{"title":"Patch Solid Lipid Nanoparticles (SLN) Mengandung Ekstrak Bekatul (Oryza Sativa L.) untuk Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2","authors":"maxius gunawan","doi":"10.48177/BIMFI.V6I2.19","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"a atau sekresi insulin pankreas yang tidak bekerja dengan baik (resistensi insulin) dimana menjadi salah satu prioritas penyakit tidak menular (noncommunicable diseases/NCDs). Dari kasus diabetes yang ada, 90% diantaranya merupakan diabetes melitus tipe 2 (IDF, 2017). Diabetes tipe 2 atau disebut dengan diabetes non-dependen-insulin ini terjadi karena resistensi jaringan terhadap efek insulin dan defisiensi relatif sekresi insulin (WHO, 2016).Diabetes Melitus Tipe 2 lebih sering didiagnosis pada usia yang lebih rendah dan indeks massa tubuh pada pria dibandingkan wanita. Berbagai faktor risiko diabetes adalah usia, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan lainnya. Selain itu, faktor resiko yang berpengaruh adalah kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol (Isnaini, 2018). Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi perokok laki-laki sebanyak 66% dimana sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 6,7% (Pusat Data dan informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013).Penderita diabetes melitus tipe 2, selain memerlukan terapi non-farmakologis seperti mengatur pola makan, berolahraga, tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol juga memerlukan terapi farmakologis yang dapat dilakukan dengan menyuntikkan insulin dan/atau meminum obat antidiabetik oral (Neal, 2012). Namun penggunaan terapi pengobatan dengan insulin memiliki masalah pada pasien yang takut dengan jarum suntik, selain itu pengobatan dengan antidiabetik oral juga memiliki beberapa masalah yaitu adanya efek samping seperti penurunan berat badan, hipoglikemia, gangguan sistem pencernaan, dan lain-lain. Biaya pengobatan diabetes sendiri cukup mahal karena pengobatannya dalam jangka panjang dan bahkan bisa seumur hidup. Biaya yang diperlukan untuk memberi terapi pada pasien yang telah terdiagnosis diabetes di seluruh dunia pada 2011 hingga 2030 sebanyak 1,7 triliun US$ (WHO, 2016). Mempertimbangkan biaya pengobatan diabetes yang cukup tinggi dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat antidiabetes diperlukan suatu terapi alternatif dengan harga yang relatif murah dan memiliki potensi yang kuat serta memiliki efek samping yang minimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan limbah namun berkhasiat dalam terapi pengobatan diabetes melitus, diantaranya adalah bekatul (Sivamaruthi, Kesika and Chaiyasut, 2018).","PeriodicalId":341158,"journal":{"name":"Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI)","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia (BIMFI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.48177/BIMFI.V6I2.19","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
a atau sekresi insulin pankreas yang tidak bekerja dengan baik (resistensi insulin) dimana menjadi salah satu prioritas penyakit tidak menular (noncommunicable diseases/NCDs). Dari kasus diabetes yang ada, 90% diantaranya merupakan diabetes melitus tipe 2 (IDF, 2017). Diabetes tipe 2 atau disebut dengan diabetes non-dependen-insulin ini terjadi karena resistensi jaringan terhadap efek insulin dan defisiensi relatif sekresi insulin (WHO, 2016).Diabetes Melitus Tipe 2 lebih sering didiagnosis pada usia yang lebih rendah dan indeks massa tubuh pada pria dibandingkan wanita. Berbagai faktor risiko diabetes adalah usia, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan lainnya. Selain itu, faktor resiko yang berpengaruh adalah kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol (Isnaini, 2018). Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi perokok laki-laki sebanyak 66% dimana sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 6,7% (Pusat Data dan informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013).Penderita diabetes melitus tipe 2, selain memerlukan terapi non-farmakologis seperti mengatur pola makan, berolahraga, tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol juga memerlukan terapi farmakologis yang dapat dilakukan dengan menyuntikkan insulin dan/atau meminum obat antidiabetik oral (Neal, 2012). Namun penggunaan terapi pengobatan dengan insulin memiliki masalah pada pasien yang takut dengan jarum suntik, selain itu pengobatan dengan antidiabetik oral juga memiliki beberapa masalah yaitu adanya efek samping seperti penurunan berat badan, hipoglikemia, gangguan sistem pencernaan, dan lain-lain. Biaya pengobatan diabetes sendiri cukup mahal karena pengobatannya dalam jangka panjang dan bahkan bisa seumur hidup. Biaya yang diperlukan untuk memberi terapi pada pasien yang telah terdiagnosis diabetes di seluruh dunia pada 2011 hingga 2030 sebanyak 1,7 triliun US$ (WHO, 2016). Mempertimbangkan biaya pengobatan diabetes yang cukup tinggi dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat antidiabetes diperlukan suatu terapi alternatif dengan harga yang relatif murah dan memiliki potensi yang kuat serta memiliki efek samping yang minimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan limbah namun berkhasiat dalam terapi pengobatan diabetes melitus, diantaranya adalah bekatul (Sivamaruthi, Kesika and Chaiyasut, 2018).