IMPLEMENTASI METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN BACA TULIS ALQURAN PADA ANAK DISLEKSIA dan AUTIS di SEKOLAH KHUSUS TARUNA ALQURAN YOGYAKARTA

Nurfiana Hafni, Fika Lutfiana, Edy Safitri
{"title":"IMPLEMENTASI METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN BACA TULIS ALQURAN PADA ANAK DISLEKSIA dan AUTIS di SEKOLAH KHUSUS TARUNA ALQURAN YOGYAKARTA","authors":"Nurfiana Hafni, Fika Lutfiana, Edy Safitri","doi":"10.20885/tullab.vol2.iss2.art9","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia. Tanpa membedakan asal usul, status ekonomi, bahkan kondisi fisik. Disleksia adalah sebuah kondisi seorang anak mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan mengeja. Autis adalah gangguan yang ditunjukkan dengan penguasaan tertunda seperti ecolalia (kemampuan berbicara), mustism (kecemasan sosial), pembalikan kalimat, serta adanya aktivitas bermain yang repetitive dan stereopik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di sekitarnya. Dikutip dari kemendikbud.go.id  pada tahun 2015, dari 1,6 juta anak-anak berkebutuhan khusus, hanya 164.000 anak-anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai kebutuhan mereka hanya 10-11 persen dari seluruh anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia.Riyani  T.  Bondan,  Ketua  Asosiasi  Disleksia  Indonesia,  mengungkapkan,  di dunia, 10 hingga 15 persen anak sekolah menyandang disleksia. Dengan jumlah anak sekolah di Indonesia sekitar 50 juta, diperkirakan lima juta di  antaranya mengalami disleksia. ujarnya. Berdasarkan data dari BPS tahun 2017 mengungkapkan bahwa pelatihan mengenai prevalensi autisme di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilakukan. Pemerintah pernah merilis data perkiraan penyandang autisme di Indonesia dengan menggunakan prevalensi autisme di Hongkong tahun 2008, yakni 1,8 dari 1000 anak. Dengan menggunakan prevalensi tersebut, maka tahun ini ada sekitar 139 ribu penyandang autis berusia 17 tahun ke bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah classroomactionresearch atau PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Hasil penelitian yang di dapatkan adalah penerapan metode multisensori untuk meningkatkan kemampuan baca tulis alquran pada anak disleksia dan autis.  Proses pembelajaran dengan metode ini dapat melibatkan dan mengaktifkan seluruh sensori pada anak, berupa penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pergerakan yang terjadi di sekitar anak tersebut. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam metode belajar ini membutuhkan konsentrasi melihat (Visual), mendengan (Audio), menulis di atas kertas (Kinestetik), dan menelusuri atau meraba (Tactil).","PeriodicalId":134848,"journal":{"name":"At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20885/tullab.vol2.iss2.art9","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara Indonesia. Tanpa membedakan asal usul, status ekonomi, bahkan kondisi fisik. Disleksia adalah sebuah kondisi seorang anak mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan mengeja. Autis adalah gangguan yang ditunjukkan dengan penguasaan tertunda seperti ecolalia (kemampuan berbicara), mustism (kecemasan sosial), pembalikan kalimat, serta adanya aktivitas bermain yang repetitive dan stereopik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di sekitarnya. Dikutip dari kemendikbud.go.id  pada tahun 2015, dari 1,6 juta anak-anak berkebutuhan khusus, hanya 164.000 anak-anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus yang mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai kebutuhan mereka hanya 10-11 persen dari seluruh anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia.Riyani  T.  Bondan,  Ketua  Asosiasi  Disleksia  Indonesia,  mengungkapkan,  di dunia, 10 hingga 15 persen anak sekolah menyandang disleksia. Dengan jumlah anak sekolah di Indonesia sekitar 50 juta, diperkirakan lima juta di  antaranya mengalami disleksia. ujarnya. Berdasarkan data dari BPS tahun 2017 mengungkapkan bahwa pelatihan mengenai prevalensi autisme di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilakukan. Pemerintah pernah merilis data perkiraan penyandang autisme di Indonesia dengan menggunakan prevalensi autisme di Hongkong tahun 2008, yakni 1,8 dari 1000 anak. Dengan menggunakan prevalensi tersebut, maka tahun ini ada sekitar 139 ribu penyandang autis berusia 17 tahun ke bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah classroomactionresearch atau PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Hasil penelitian yang di dapatkan adalah penerapan metode multisensori untuk meningkatkan kemampuan baca tulis alquran pada anak disleksia dan autis.  Proses pembelajaran dengan metode ini dapat melibatkan dan mengaktifkan seluruh sensori pada anak, berupa penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pergerakan yang terjadi di sekitar anak tersebut. Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam metode belajar ini membutuhkan konsentrasi melihat (Visual), mendengan (Audio), menulis di atas kertas (Kinestetik), dan menelusuri atau meraba (Tactil).
多感官方法的实施,以提高诵读困难儿童和自闭症儿童的阅读和学习
教育是每个印尼公民的权利。不知道它的起源,经济地位,甚至身体状况。阅读障碍是孩子在阅读、写作和拼写方面有困难的一种情况。自闭症是一种表现为掌握延迟的疾病,如ecolalia(说话能力)、社交焦虑(社会焦虑)、句子逆转、重复的游戏活动、清晰的记忆路径以及对环境保持秩序的强迫性渴望。引用《go.id》的话说,2015年,在160万特殊儿童中,只有164000万特殊儿童获得了适合他们需要的教育服务。根据这些数据,可以得出结论,只有10%到1%的特殊儿童获得了适合他们需要的教育服务。印度尼西亚诵读困难协会主席Riyani T. Bondan指出,世界上10%到15%的学生患有诵读困难症。据估计,印尼有5000万学童有阅读障碍。他说。根据2017年BPS的数据,目前还没有针对自闭症流行的培训。2008年,印度尼西亚政府发布了估计自闭症患者的数据,释放了1000名儿童中的1.8名。利用这种普遍现象,今年将有3.9万名17岁以下的自闭症患者。本研究采用的方法是课堂行动研究或PTK。这项研究的结果是将多感官疗法应用于阅读和自闭症儿童的古兰经阅读能力。学习过程和方法,这涉及到一个可以激活整个孩子的感官,视觉、听觉、perabaan和周围发生的运动,不适合这些孩子。在这种学习方法中进行的活动需要集中精力观察(视觉)、menal(音频)、写在纸上(动感)、追踪或感觉(Tactil)。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信