rata-rata nasional.","PeriodicalId":181484,"journal":{"name":"Journal of Government and Civil Society","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Government and Civil Society","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31000/jgcs.v7i1.6441","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
This article examines the financial management of the government of Aceh, which is supported by special autonomy funds. It is a war compensation and recovery from the tsunami disaster following the signing of a peace accord between the Free Aceh Movement (GAM) and the Government of Indonesia for development to increase the Acehnese people's well-being, disbursed by the central government. But the governance of the special autonomy fund it runs has not been able to help Aceh get out of poverty according to national standards. The article employed a descriptive qualitative approach, then purposive sampling used by the authors as the technique to identify people to interview about Aceh's poverty and special autonomy fund issues. Open publications, whether they be official government documents such as rules or decisions, newspapers or magazines, or scientific references such as books or journals were secondary data used by authors. The findings revealed that the management of the special autonomy fund lacks a mature grand design, such that the management rules change annually and are also influenced by the tug-of-war between the Aceh government and the region/city governments. Then, the principle of accountability was not properly implemented, so these two findings were unable to affect the substance of the poverty sector in Aceh, causing Aceh's poverty to consistently fall below the national average.Artikel ini mengkaji masalah pengelolaan keuangan pemerintah Aceh yang ditopang oleh dana otonomi khusus. Dana Otonomi Khusus ini merupakan untuk pemulihan dari bencana tsunami dan kompensasi perang setelah penandatanganan kesepakatan damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk pembangunan peningkatan kesejahteraan rakyat Aceh, yang dikucurkan oleh pemerintah pusat. Namun tata kelola dana otsus yang dijalankannya belum mampu membantu Aceh keluar dari zona kemiskinan sesuai standar nasional. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, kemudian purposive sampling digunakan oleh penulis sebagai teknik untuk mengidentifikasi orang-orang yang akan diwawancarai tentang masalah kemiskinan dan dana otonomi khusus Aceh. Publikasi terbuka, baik berupa dokumen resmi pemerintah seperti peraturan atau keputusan, surat kabar atau majalah, atau referensi ilmiah seperti buku atau jurnal merupakan data sekunder yang digunakan oleh penulis. Temuan menunjukkan bahwa pengelolaan dana otsus tidak memiliki grand design yang matang, sehingga aturan pengelolaannya berubah setiap tahun dan juga dipengaruhi oleh tarik ulur antara pemerintah Aceh dengan pemerintah daerah/kota. Kemudian, prinsip akuntabilitas tidak diterapkan dengan baik, sehingga tidak mampu mempengaruhi permasalahan substantif sektor kemiskinan di Aceh dan menyebabkan kemiskinan Aceh secara konsisten berada di bawah rata-rata nasional.
本文考察了亚齐省政府在专项自治基金支持下的财政管理。这是“自由亚齐运动”与印尼政府签署和平协议后,为提高亚齐人民福祉而提供的战争补偿和海啸灾后恢复资金,由中央政府支付。但是,该组织管理的特别自治基金未能按照国家标准帮助亚齐摆脱贫困。本文采用描述性定性方法,然后采用作者使用的有目的抽样作为确定访谈对象的技术,以了解亚齐的贫困和特殊自治基金问题。公开出版物,无论是规则或决定等官方政府文件,报纸或杂志,还是书籍或期刊等科学参考文献,都是作者使用的次要数据。研究结果表明,特别自治基金的管理缺乏成熟的宏伟设计,管理规则每年都在变化,而且还受到亚齐政府与地区/城市政府之间拉锯战的影响。然后,问责原则没有得到适当执行,因此这两项调查结果无法影响亚齐贫困部门的实质,导致亚齐的贫困一直低于全国平均水平。Artikel ini mengkaji masalah penelolaan keuangan peremintah Aceh yang ditopang oleh dana oonomi khusus。Dana Otonomi Khusus ini merupakan为她pemulihan达里语bencana海啸丹kompensasi perang setelah penandatanganan kesepakatan专刊安塔拉Gerakan亚齐默迪卡(GAM)丹Pemerintah印度尼西亚杨bertujuan为她pembangunan peningkatan kesejahteraan rakyat亚齐,杨dikucurkan oleh pokalchuk Pemerintah pusat。Namun tata kelola dana otsus yang dijalankannya belum mampu membantu Aceh keluar dari区域kemeskinan sesuai标准国家。新疆新疆自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区自治区。Publikasi terbuka, baik berupa dokumen resmi peremintah perperti buku atau keputusan, surat kabar atau majalah, atau referensi ilmiah seperti buku atau journal merupakan data seunder yang digunakan oleh penulis。Temuan menunjukkan bahwa pengelolaan dana otsus tidak memiliki grand design yang matang, sehinga aturan pengelolaannya berubah setiap tahun dan juga dipengaruhi oleh tarik ulur antara pemerintah Aceh dengan pemerintah daerah/kota。Kemudian, princsip akuntabilitas tidak diapapkan dengan baik, sehinga tidak mampu mempengaruhi permasalahan部门kemeskinan di Aceh, menyebabkan kemeskinan Aceh一贯的berada di bawah rata-rata national。