Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah

Arif Noor Dhaiman, Tatang Hidayat
{"title":"Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah","authors":"Arif Noor Dhaiman, Tatang Hidayat","doi":"10.37274/mauriduna.v4i1.683","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat pra balig terdiri atas 2 kategori, yakni 7-9 tahun dan 10 tahun ke atas hingga balig. Konsepsi intinya sama, bahwa anak-anak (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) belum diperlakukan sebagai mukalaf yang telah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap diri dan perbuatannya. Hanya saja, dalam penanganannya ada perbedaan, bagi pendidikan anak-anak yang belum mencapai usia 10 tahun, tidak diperkenankan adanya sanksi berupa pukulan dan yang semisalnya, sedangkan jika telah berumur 10 tahun diperbolehkan. Pendidikan tingkat balig merupakan jenjang pendidikan bagi peserta didik yang bukan hanya diharapkan telah terbentuk kepribadiannya, namun juga diupayakan agar mencapai derajat kepakaran pada satu atau beberapa disiplin ilmu. Bahkan terbukti melahirkan para mujtahid yang multidisipliner, semisal Imam asy-Syafi’i. Oleh karenanya, penggolongan remaja dan pemuda (usia SMP dan SMA) sebagai kelompok non-dewasa merupakan kesalahan fatal yang tidak sesuai Syariah Islam, sebagaimana dijelaskan para ulama sejak masa Khilafah Abbasiyyah. Dengan demikian, penyimpangan pada usia tersebut seharusnya dikategorikan sebagai kriminalitas (jarîmah), bukan ditoleransi dengan istilah “kenakalan remaja” atau “kejahatan di bawah umur”. \nThe purpose of this study is to analyze the Management of the Education Curriculum during the Abbasid Caliphate. The research approach used is qualitative with a literature review method. The results showed that the pre-balig level consists of 2 categories, namely 7-9 years and 10 years and above to balig. The core conception is the same, that children (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) have not been treated as mukalaf who have taken full responsibility for themselves and their deeds. It's just that, in handling it, there is a difference, for the education of children who have not reached the age of 10 years, there are no sanctions in the form of blows and the like, while if they are 10 years old, they are allowed. Balig level education is an educational level for students who are not only expected to have formed their personality, but are also sought to achieve a degree of expertise in one or several disciplines. It has even been proven to give birth to multidisciplinary mujtahids, such as Imam asy-Shafi'i. Therefore, the classification of adolescents and youth (middle and high school age) as a non-adult group is a fatal mistake that is not in accordance with Islamic Sharia, as explained by scholars since the time of the Abbasid Caliphate. Thus, deviance at that age should be categorized as criminality (jarîmah), not tolerated with the terms \"juvenile delinquency\" or \"underage crime\".","PeriodicalId":190493,"journal":{"name":"Mauriduna: Journal of Islamic Studies","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mauriduna: Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37274/mauriduna.v4i1.683","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis Manajemen Kurikulum Pendidikan Masa Kekhalifahan Abbasiyah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat pra balig terdiri atas 2 kategori, yakni 7-9 tahun dan 10 tahun ke atas hingga balig. Konsepsi intinya sama, bahwa anak-anak (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) belum diperlakukan sebagai mukalaf yang telah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap diri dan perbuatannya. Hanya saja, dalam penanganannya ada perbedaan, bagi pendidikan anak-anak yang belum mencapai usia 10 tahun, tidak diperkenankan adanya sanksi berupa pukulan dan yang semisalnya, sedangkan jika telah berumur 10 tahun diperbolehkan. Pendidikan tingkat balig merupakan jenjang pendidikan bagi peserta didik yang bukan hanya diharapkan telah terbentuk kepribadiannya, namun juga diupayakan agar mencapai derajat kepakaran pada satu atau beberapa disiplin ilmu. Bahkan terbukti melahirkan para mujtahid yang multidisipliner, semisal Imam asy-Syafi’i. Oleh karenanya, penggolongan remaja dan pemuda (usia SMP dan SMA) sebagai kelompok non-dewasa merupakan kesalahan fatal yang tidak sesuai Syariah Islam, sebagaimana dijelaskan para ulama sejak masa Khilafah Abbasiyyah. Dengan demikian, penyimpangan pada usia tersebut seharusnya dikategorikan sebagai kriminalitas (jarîmah), bukan ditoleransi dengan istilah “kenakalan remaja” atau “kejahatan di bawah umur”. The purpose of this study is to analyze the Management of the Education Curriculum during the Abbasid Caliphate. The research approach used is qualitative with a literature review method. The results showed that the pre-balig level consists of 2 categories, namely 7-9 years and 10 years and above to balig. The core conception is the same, that children (ash-Shabiyy, ash-Shaghîr) have not been treated as mukalaf who have taken full responsibility for themselves and their deeds. It's just that, in handling it, there is a difference, for the education of children who have not reached the age of 10 years, there are no sanctions in the form of blows and the like, while if they are 10 years old, they are allowed. Balig level education is an educational level for students who are not only expected to have formed their personality, but are also sought to achieve a degree of expertise in one or several disciplines. It has even been proven to give birth to multidisciplinary mujtahids, such as Imam asy-Shafi'i. Therefore, the classification of adolescents and youth (middle and high school age) as a non-adult group is a fatal mistake that is not in accordance with Islamic Sharia, as explained by scholars since the time of the Abbasid Caliphate. Thus, deviance at that age should be categorized as criminality (jarîmah), not tolerated with the terms "juvenile delinquency" or "underage crime".
本研究的目的是分析阿巴斯基地主义时期的教育课程管理。所使用的研究方法与库研究方法是定性的。研究发现,从巴里格到巴里格的两种类型分别是7-9年和10年。从本质上讲,孩子们(ash-Shabiyy, ash-Shaghir)还没有被视为对自己和行为完全负责的mukalaf。只有在这种情况下,对于10岁以下的儿童的教育是不允许允许殴打或任何类似的行为,而10岁的儿童是允许的。巴利格教育是教育的一个层次,不仅是培养学习者的个性,而且是努力在某种或某种学科上达到一定程度。它甚至给那些多学科的mujtahid女祭司,比如asy- shafi。因此,青年和青年(初中和高中)作为非成人群体的致命错误是不符合伊斯兰教法的,正如神职人员自阿巴斯哈里发国以来所解释的那样。因此,这种年龄偏差应该被视为犯罪,而不是“青少年犯罪”或“未成年犯罪”。这项研究的目的是分析加里法特Abbasid学期论文的管理情况。这项研究的目的是基于对方法的识字评估。再现显示,两种类别的前巴里格级别的律师需要7-9年和10年的时间来反复试验。核心理念是,孩子们并没有像一群为自己和自己的行为承担全部责任的mukalaf一样被接受。只是,在处理它的过程中,孩子们的教育有所不同,他们没有达到10年的年龄,就像,虽然他们老了10年,他们是可以接受的。巴里格的教育水平是一门针对学生的教育水平,他们不仅期望自己有资格,而且还必须实现在一个或几个问题上存在的要求。这样的阿玛尼。例如,非成年人群体的经典主义是一个致命的错误,即自Caliphate时代以来,学者们一直认为这不是与伊斯兰教法的结合。因此,那个时代的越轨行为应该像罪犯一样被归类,不能容忍“轻罪”或“低犯罪率”。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信