{"title":"KEUNIKAN KARAKTER UTAMA JAWA KUNA DALAM VISUAL BERCERITA RELIEF KARMAWIBHANGGA BOROBUDUR","authors":"Hendy Hertiasa","doi":"10.5614/jkvw.2023.14.1.2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Relief Karmawibhangga menceritakan bentuk rangkaian cerita pendek dalam lingkaran penuh yang tertanam di kaki candi Borobudur, Jawa Tengah - Indonesia. Saat ini, cerita relief visual belum dapat dimengerti dengan baik oleh sebagian besar pengunjung wisata budaya Borobudur. Dalam media narasi visual apapun, diketahui bahwa tokoh utama menjadi pusat perhatian bagi penonton atau pembaca dalam sebuah cerita. Kemampuan membaca dan memaknai cerita relief khususnya tokoh utama sebagai jangkar cerita, sangat bermanfaat bagi pengunjung untuk membangun pengalaman dan pengetahuan yang lebih berkualitas dalam media wisata budaya Borobudur. Kajian ini berfokus pada gestur tokoh utama dan pendukungnya untuk membentangkan cerita. Dengan melakukan pendekatan analisis struktur teks narasi visual, tentang bentuk cerita yang dikonstruksi oleh peristiwa yang membangun tindakan dan kejadian, sementara keberadaan dapat diwakili oleh karakter dan latar cerita. Sedangkan metode Bahasa Rupa berguna berupa pembacaan visual melalui metode Wimba dan Isi Wimba untuk menganalisis apa dan bagaimana visual relief digambarkan secara rinci dan menyeluruh. Kemudian estetika Navarasa digunakan sebagai metode untuk mengklasifikasikan sembilan makna gerak tubuh, yang mengungkapkan tindakan baik fisik maupun mental karakter utama. Dari analisis yang dilakukan, sebagian besar relief Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Kuna dengan berbagai prilaku dan stratifikasi sosial, budaya dan kebiasaaan. Meskipun estetika Navarasa berasal dari budaya India kuno yang dibawa ke pulau Jawa sebagai pola standar ekspresi ikonografi Hindu-Budha, namun konsep estetika Navarasa telah mengalami transformasi kreatif menjadi bentuk estetika Jawa kuno yang unik dan khas. Hal tersebut dapat dilihat pada visual gestur tokoh utama dan pendukungnya dalam cerita relief Karmawibhangga. Kekhasan gaya visual telah relief Karmawibhangga adalah karakteristik ukuran manusia Jawa Kuna, ditemukan metoda gambar khas relief Borobudur dengan ukuran Tala (telapak tangan). Ukuran tersebut menjadi acuan dalam mengembangkan karakter utama relief, sehingga kita dapat menemukan keunikan karakter utama Jawa Kuna dalam visual bercerita relief Karmawibhangga Borobudur.","PeriodicalId":334900,"journal":{"name":"Wimba : Jurnal Komunikasi Visual","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Wimba : Jurnal Komunikasi Visual","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5614/jkvw.2023.14.1.2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Relief Karmawibhangga menceritakan bentuk rangkaian cerita pendek dalam lingkaran penuh yang tertanam di kaki candi Borobudur, Jawa Tengah - Indonesia. Saat ini, cerita relief visual belum dapat dimengerti dengan baik oleh sebagian besar pengunjung wisata budaya Borobudur. Dalam media narasi visual apapun, diketahui bahwa tokoh utama menjadi pusat perhatian bagi penonton atau pembaca dalam sebuah cerita. Kemampuan membaca dan memaknai cerita relief khususnya tokoh utama sebagai jangkar cerita, sangat bermanfaat bagi pengunjung untuk membangun pengalaman dan pengetahuan yang lebih berkualitas dalam media wisata budaya Borobudur. Kajian ini berfokus pada gestur tokoh utama dan pendukungnya untuk membentangkan cerita. Dengan melakukan pendekatan analisis struktur teks narasi visual, tentang bentuk cerita yang dikonstruksi oleh peristiwa yang membangun tindakan dan kejadian, sementara keberadaan dapat diwakili oleh karakter dan latar cerita. Sedangkan metode Bahasa Rupa berguna berupa pembacaan visual melalui metode Wimba dan Isi Wimba untuk menganalisis apa dan bagaimana visual relief digambarkan secara rinci dan menyeluruh. Kemudian estetika Navarasa digunakan sebagai metode untuk mengklasifikasikan sembilan makna gerak tubuh, yang mengungkapkan tindakan baik fisik maupun mental karakter utama. Dari analisis yang dilakukan, sebagian besar relief Karmawibhangga yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Kuna dengan berbagai prilaku dan stratifikasi sosial, budaya dan kebiasaaan. Meskipun estetika Navarasa berasal dari budaya India kuno yang dibawa ke pulau Jawa sebagai pola standar ekspresi ikonografi Hindu-Budha, namun konsep estetika Navarasa telah mengalami transformasi kreatif menjadi bentuk estetika Jawa kuno yang unik dan khas. Hal tersebut dapat dilihat pada visual gestur tokoh utama dan pendukungnya dalam cerita relief Karmawibhangga. Kekhasan gaya visual telah relief Karmawibhangga adalah karakteristik ukuran manusia Jawa Kuna, ditemukan metoda gambar khas relief Borobudur dengan ukuran Tala (telapak tangan). Ukuran tersebut menjadi acuan dalam mengembangkan karakter utama relief, sehingga kita dapat menemukan keunikan karakter utama Jawa Kuna dalam visual bercerita relief Karmawibhangga Borobudur.