{"title":"Menyingkap Makna Amtsal Laba-laba dalam Al-Qur’an","authors":"Lukman Hakim, Fatimatuzzuhra Fatimatuzzuhra","doi":"10.22373/tafse.v7i1.12530","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Parables are one of the quranic language styles of conveying messages to people. One such parable is to perpetuate the spider house as a symbol of weak protection. Although its basic meaning can be understood simply, the depth of meaning behind the spider amthal in surah al-Ankabut leaves questions for Muslims. This article attempts to explore the interpretation of the mufasir related to the value and education of the parable of the spider house in QS. al-Ankabut: 41. The method used in this study is the analytical method of the text to get a general understanding of the mufasir. From the studies conducted, it was found that this parable is a depiction of errors in seeking protection. The meaning to be conveyed is that there is no essential protection other than the protection of God. Any other form of protection is a weak pseudo-protection, as weak as a cobweb when used as an expectation to protect against rain and storms even though it can be used as a web to catch prey. For the rest, this verse theologically hints at the values of godliness, the power of Allah Swt, and the powerlessness of beings. The lesson is that it is very inappropriate for human beings to ask for sustenance, salvation, blessings, mates and other things other than Allah Swt. Only Allah is the only place to shelter and depend. Perumpamaan merupakan salah satu gaya bahasa Alquran dalam menyampaikan pesan kepada manusia. Salah satu perumpamaan tersebut seperti mengabadikan rumah laba-laba sebagai simbol perlindungan yang lemah. Meskipun makna dasarnya dapat dipahami secara sederhana, tetapi tentang kedalaman makna di balik amthal laba-laba dalam surah al-Ankabut menyisakan pertanyaan bagi umat Islam. Artikel ini mencoba mengekspolarasi penafsiran mufasir terkait nilai dan edukasi dari perumpamaan rumah laba-laba dalam QS. al-Ankabut: 41. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis teks untuk mendapatkan pemahaman umum dari para mufasir. Dari kajian yang dilakukan, ditemukan bahwa perumpamaan ini sebagai penggambaran kesalahan dalam mencari perlindungan. Makna yang ingin disampaikan adalah bahwa tidak ada perlindungan yang hakiki selain perlindungan Allah. Segala bentuk perlindungan lain adalah perlindungan semu yang lemah, selemah sarang laba-laba ketika dijadikan harapan untuk melindungi dari terpaan hujan dan badai meskipun ia dapat dijadikan sebagai jaring untuk menangkap mangsa. Selebihnya, ayat ini secara teologis mengisyaratkan tentang nilai-nilai ketauhidan, kekuasaan Allah Swt, dan ketidak-berdayaan makhluk. Pembelajarannya ialah bahwa manusia sangat tidak pantas untuk meminta rezeki, keselamatan, keberkahan, jodoh dan hal lainnya kepada selain Allah Swt. Hanya Allah satu-satunya tempat berlindung dan bergantung.","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/tafse.v7i1.12530","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Parables are one of the quranic language styles of conveying messages to people. One such parable is to perpetuate the spider house as a symbol of weak protection. Although its basic meaning can be understood simply, the depth of meaning behind the spider amthal in surah al-Ankabut leaves questions for Muslims. This article attempts to explore the interpretation of the mufasir related to the value and education of the parable of the spider house in QS. al-Ankabut: 41. The method used in this study is the analytical method of the text