MAKANAN PEMBERIAN AHLI KITAB

Luluk Khusnul Wahidah, Nina Nurrohmah, Wahdah Farhati
{"title":"MAKANAN PEMBERIAN AHLI KITAB","authors":"Luluk Khusnul Wahidah, Nina Nurrohmah, Wahdah Farhati","doi":"10.57163/almuhafidz.v3i2.80","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kehidupan sosial manusia terjadi karena faktor alamiah, saling memenuhi kebutuhan, dan saling ketergantungan. Salah satu contoh kegiatan saling memenuhi kebutuhan adalah terkait dengan kegiatan saling memb eri baik sesama umat muslim ataupun non muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menerangkan halalnya makanan pemeberian dari ahli kitab, tetapi tidak disebutkan secara rinci terkait dengan makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah yang disebut dengan ahli kitab itu sendiri. Maka, pada penelitian ini Penulis akan menggali makna makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah kategori ahli kitab yang dimaksut dalam ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research, yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menelaah teori limit yang digunakan Syahrur dalam menafsirkan Al-Qur’an, kemudian menganalisis permasalah yang diangkat dengan metode yang digunakannya. Teori limit hadir dengan sebuah pendekatan ijtihad yang di rasa stagnan dan kurang selaras dengan perkembangan zaman. Pada penelitian ini juga mengemukakan pendapat ‘ulama salaf ataupun kontemporer, sebagai sebuah rujukan sekaligus perbandingan terhadap tawaran baru yang digunakan Syahrur dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa halal mengonsumsi makanan pemberian ahli kitab, tentunya dengan beberapa syarat terntentu. Adapun yang disebut dengan ahli kitab pada zaman sekarang adalah orang di luar Islam yang tetap meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan, dan tetap berpegang teguh pada kitab yang telah Allah turunkan. Namun dalam proses penentuan hukum ini, Muhammad Syahrur banyak mengesampingkan pendapat-pendapat ‘ulama salaf, sahabat dan bahkan sunnah Nabi sekalipun. Anggapan yang diungkapkannya bahwa sunnah Nabi merupakan sebuah ijtihad yang bersifat lokal-temporal, menjadikan penafsiran ini tidak merujuk kepada satupun hadits sebagai metode penafsiran. Bahkan, perkataan Nabi hanya dijadikan sebagai sebuah perbandingan yang layak untuk dikomentari.","PeriodicalId":33144,"journal":{"name":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AlBayan Jurnal Studi AlQuran dan Tafsir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.57163/almuhafidz.v3i2.80","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kehidupan sosial manusia terjadi karena faktor alamiah, saling memenuhi kebutuhan, dan saling ketergantungan. Salah satu contoh kegiatan saling memenuhi kebutuhan adalah terkait dengan kegiatan saling memb eri baik sesama umat muslim ataupun non muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menerangkan halalnya makanan pemeberian dari ahli kitab, tetapi tidak disebutkan secara rinci terkait dengan makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah yang disebut dengan ahli kitab itu sendiri. Maka, pada penelitian ini Penulis akan menggali makna makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah kategori ahli kitab yang dimaksut dalam ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research, yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menelaah teori limit yang digunakan Syahrur dalam menafsirkan Al-Qur’an, kemudian menganalisis permasalah yang diangkat dengan metode yang digunakannya. Teori limit hadir dengan sebuah pendekatan ijtihad yang di rasa stagnan dan kurang selaras dengan perkembangan zaman. Pada penelitian ini juga mengemukakan pendapat ‘ulama salaf ataupun kontemporer, sebagai sebuah rujukan sekaligus perbandingan terhadap tawaran baru yang digunakan Syahrur dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa halal mengonsumsi makanan pemberian ahli kitab, tentunya dengan beberapa syarat terntentu. Adapun yang disebut dengan ahli kitab pada zaman sekarang adalah orang di luar Islam yang tetap meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan, dan tetap berpegang teguh pada kitab yang telah Allah turunkan. Namun dalam proses penentuan hukum ini, Muhammad Syahrur banyak mengesampingkan pendapat-pendapat ‘ulama salaf, sahabat dan bahkan sunnah Nabi sekalipun. Anggapan yang diungkapkannya bahwa sunnah Nabi merupakan sebuah ijtihad yang bersifat lokal-temporal, menjadikan penafsiran ini tidak merujuk kepada satupun hadits sebagai metode penafsiran. Bahkan, perkataan Nabi hanya dijadikan sebagai sebuah perbandingan yang layak untuk dikomentari.
书中人赐予的食物
人类社会生活发生,因为自然因素,满足对方,相互依存。活动相互满足的例子之一是与活动互相把艾瑞克好家伙穆斯林和非穆斯林。伊斯兰教在'an,安拉halalnya礼物的食物专家解释了书,但不愿透露细节与哪些食物dihalalkan,所谓的专家是谁》本身。因此,在这项研究的作者会挖掘dihalalkan哪些食物的意义,并经专家类别谁节中这意味着。这项研究采用定性的方法或文学图书馆研究,即如何描述和学习Syahrur用于解释伊斯兰教的理论极限'an,然后分析问题的方法被使用。与一个方法ijtihad参加极限理论认为停滞和不符合时代的发展。这项研究也提出了意见,对当代salaf或学者,同时作为一个参考比较Syahrur用于解决问题的新提议任命的。这项研究的结果表明,清真饮食专家《礼物,当然有一些条件那里拿走。至于所谓的专家,《时代》现在是伊斯兰教以外的人仍然相信上帝的作为唯一的上帝,还是坚守上帝所放下的书。然而这律法测定过程中,穆罕默德Syahrur许多抛开“salaf学者观点,朋友,即使逊尼派先知。装模作样逊尼派先知是一个假设的ijtihad lokal-temporal,使这一解释没有指圣训作为解释的方法。事实上,先知的话只是作为一个比较像样的评论。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
2
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信