to get a general understanding of the mufasir. From the studies conducted, it was found that this parable is a depiction of errors in seeking protection. The meaning to be conveyed is that there is no essential protection other than the protection of God. Any other form of protection is a weak pseudo-protection, as weak as a cobweb when used as an expectation to protect against rain and storms even though it can be used as a web to catch prey. For the rest, this verse theologically hints at the values of godliness, the power of Allah Swt, and the powerlessness of beings. The lesson is that it is very inappropriate for human beings to ask for sustenance, salvation, blessings, mates and other things other than Allah Swt. Only Allah is the only place to shelter and depend. Perumpamaan merupakan salah satu gaya bahasa Alquran dalam menyampaikan pesan kepada manusia. Salah satu perumpamaan tersebut seperti mengabadikan rumah laba-laba sebagai simbol perlindungan yang lemah. Meskipun makna dasarnya dapat dipahami secara sederhana, tetapi tentang kedalaman makna di balik amthal laba-laba dalam surah al-Ankabut menyisakan pertanyaan bagi umat Islam. Artikel ini mencoba mengekspolarasi penafsiran mufasir terkait nilai dan edukasi dari perumpamaan rumah laba-laba dalam QS. al-Ankabut: 41. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis teks untuk mendapatkan pemahaman umum dari para mufasir. Dari kajian yang dilakukan, ditemukan bahwa perumpamaan ini sebagai penggambaran kesalahan dalam mencari perlindungan. Makna yang ingin disampaikan adalah bahwa tidak ada perlindungan yang hakiki selain perlindungan Allah. Segala bentuk perlindungan lain adalah perlindungan semu yang lemah, selemah sarang laba-laba ketika dijadikan harapan untuk melindungi dari terpaan hujan dan badai meskipun ia dapat dijadikan sebagai jaring untuk menangkap mangsa. Selebihnya, ayat ini secara teologis mengisyaratkan tentang nilai-nilai ketauhidan, kekuasaan Allah Swt, dan ketidak-berdayaan makhluk. Pembelajarannya ialah bahwa manusia sangat tidak pantas untuk meminta rezeki, keselamatan, keberkahan, jodoh dan hal lainnya kepada selain Allah Swt. Hanya Allah satu-satunya tempat berlindung dan bergantung.
寓言是古兰经向人们传递信息的语言形式之一。其中一个寓言是将蜘蛛屋作为脆弱保护的象征。虽然它的基本含义可以简单地理解,但在安卡布特章中蜘蛛amthal背后的深层含义给穆斯林留下了问题。本文试图探讨《QS蜘蛛屋寓言》中与价值和教育相关的木法西尔的解读。al-Ankabut: 41。本研究采用的方法是文本分析法,对木法西尔有一个大致的了解。从所进行的研究中发现,这个寓言是对寻求保护的错误的描述。要传达的意思是,除了上帝的保护之外,没有必要的保护。任何其他形式的保护都是一种弱的伪保护,就像蛛网一样弱,当它被用作抵御雨和风暴的期望时,即使它可以被用作捕获猎物的网。对于其他人来说,这节经文在神学上暗示了敬虔的价值观,安拉的力量,以及人类的无能为力。教训是,人类祈求安拉以外的食物、拯救、祝福、伴侣和其他东西是非常不合适的。只有真主是唯一的避难所和依靠。在《古兰经》中,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Salah satu perumpamaan tersebut seperti mengabadikan rumah laba-laba sebagai象征着perlindungan yang lemah。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。”Artikel ini mencoba mengekspolarasi penafsiran mufasir terkait nilai danedukasi dari perumpamaan rumah laba-laba dalam QS。al-Ankabut: 41。方法分析:方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析。达里卡坚杨dilakukan, ditemukan bahwa perumpamaan ini sebagai penggambaran kesalahan dalam mencari perlindungan。Makna yang ingin disampaikan adalah bahwa tidak ada perlindungan yang hakiki selain perlindungan安拉。我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿,我的女儿是我的女儿。Selebihnya, ayat ini secara technologia mengisyaratkan tentang nilai-nilai ketauhidan, kekuasaan Allah Swt, dan ketitak -berdayaan makhluk。Pembelajarannya ialah bahwa manusia sangat tidak pantas untuk meminta rezeki, keselamatan, keberkahan, jodoh dan hal lainnya kepada selain Allah swat。汉雅,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉,安拉